Pasca Perceraian LANDASAN TEORI

malu, tidak bertanggung jawab terhadap perbuatannya dan berbohong. Sedangkan dampak ekonomis anak berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup anak yang kurang dan pendidikan anak yang menjadi terabaikan. Akibatnya anak menjadi malas belajar dan tidak mendapatkan peringkat dikelas.

2.7 Pasca Perceraian

Setelah terjadinya perceraian tentu saja membawa dampak yang sangat besar terhadap mantan suami, bekas istri, dan anak- anak mereka. Secara otomatis setelah perceraian perubahan yang terjadi adalah perubahan status dari mantan pasangan yang pernah hidup bersama sebagai suami istri, meskipun ada perubahan status bagi orang tua tetapi hal tersebut tidak berlaku terhadap anak, karena tidak adanya istilah mantan anak. Selain trauma, Landis juga melihat perlakuan orang tua terhadap anak setelah perceraian. Ditemukan hampir separuh dari anak-anak tersebut merasa harus merelakan waktunya bersama sang anak demi pemenuhan kebutuhannya. Permasalahan yang tidak terselesaikan baik sebelum dan sesudah perceraian akan lebih memperburuk hubungan antar keduannya, sehingga mereka akan semakin menjelek-jelekan satu sama lain. Hal tersebut akan membuat sang anak mengalami luka batin. Luka batin tersebut meliputi perasaan kecewa, takut, rasa tidak aman dan frustasi yang berkapanjangan. Kemungkinan anak akan menunjukan perasaan tersebut dengan perubahan sikap, cenderung untuk menyerang dan depresi. Orang tualah yang harus berlaku bijak dalam bersikap karena bagi seorang anak sangatlah sulit menerima perpisahan dari kedua orang tuanya, sehingga kedua orang tua harus bekerja sama agar sang anak dapat menyesuaikan diri secara positif terhadap perceraian orang tuanya. Orang tua harus memberikan tanggung jawab terhadap pendidikan, pengontrolan perilaku anak, penanaman nilai-nilai moral dan etika, menjamin kesehatan anak, perawatan, kasih sayang, pakaian, tempat tinggal sandang pangan papan. Anak-anak yang menjadi korban perceraian pada umumnya lebih suka menyendiri, kehilangan motivasi belajar, dan suka membolos. Dalam hal penanaman nilai-nilai moral, norma dan etika orang tua harus melalui proses sosialisasi dengan mencontohkan perilaku yang sesuai dengan nilai, norma dan etika yang ada dalam masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN