Berfungsi sebagai penyimpan semua data dan informasi baik yang dinamis maupun statis serta semua perubahan informasi yang didapat
dari server SCADA.
c. Sub Sistem Komunikasi Berfungsi sebagai kontrol komunikasi ke RTUremote station
dengan model polling serta sinkronisasi yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan. Model polling yang dapat diterapkan adalah:
• Intelligent Reply, merupakan jawaban dari broadcast polling
jika mengalami perubahan saja. •
Active Reply, RTU secara aktif menyampaikan informasi jika terjadi perubahan tanpa menunggu polling.
• Sampling Reply, yaitu polling yang dilakukan terhadap masing-
masing RTUremote station untuk mendapat jawaban langsung
4.3.1.4 Disaster Recovery
Disaster Recovery merupakan suatu bentuk proteksi dan back-up sistem SCADA secara otomatis atau manual untuk melakukan recovery
informasi-informasi sistem SCADA jika terjadi bencana alam atau gangguan pada salah satu server sehingga segala bentuk aktifitas pada
sistem masih dapat dilakukan dengan server lainnya. Penormalan kembali sistem dapat secara otomatis atau manual jika area yang terkena
bencana atau gangguan sudah pulih kembali. Peta mitigasi bencana propinsi Jawa Timur ditunjukkan oleh gambar 4.12.
52
Gambar 4.12 Peta Mitigasi Bencana Propinsi Jatim
Gambar 4.13 Sistem SCADA Keadaan Normal
Dalam keadaan normal operasi, sistem di wilayah timur akan di back-up oleh server di DCC Probolinggo sedangkan wilayah tengah dan
barat di back-up oleh DCC Surabaya seperti ditunjukkan pada gambar 4.13. Ketika server DCC Probolinggo mengalami gangguan maka
keseluruan sistem di back-up oleh server DCC surabaya seperti ditunjukkan oleh gambar 4.14. Hal ini juga berlaku ketika DCC
53
Surabaya mengalami gangguan maka keseluruan sistem di back-up oleh server DCC Probolinggo seperti ditunjukkan oleh gambar 4.15.
Tampilan HMI di DCC dapat dilihat pada gambar 4.16 dan 4.17.
Gambar 4.14 Skema Recovery SCADA Wil. Timur
Gambar 4.15 Skema Recovery SCADA Wil. Tengah Barat
54
Gambar 4.16 Tampilan HMI SCADA di Worldview
Gambar 4.17 Tampilan Home Gardu Induk di Worldview 4.3.2 Sistem Telekomunikasi
55
Sistem telekomunikasi di dalam SCADA mencakup media komunikasi serta peralatan pendukungnya. Media komunikasi ini
menjadi penghubung antara master station dengan remote station untuk melakukan pertukaran data. Media dikatakan baik apabila memenuhi
syarat sebagai berikut : a. Ketersediaan yang sangat tinggi
b. Integritas data yang sangat tinggi c. Mendukung operasi real time
d. Efisiensi transfer informasi yang tinggi e. Operasi yang bebas interferensi elektromagnetik yang tinggi.
Gambar 4.18 Komunikasi GPRS Titik Remote SUTM 20 kV
PLN APD Jatim menggunakan jasa vendor PT. Indonesia Comnet Plus PT.Icon+, PT.Telkomsel dan PT. XL Axiata untuk jalur dan
routing jaringan telekomunikasi. Bandwidth Link Komunikasi DCC APD Jatim :
• Link DCC Surabaya–DCC Probolinggo = 2 Mbps Clear
Channel •
Link DCC Surabaya–DCC Kertosono = 2 Mbps Clear Channel
• Substations–DCC via IP-VPN = bandwidth VPN DCC: 2
Mbps, Substation: 512 kbps
56
Gambar 4.19 Komunikasi Wifi Titik Remote SUTM 20 kV
Beberapa media komunikasi data yang dipakai PLN APD Jatim antara lain :
1. Fiber Optic Fiber Optic merupakan media komunikasi dimana data di konversi
menjadi sinyal cahaya kemudian dilewatkan melalui pipa yang terbuat dari kaca serat optik. Media ini paling banyak digunakan
oleh PT.Indonesia Comnet sebagai vendor penyedia layanan komunikasi di PLN APD Jatim. Keunggulan fiber optic dibanding
media komunikasi yang lain adalah : a. Mempunyai lebar bandwidth yang besar.
b. Memiliki kecepatan transmisi tinggi c. Ukuran relatif kecil
d. Mempunyai rugi-rugi yang relatif kecil e. Keamanan dan kehandalan tinggi
Media ini dipakai untuk menghubungkan antara DCC dengan perangkat remote di gardu induk melalui routing komunikasi yang
diatur oleh PT.Indonesia Comnet. Meskipun fiber optic mempunyai banyak keunggulan tapi ternyata tidak semua gardu induk dapat
langsung dipasang media ini karena kondisi geografis yang tidak memungkinkan. Solusi lain adalah menggunakan wifi untuk
menyambungkan dengan gardu induk terdekat kemudian disambungkan dengan fiber optic. Cara setting commline pada
57
perangkat yang terhubung dapat dilihat pada gambar 4.20 dan gambar 4.21
Gambar 4.20 Setting Commline di Gardu Induk
2. Digital Radio Digital radio merupakan komunikasi yang memanfaatkan udara
bebas sebagai media transfer data melalui antena. PLN APD Jatim mulai meninggalkan media ini karena mudah terinterfensi oleh sinyal
lain yang mempunyai frekuensi berdekatan maupun pengaruh cuaca sehingga komunikasi ini dinilai kurang reliable.
3. Data GPRS General Packet Radio Service Data GPRS merupakan salah satu media komunikasi data wireless
yang disediakan oleh operator seluler. Bentuk komunikasi ini pada penerapan di APD Jatim dapat dilihat pada gambar 4.18. Jenis
komunikasi ini digunakan PLN APD Jatim untuk : a. Menghubungkan master dengan LBSRecloser di gardu hubung.
b. Monitoring kwh meter pembanding incoming 20 kV di tiap
gardu induk. Dalam penerapannya PLN APD Jatim menggunakan jasa network
VPN PT.Telkomsel dan PT. Excelcomindo, akan tetapi karena komunikasi ini sering mengalami gangguan sehingga secara
perlahan PLN APD Jatim mulai mengganti dengan media wifi.
4. Wifi
58
Wifi adalah suatu teknologi transfer data melalui udara bebas dengan menggunakan gelombang radio melalui antenna seperti ditunjukkan
pada gambar 4.19. Jenis komunikasi ini digunakan PLN APD Jatim untuk :
a.
Menghubungkan LBSRecloser dengan gardu induk. b.
Menghubungkan antar gardu induk yang terkendala geografis.
Gambar 4.21 Setting Commline di Titik Remote Motorize
5. Radio Trunking Merupakan teknologi komunikasi suara dengan konsep pemakaian
jalur komunikasi channel secara bersama-sama dalam sebuah sistem oleh beberapa group pemakai. Meskipun channel digunakan
secara bersama tetapi tidak akan saling menggangu karena sistem trunking memakai sebuah switching otomatis sehingga semua
pemakai yang tergabung dalam sistem dapat memanfaatkan channel manapun yang sedang tidak dipergunakan. Dengan demikian dapat
mengefisiensikan penggunaan pita frekuensi dan meminimalisasi waktu tunggu untuk memulai pembicaraan. Radio trunking ini
digunakan PLN APD Jatim untuk komunikasi antar operator gardu induk dan master station dengan menambahkan beberapa repeater
untuk cakupan arena yang luas.
59
Gambar 4.22 Kontroler Motorola Quantar Intelli
Pada gambar 4.23 menjelaskan perbedaan antara sistem radio konvensional dan trunking,. Pada sistem konvensional, ketika akan
melakukan komunikasi tetapi channel sedang digunakan maka akan terjadi antrian meskipun channel yang lain sedang kosong. Berbeda
dengan sistem trunking, channel komunikasi diatur oleh kontroler sehingga tidak akan terjadi antrian selama ada channel lain yang
sedang kosong. Kontroler pada trunking dapat diprogram dan disesuaikan dengan kebutuhan seperti kebutuhan private supervisory
maupun panggilan group. Konsep panggilan group pada gambar 4.24, digunakan untuk melakukan komunikasi antar anggota
kelompok pembicaraan talkgroup yang sama sedangkan group lain tidak dapat berinteraksi. Sedangkan konsep private supervisory pada
gambar 4.25, digunakan untuk mencegah agar para pengguna radio yang tidak diinginkan mendengar isi pembicaraan walaupun
mereka berada pada kelompok pembicaraantalkgroup yang sama. Perangkat kontroler yang dipakai di APD Jatim yaitu Motorola
Quantar Intelli seperti ditunjukkan pada gambar 4.22.
Gambar 4.23 Sistem Radio Konvensional dan Trunking
60
Gambar 4.24 Ilustrasi Konsep Panggilan Group
Gambar 4.25 Ilustrasi Konsep Private Supervisory 4.3.3 Remote Terminal Unit RTU dan Peripheral
RTU merupakan perangkat yang berfungsi sebagai konsentrator pada remote station gardu Induk atau gardu hubung untuk menerima
data dari master station dan melakukan kontrol ke peralatan tenaga listrik serta mengirimkan data akuisisi ke master station. Dengan kata
lain RTU merupakan perangkat pada lapangan yang menjalankan fungsi telemetering, telesignal dan telekontrol. RTU ditempatkan pada suatu
backplane dalam rakkubikel yang terdiri dari beberapa modul, yaitu : a. Modul power supply.
b. Modul CPU. c. Modul communication.
d. Modul digital input DI. e. Modul digital output DO.
f. Modul analog input AI.
61
Merek RTU yang dipakai di PLN APD Jatim beserta area penggunaannya dijelaskan pada tabel 4.1 dan bentuk fisik dapat dilihat
pada gambar 4.26 sedangkan spesifikasi protokol tiap RTU dijelaskan pada tabel 4.2.
Tabel 4.1 Penggunaan RTU Pada Area Operasional SCADA
Tabel 4.2 Penggunaan Protokol Pada RTU
Pengaturan protokol antara RTU dan master station harus sama jika tidak maka komunikasi tidak dapat dilakukan. Penggunaan protokol
di remote station dapat dilihat pada gambar 4.27.
Gambar 4.26 RTU Existing di PLN APD Jatim
62
Gambar 4.27 Konfigurasi Protokol Pada Remote Station
Gambar 4.28 Alur Informasi Sistem SCADA
Pada gambar 4.28 menjelaskan alur informasi yang terjadi pada sistem SCADA, dimana informasi tersebut terdiri dari beberapa jenis,
yaitu : 1. Informasi KejadianEvent
Memuat informasi yang berkaitan dengan : a. Gangguan catu daya
b. Gangguan penyulang c. Komunikasi RTU terputus
d. Deteksi OCR e. Deteksi DGR
63
2. Informasi Change State Memuat informasi yang berkaitan dengan status CB Buka, Tutup,
Invalid 3. Informasi Telekontrol
Memberikan informasi perintah yang berkaitan dengan bukatutup PMT
4. Informasi Telemetering Memuat informasi yang berkaitan parameter terukur CB
arus,tegangan,daya, dan lain-lain
4.3.3.1 Konfigurasi RTU Pada Sistem Konvensional