E. Juru Sita
Selain sekretaris, pada setiap Pengadilan Negeri juga ditetapkan adanya juru sita dan juru sita pengganti, Juru sita adalah seorang pejabat pengadilan yang ditugaskan
melakukan panggilan-panggilan dan peringatan-peringatan atau ancaman-ancaman secara resmi terhadap orang yang berutang atau yang telah dikalahkan dalam suatu
perkara perdata dan juga melakukan penyitaan-penyitaan
3
.
2.3. Tata Cara Beracara di Pengadilan Negeri
Untuk memproses suatu perkara perdata di Pengadilan Negeri, langkah awal yang harus dilakukan adalah memasukan gugatan oleh penggugat kepada Kepaniteraan
Pengadilan Negeri dan melunasi biaya perkara. Ia tinggal menunggu pemberitahuan hari sidang.
Kemudian setelah gugatan didaftar dan dibagikan dengan surat penetapan penunjukan oleh ketua Pengadilan Negeri kepada Hakim yang akan memeriksanya,
maka hakim yang bersangkutan dengan surat penetapan menentukan hari sidang perkara tersebut dan seklaigus menyuruh memanggil kedua belah pihak agar menghadap di
Pengadilan Negeri pada hari sidang yang telah ditetapkan dengan membawa saksi dan bukti-bukti yang diperlukan. Pemanggilan dilakukan oleh juru sita yang menyerhakan
surat panggilan beserta surat salinan gugat itu kepada tergugat pribadi di tempat tinggalnya. Pada sidang yang telah ditentukan, hakim ketua sidang yang didampingi
oleh panitera membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum. Ini berarti bahwa setiap orang boleh mendengarkan jalanya persidangan, yang secara formil dapat
mengadakan control dan dengan demikian hakim dapat mempertanggung jawabakan pemeriksaan yang fair serta tidak memihak kepada masyarakat.
3 http:peradilan-di-indonesia.blogspot.de201209prosedur-beracara-dalam-
peangadilan.html oleh Lisa di akses hari Minggu, 1 November 2015
7
Setelah dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum, maka kedua belah pihak penggugat dan tergugat dipersilahkan untuk masuk
4
. Hakim memulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Penggugat
dan tergugat a Identitas Penggugat.
b Identitas Tergugat c Apa sudah mengerti didatangkanya para pihak, di muka sidang Pengadilan.
d Hakim menghimbau agar dilakukanya perdamaian, sedua dengan Perma no 1 Tahun 2008.
Jadi, pada sidang pertama ini sifatnya merupaka cecking identitas para pihak dan apakah para pihak sudah mengerti mengapa mereka dipanggil untukmenghadiri sidang.
Setelah para pihak dianggap sudah mengerti, maka hakim menghimbau agar kedua belah pihak mengadakan perdamaian kemudian sidang ditangguhkan. Lalu selajutnya
pada pelaksanaan sidang kedua Jawaban Tergugat. Apabila para pihak dapat berdamai maka ada dua kemungkinan yakni, gugatan
dicabut atau mereka mengadakan perdamaian di luar atau di muka sidang. Apabila perdamaian dilakukan diluar sidang maka hakim tidak ikut campur. Kedua belah pihak
berdamai sendiri, apabila tidak tercapai suatu perdamaian, maka sidang dilanjutkan dengan jawaban tergugat. Jawaban ini dibuat rangkap tiga, lembar pertama untuk
penggugat, lembar kedua untuk hakim dan lembar ketiga untuk arsip tergugat sendiri. Sidang ketiga yaitu “Replik”, pada sidang ini Pengguat menyerahkan replik, satu untuk
hakim, satu untuk tergugat dan satu untuk disimpan penggugat sendiri. Replik sendiri adalah tanggapan penggugat dari jawaban tergugat. Lanjut sidang berikutnya keempat
Duplik, dalam sidang ini Tergugat menyerahkan duplik, yakni jawaban tergugat terhadap duplik penggugat. Setelah itu berlanjut kepada sidang selajutnya yang kelima
4
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia. Liberty, Yogyakarta, 1988,hal 75.
8
Pembuktian dari Penggugat sidang kelima dapat disebut sidang Pembuktian oleh penggugat. Disini Penggugat mengajukan bukti-bukti yang memperkuat dalil-dalil
penggugat sendiri dan melemahkan dalil-dalil Tergugat. Bukti yang dimaksud terdiri dari surat dan saksi-saksi.
Sidang keenam disebut dengan Pembuktian Tergugat, jalanya sidang sama dengan sidang kelima dengan catatan bahwa yang mengajukan bukti-bukti dan saksi adalah
Tergugat. Sidang ketujuh adalah sidang penyerahan kesimpulan, disini kedua belah pihak membuat kesimpulan dari hasil sidang tersebut. Isi pokok kesimpulan sudah
barang tentu yang menguntungkan para pihak sendiri. Dan yang terakhir sidang kedelapan, sidang ini dinamakan sidang putusan hakim. Dalam sidang ini hakim
membaca putusan yang seharusnya dihadiri oleh kedua belah pihak. Setelah selesai membaca putusan maka hakim mengetuk palu 3 kali dan para pihak diberi kesempatan
untuk mengajukan banding apabila tidak puas dengan putusan hakim
5
.
2.4. Surat Gugatan dan Contoh Tentang Wanprestasi