Klasifikasi Ketrampilan Gerak Bermain

1. Tahap Sensorimotorik Pada tahap ini piaget menggambarkan seperti “berpikir melalui gerak tubuh”. Dengan kata lain kemampuan untuk belajar dan meningkatkan kemampuan intelektual berkembang sebagai suatu hasil dari perilaku gerak dan konsekuensinya. Gerak selalu berhubungan dengan proses berpikir pada tahap sensorimotor, pengetahuan dan berpikir muncul sebagai hasil atau akibat dari perilaku yang terjadi melalui gerak tubuh, tahap ini terjadi sejak lahir sampai usia 2 tahun. 2. Tahap Preoperasional Pada tahap ini anak masih belum memiliki kemampuan untuk berpikir logis atau operasional. Pada tahap ini dibagi dua sub bagian, yaitu prekonseptual yaitu anak yang berusia antara 2 tahun sampai 4 tahun dan intuitive yaitu anak yang berusia antara 4 tahun sampai 7 tahun. 3. Tahap Konkret Operasional Karakteristik umum pada tahap ini adalah bertambahnya kemampuan dari variabel dalam situasi problem solving. Kemampuan ini dapat memiliki dampak penting untuk perkembangan motorik, tahap ini terjadi pada anak berusia 8 sampai 11 tahun. 4. Tahap Formal Operasional Tahap ini terjadi pada anak usia 11 sampai 12 tahun, merupakan kemampuan untuk mempertimbangkan ide-ide yang tidak didasarkan pada realita. Anak sudah mampu berpikir abstrak.

2.1.10. Klasifikasi Ketrampilan Gerak

Barbara Godfrey dan Newel Kephart 1969 dalam Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra 2000: 80 menyatakan, keterampilan gerak lebih berupa kegiatan yang dibatasi dalam keluasannya dan melibatkan suatu gerakan tunggal atau sekelompok kecil gerak tertentu yang ditampilkan dengan tingkat kecepatan dan kecermatan yang tinggi. Pada dasarnya keterampilan merupakan penghalusan gerak dari pola-pola gerak dasar. Penggolongan keterampilan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan stabilitas lingkungan, jelas tidaknya titik awal serta titik akhir dari gerakan, danketepatan gerakan yang dimaksud. Penggolongan ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan dalam keterampilan, sehingga memudahkan bagi pendidik dalam membuat tahapan pembelajaran. 2.1.11. Modifikasi Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu, “Developmentally Appropriate Practice” DAP. Artinya tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan kemampuan anak dan dapat membantu perubahan tersebut. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar dapat mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP, termasuk di dalamnya “body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran pendidikan jasmani. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya Yoyo Bahagia, 2000: 1.

2.1.12. Bermain

Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan rasa senang, suka rela, bersungguh-sungguh, tetapi bukan merupakan suatu kesungguhan, dan semata-mata hanya memperoleh kesenangan dalam bermainnya Sukintaka, 1992: 91. Bermain merupakan kegiatan yang dipilih oleh anak sendiri, kegiatan yang serius tetapi menyenangkan, dilakukan dengan suka rela tanpa ada paksaan, akan tetapi bermain juga bukan merupakan suatu kesungguhan melainkan hanya merupakan wahana untuk memperoleh kesenangan saja.

2.1.13. Permainan dan Pendidikan jasmani

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN PENCAK SILAT MELALUI LINGKARAN ROTAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DAN VI DI SD YPPK SANTO LUKAS KOLAM DISTRIK MUTING PROVINSI PAPUA TAHUN 2015

10 190 151

MODEL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BOLABASKET MELALUI PERMAINAN LUMBA JARING BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TALANG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015

1 6 145

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS V MI ISLAMIYAH PASARBATANG BREBES

0 5 99

MODEL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI PERMAINAN TAKBALL BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI SRONDOL WETAN 05 BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2014

0 14 95

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN BASKET SODOR DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 MUNENG KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

0 7 125

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN PASSBALL AREA PADA PEMBELAJARAN BOLA BASKET DI SD YPPK AMGOTRO-YURUF KABUPATEN KEEROM -

0 0 58

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN “TRIANGLE FOOTBALL” DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN PADA SISWA KELAS IV DAN V SD YPK FORWASI DISTRIK SENGGI KAB. KEEROM PROVINSI PAPUA -

0 1 54

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI PERMAINAN BONTENGAN ADU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KALIPRAU KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2015 2016 -

0 0 48

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN BLODBAS UNTUK PEMBELAJARAN BOLABASKET SISWA KELAS XI SMA NEGERI DI KOTA TEGAL TAHUN AJARAN 2015 2016 -

0 0 67

MODEL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BOLABASKET MELALUI PERMAINAN PASSING MENCARI KATA DALAM PENJASORKES BAGI SISWA KELAS V SD DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 2015 -

0 0 60