2
interaksi gelombang elektromagnetik dengan permukaan bumi.
Energi elektromagnetik yang mengenai suatu objek, akan mengalami tiga
bentuk energi. Interaksi ke-3 jenis energi ini dapat ditulis dengan :
λ λ
λ λ
ET EA
ER EI
+ +
=
......1 Keterangan :
EI λ = Energi EM yang diterima
ER λ = Energi EM yang direfleksikan
EA λ = Energi EM yang absorbsi
ET λ = Energi EM yang ditransmisikan
Gambar 1. Kurva pantulan spektral vegetasi, tanah dan air Lillesand and Kiefer, 1993
Modis adalah salah satu instrumen utama yang dibawa Earth Observing System
EOS Terra Satellite, yang merupakan bagian dari program antariksa Amerika
Serikat, National Aeronautics and Space Administration
NASA. Satelit Terra diluncurkan pada
Desember 1999 dan telah disempurnakan dengan satelit Aqua pada tahun 2002.
MODIS mengorbit bumi secara polar pada ketinggian 705 km. lebar cakupan yang pada
permukaan bumi setiap putarannya 2330 km. pantulan gelombang elektromagnetik
yang diterima sensor MODIS sebanyak 36 kanal 36 interval panjang gelombang,
mulai dari 0.405 µm – 14.385 µm 1 µm = 11,000,000 meter. Untuk mengetahui
karakteristik kanal – kanal satelit MODIS dapat dilihat pada Tabel 1.
2.
2 Suhu Permukaan
Suhu permukaan didefinisikan sebagai suhu bagian terluar dari suatu objek.
Suhu permukaan suatu objek tidak sama tergantung pada sifat fisik permukaan objek.
Sifat fisik objek tersebut adalah emisivitas, kapasitas panas jenis dan konduktivitas
thermal. Jika suatu objek memiliki emisivitas dan kapasitas panas jenis yang
tinggi sedangkan konduktivitas thermalnya rendah maka suhu permukaannya akan
menurun, contohnya pada permukaan tubuh air. Sedangkan jika suatu objek memiliki
emisivitas dan kapasitas panas jenis yang rendah dan konduktivitas thermalnya tinggi
maka suhu permukaan akan meningkat, contohnya pada permukaan darat Sutanto,
1994.
Selanjutnya oleh Stefan-Boltzmann hubungan radiasi dengan suhu permukaan
dinyatakan dalam rumus :
4 s
F T
ε σ =
......................................2 Keterangan :
F : Limpahan radiasi MJ m
2
hari ε : Emisivitas permukaan ε =1, pada
benda hitam σ : Tetapan Stefan-Boltzmann 5.6710
-8
Wm
2
K
4
T
s
: Suhu permukaan K
2. 3 NDVI
NDVI Normalized Difference Vegetation Index atau indeks vegetasi
adalah indeks yang menggambarkan tingkat kehijauan suatu tanaman. Nilai NDVI
berkisar antara -1 sampai 1. nilai ini menggambarkan bahwa semakin tinggi
nilainya maka kondisi tanaman tampak subur dan rapat, sebaliknya jika nilainya
semakin rendah maka kondisi tanaman kurang subur atau terjadi pembukaan lahan
hutan maupun persawahan. NDVI merupakan indeks yang dibuat dengan
berbagai asumsi dan tengantung pada ekstrasi nilai digital kanal dari citra satelit.
Banyak faktor yang menyebabkan korelasi yang lemah antara NDVI dan vegetasi,
seperti sudut radiasi surya, sudut pemantauan satelit, faktor-faktor atmosfer
seperti debu aerosol dan uap air maupun faktor vegetasi itu sendiri seperti struktur
kanopi Asner, 2000. 2.
4 Evapotranspirasi
Evaporasi adalah suatu jumlah maksimum dari air yang berhasil diubah ke
dalam fase uap air, berlangsung pada suatu permukaan rata, datar dan basah yang dapat
dicapai secara bebas oleh seluruh faktor – faktor iklim Robertson, 1955.
Evapotranspirasi adalah kombinasi dari dua proses yaitu proses kehilangan air
pada permukaan tanah yang disebut evaporasi dan proses kehilangan air dari
tanaman Allen, et al., 1998. Pada daerah bervegetasi, air diuapkan dari
permukaan tanaman melalui jaringan
3
tanaman dengan proses fisiologi yang disebut transpirasi. Di alam proses evaporasi
dan transpirasi terjadi bersama – sama sehingga menimbulkan istilah yang disebut
evapotranspirasi. Tabel 1. Karakteristik dan kegunaan umum kanal – kanal satelit MODIS
Kanal Reflektan nm Emisivitas
µm Kegunaan
1 620 - 670
- Transformasi absolut penutupan lahan, vegetasi, klorofil vegetasi
2 841 - 846
- Jumlah awan, transformasi penutupan lahan
3 459 - 479
- Perbedaan tanahvegetasi
4 545 - 565
- Vegetasi hijau
5 1230 -
1250 -
Perbedaan kanopidaun
6 1628 -
1652 -
Perbedaan awansalju
7 2105 - 2155
- Sifat awan, sifat permukaan
8 405 - 420
- Klorofil
9 438 - 448
- Klorofil
10 483 - 493
- Klorofil
11 526 - 536
- Klorofil
12 546 - 556
- Sedimen
13h 662 - 672
- Atmosfer, sedimen
13l 662 - 672
- Atmosfer, sedimen
14h 673 - 683
- Sebaran klorofil
14l 673 - 683
- Sebaran klorofil
15 743 - 753
- Sifat aerosol
16 862 - 877
- Sifat aerosol, sifat atmosfer
17 890 - 920
- Sifat atmosfer, sifat awan
18 931 - 941
- Sifat atmosfer, sifat awan
19 915 - 965
- Sifat atmosfer, sifat awan
20 -
3.660 - 3.840 Suhu permukaan awan
21 -
3.929 - 3.989 Kebakaran hutan dan gunung berapi
22 -
3.929 - 3.989 Suhu awan, suhu permukaan
23 -
4.020 - 4.080 Suhu awan, suhu permukaan
24 -
4.433 - 4.498 Fraksi awan, suhu troposfer
25 -
4.482 - 4.549 Fraksi awan, suhu troposfer
26 1.360 - 1.390
- Fraksi awan Cirrus tipis, suhu troposfer
27 -
6.535 - 6.895 Kelembaban troposfer bagian tengah
28 -
7.175 - 7.475 Kelembaban troposfer bagian atas
29 -
8.400 - 8.700 Suhu permukaan
30 - 9.580 -
9.880 Ozon
31 -
10.780 - 11.280 Suhu awan, kebakaran hutan dan gunung berapi, suhu permukaan
32 -
11.770 - 12.270 Tinggi awan, kebakaran hutan dan gunung berapi, suhu permukaan
33 -
13.185 - 13.785 Fraksi awan, tinggi awan
34 -
13.485 - 13.785 Fraksi awan, tinggi awan
35 -
13.785 - 14.085 Fraksi awan, tinggi awan
36 -
14.085 - 14.385 Fraksi awan, tinggi awan
Sumber : http: LPDAAC.usgs.govmodistable2.asp
Laju evapotranspirasi suatu area ditentukan oleh dua kendali utama yaitu
ketersediaan kelengasan pada permukaan dan kemampuan atmosfer untuk
menguapkan dan memindahkan uap air ke atmosfer. Jika kelengasan selalu tersedia,
kemudian evapotranspirasi akan terjadi pada laju maksimum yang memungkinkan pada
lingkungannya dikenal dengan konsep evapotranspirasi potensial ETp. Menurut
Handoko 1994 hubungan antara ETp dengan evapotranspirasi standar yang
4
terukur dengan lysimeter ETo adalah ETp ≈ ETo.
Evapotranspirasi dipengaruhi oleh faktor – faktor cuaca, jenis dan tingkat
pertumbuhan vegetasi, serta kelengasan dan sifat fisik tanah. Faktor – faktor cuaca yang
menentukan ETp adalah radiasi matahari, suhu dan kelembaban udara dan angin, yang
secara umum berkorelasi positif dengan ETp, kecuali kelembaban udara Ward,
1975. Menurut De Vries dan Van Duin 1953 dalam Ward, 1975, kecepatan angin
dikatakan sebagai faktor sekunder untuk menentukan ETp.
Jackson 1977 mengemukakan bahwa evaporasi dipengaruhi oleh faktor
meteorologi, termasuk didalamnya radiasi surya, suhu permukaan, evaporasi, selisih
tekanan uap, kecepatan angin dan turbulensi udara. Radiasi surya merupakan sumber
energi utama.
Sedangkan Nieuwolt 1977 dalam Sarvina, 2005 menyatakan bahwa
evapotranspirasi dikendalikan oleh tiga kondisi, yaitu kapasitas udara untuk
menampung lebih banyak uap air, jumlah energi yang tersedia dan digunakan dalam
proses evaporasi dan transpirasi sebagai bahan laten, dan derajat turbulensi atmosfer
bagian bawah yang dibutuhkan untuk memindahkan lapisan udara yang telah
jenuh dengan uap air dekat permukaan dan menggantinya dengan udara yang belum
jenuh.
Data evapotranspirasi di lapang pada stasiun klimatologi tidak semuanya
tersedia. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perhitungan evapotranspirasi
dilakukan menggunakan persamaan empirik dari peneliti berdasarkan penelitian di lapang
yang sudah divalidasi dan dapat digunakan untuk perhitungan evapotranspirasi. Nilai
evapotranspirasi diduga dari unsur – unsur iklim. Beberapa contoh model
evapotranspirasi yang telah dikembangkan adalah persamaan Thornhtwaite 1984
hanya menggunakan suhu udara, persamaan Blaney Criddle 1950 menggunakan input
suhu rata – rata dan kecepatan angin bulanan, persamaan Penman 1948
menggunakan input suhu udara, radiasi surya, kecepatan angin dan kelembaban
udara Usman, 1996.
2. 5 Kekeringan