7
Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran penelitian
Industri Kelapa Sawit
Limbah Padat TKKS Air limbah ALPKS
Pengomposan dengan penambahan ALPKS secara
aerobik terbuka
Menerapkan pengelolaan limbah kelapa sawit yang terintegrasi sebagai upaya
pengurangan GRK Pengolahan secara anaerobik
dengan sistem kolam terbuka
Membentuk biogas CH
4
dan CO
2
yang merupakan gas rumah kaca
Terdispersi ke udara dan menyebabkan pemanasan
global TKKS berpotensi menghasilkan
emisi GRK Pengolahan ALPKS secara anaerobik berpotensi
menghasilkan emisi GRK
Mengolah TKKS sebagai kompos dengan penambahan
efluen dari pengolahan ALPKS secara anaerobik
Mengolah ALPKS secara anaerobik dengan sistem
kolam tertutup
Biogas yang dihasilkan ditampung dalam methane capturer sehingga gas tidak
terdispersi ke udara dan dapat mereduksi emisi GRK
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kelapa Sawit di Indonesia
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi tinggi sebagai penghasil minyak sayur dan berkontribusi dalam menyediakan kebutuhan
pangan di dunia. Kelapa sawit di Indonesia berkembang secara pesat dilihat dari luas areal perkebunan kelapa sawit yang terus meningkat selama 6 tahun terakhir
dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 11,09 per tahun. Data luas areal, produksi dan produktivitas kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2009-2015
disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Luas areal, produksi dan produktivitas kelapa sawit di Indonesia tahun 2009-2015
Tahun Luas Panen
juta Ha Produksi Kelapa
Sawit per tahun juta ton
Produktivitas Kelapa Sawit per Ha
tonha 2009
2010 2011
2012 2013
2014 2015
7,87 8,11
8,90 9,57
10,47 10, 96
11,44 19,32
21,96 23,90
26,02 27,78
29,34 30,95
2,45 2,71
2,69 2,72
2,65 2,68
2,71
Catatan : Angka sementara Angka estimasi
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014 Kelapa sawit memiliki prospek yang cerah dan menjadi salah satu tanaman
perkebunan yang mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan sehingga
9
memacu pemerintah Indonesia untuk terus mengembangkan areal perkebunan kelapa sawit. Produksi kelapa sawit yang terus meningkat setiap tahun
memberikan manfaat antara lain dalam peningkatan pendapatan petani dan masyarakat, produksi yang menjadi bahan baku industri pengolahan yang
menciptakan nilai tambah di dalam negeri, ekspor minyak kelapa sawit yang menghasilkan devisa dan menyediakan kesempatan kerja Direktorat Jendral
Perkebunan, 2014.
2.2 Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit
Minyak nabati selain dapat dihasilkan dari kacang-kacangan dan jagung juga dapat dihasilkan dari kelapa sawit. Bagian utama yang dapat diolah dari kelapa
sawit yaitu Tandan Buah Segar TBS, karena pada bagian daging buah dapat menghasilkan produk utama yang berupa minyak kelapa sawit kasar atau CPO
Crude Palm Oil berwarna kuning dan minyak inti sawit atau PKO Palm Kernel Oil tidak berwarna bening yang akan diolah menjadi bahan baku minyak nabati.
CPO dan PKO dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk industri pangan minyak goreng dan margarin, industri sabun bahan penghasil busa, industri
baja bahan pelumas, industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif minyak diesel Sastrosayono, 2006. Proses pengolahan TBS menjadi
CPO diawali dari penerimaan TBS, perebusan, perontokan, pelumatan, ekstraksi minyak hingga klarifikasi. Proses penerimaan TBS dan pengelolaannya harus
dilakukan dengan baik dengan tujuan untuk menghindari kerusakan yang mungkin terjadi pada buah dan menurunkan kualitas minyak yang dihasilkan
Ayustaningwarno, 2012.
10
Proses perebusan, uap yang digunakan dengan tekanan 3 kgcm
3
pada suhu 143
o
C hingga 1 jam. Proses perebusan ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah
naiknya jumlah asam lemak bebas karena reaksi enzimatik, mempermudah perontokkan buah, dan mengkondisikan inti sawit untuk meminimalkan pecahnya
inti sawit selama pengolahan berikutnya. Setelah dilakukan perebusan, dilakukan proses perontokkan yang bertujuan untuk memisahkan buah yang sudah direbus
dari tandanya. Umumnya, perontokan dilakukan dengan dua cara yaitu penggoyangan dengan cepat dan pemukulan Ayustaningwarno, 2012.
Setelah itu buah dilakukan pemanasan kembali pelumatan yaitu dengan memisahkan perikrap dari inti dan memecakan sel minyak sebelum mengalami
ekstraksi. Ekstraksi minyak dilakukan dengan menggunakan mesin press dan menghasilkan dua kelompok produk yaitu campuran antara air, minyak dan
padatan, serta cake yang mengandung serat dan inti. Setelah diekstraksi, tahapan yang dilakukan selanjutnya yaitu klarifikasi. Tahap tersebut, minyak kasar yang
mengandung padatan cukup tinggi dari proses ekstraksi, dilarutkan dengan air agar terjadi pengendapan yang nantinya akan disaring untuk memisahkan bahan
berserat yang ada pada minyak kasar. Kemudian produk diendapkan untuk memisahkan minyak dan endapan dengan minyak pada bagian atas yang diambil
dan dilewatkan pada proses setrifugal yang diikuti oleh pengering vakum. Produk minyak tersebut didinginkan sebelum disimpan dalam tangki Ayustaningwarno,
2012. Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit disajikan dalam gambar di bawah ini:
11
Tandan Kosong
Mulsapupuk
Keterangan : N.O.S : Non Oil Solids
TBS : Tandan Buah Segar
Gambar 2. Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit Departement of Environment Malaysia, 2000
Perebusan Sterillizer
Pengepresan Screw Presser
Perontokan Stripping
Klarifikasi Clarification
Minyak : 225 kg Pemisahan
Ampas
Pemecahan Nut Cracker
Kernel: 67 kg 100kg kadar air
hilang
1000 kg TBS
Minyak dalam kondensat: 0,3 kg
TBS tersterilisasi : 900 kg Air : 152 kg
N.O.S: 82 kg Minyak : 1 kg
Buah : 666 kg
Air : 74 kg N.O.S: 97 kg
Air dilusi 173 kg
Minyak : 4 kg N.O.S : 24 kg
Air : 266 kg
Air : 74 kg N.O.S: 97 kg
Minyak : 9 kg Serat :
180kg
Cangkang : 73 kg
Air : 14 kg N.O.S: 19 kg
Minyak : 34 kg Minyak : 9 kg