Margin Pemasaran Nilai Rantai Distribusi Cabai Merah di Kabupaten Semarang

4.2.1.2.1 Margin Pemasaran

Analisis marjin pemasaran dipergunakan untuk menentukan tipe saluran mana yang paling efisien, yaitu membandingkan nilai marjin pemasaran dari tiap saluran pemasaran yang ada. Dalam menerapkan kedua jenis analisis tersebut maka diperlukan data –data mengenai harga jual masing–masing lembaga pemasaran, harga beli konsumen, harga jual produsen, biaya pemasaran dan hasil penjualan dari masing –masing lembaga pemasaran. Margin pemasaran merupakan perbedaan harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima petani produsen Cabai, atau dengan kata lain margin pemasaran adalah selisih harga yang dibayarkan di tingkat konsumen dengan harga yang dibayarkan di tingkat produsen. Besarnya margin pemasaran pada berbagai saluran pemasaran dapat berbeda, karena tergantung pada panjang pendeknya saluran pemasaran dan aktivitas pemasaran yang dilaksanakan serta keuntungan yang diharapkan oleh lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran. Analisis margin pemasaran ini bertujuan untuk melihat efisiensi pemasaran yang diindikasikan oleh besarnya keuntungan yang diterima oleh masing-masing pelaku pemasaran. Semakin tinggi porsi yang diterima produsen berarti semakin efisien sistem pemasaran tersebut. Besarnya keuntungan yang diterima oleh masing-masing pelaku pemasaran relative terhadap harga yang dibayar konsumen dan atau relatif terhadap biaya pemasaran terkait dengan peran yang dilakukan masing-masing lembaga pemasaran. Pada penelitan tentang pemasaran Cabai Merah di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Adapun perhitungan margin pada tiap pola pemasaran seperti berikut : Berdasarkan Tabel Margin Pemasaran, Margin Distribusi, dan Share Distribusi Cabai Merah Pola I Lampiran Hal 68 terlihat bahwa margin pemasaran yang terjadi antara petani dan pedagang pengecer cukup besar yaitu Rp 7.500,00kg Cabai. Hal ini dimungkinkan karena panjangnya saluran pemasaran yang terjadi. Share keuntungan yang diterima masing-masing lembaga pemasaran cukup bervariasi, dimana bagian terbesar diterima oleh lembaga pemasaran terakhir, yaitu pedagang pengecer. Besarnya margin tersebut didistribusikan untuk tengkulak dan pada keuntungan tengkulak serta pengepul pada biaya sebesar 13.32 dan pada keuntungan 6.66, untuk pedagang besar pada biaya 13.32 dan pada keuntungan 13.33 sedangkan untuk pengecer pada biaya sebesar 6.66 dan pada keuntungan tengkulak sebesar 26.66. Untuk share harga petani hanya menerima bagian sebesar 57.14. Berdasarkan Tabel Margin Pemasaran, Margin Distribusi, dan Share Distribusi Cabai Merah Pola II Lampiran Hal 69 terlihat bahwa nilai margin pemasaran yang terjadi antara petani dan pedagang pengecer cukup besar yaitu Rp 6.000,00kg Cabai. Besarnya margin tersebut didistribusikan untuk pengepul pada biaya sebesar 20 dan pada keuntungan 10, untuk pedagang besar pada biaya 10 dan pada keuntungan Rp20 sedangkan untuk pengecer pada biaya sebesar 10 dan pada keuntungan tengkulak sebesar 40. Untuk share harga petani hanya menerima bagian sebesar 65.73. Margin pemasaran yang terjadi pada Tabel Margin Pemasaran, Margin Distribusi, dan Share Distribusi Cabai Merah Pola III Lampiran Hal 70 antara petani dan pedagang pengecer sama besar pada pola II yaitu Rp 5.500,00kg Cabai. Besarnya margin tersebut didistribusikan untuk pedagang besar pada biaya 17.54 dan pada keuntungan 18.18 sedangkan untuk pengecer pada biaya sebesar 9.09 dan pada keuntungan tengkulak sebesar 36.36. Untuk share harga petani hanya menerima bagian sebesar 74.28. Komoditi agribisnis pada cabai merah masih banyak ditentukan oleh peran pihak pelaku pemasaran di tingkat hilir seperti pedagang pengumpul dan pedagang besar bandar, sehingga peran petani produsen dalam proses pemasaran hasil belum terlihat jelas, kecuali pada para petani dengan status ganda dan petani dengan skala usaha yang besar. Dengan keadaan seperti ini kapasitas petani dalam proses penentuan harga masih relatif kecil. Pola konvensional yang dilakukan petani menyebabkan tingkat harga yang diterima oleh petani pada umumnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan harga yang diterima oleh pedagang. Keuntungan yang diterima oleh petani dari kegiatan usahataninya juga relatif kecil, sementara konsumen harus membayar lebih mahal dari harga yang selayaknya ditawarkan, hal ini sebagai akibat dari terjadinya biaya pemasaran yang tinggi dari petani hingga sampai kepada konsumen akhir.

4.2.1.3 Kendala Yang Dihadapi Petani Dalam Pendistribusian Cabai Merah