ANALISIS JARAK GENETIK BERDASARKAN MARKA SSRs DAN MORFOLOGI SERTA ANALISIS DAYA GABUNG
UNTUK PEMBENTUKAN HIBRIDA JAGUNG MANIS Zea mays L. var. saccharata
R. NENI IRIANY M
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi
“Analisis Jarak Genetik Berdasarkan Marka SSRs dan Morfologi serta Analisis Daya Gabung untuk
Pembentukan Hibrida Jagung Manis
Zea mays L. var. saccharata ” adalah
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
disertasi ini.
Bogor, September 2011
R. Neni Iriany M NRP A263070011
ABSTRACT R.NENI IRIANY M.
Genetic Distance Analysis based on SSRs and Morphological Marker and Combining Ability Analysis for sweet corn development
Zea mays L. var. saccharata hybrid. Under supervised SRIANI SUJIPRIHATI in memoriam, MUHAMAD SYUKUR, JAJAH KOSWARA in memoriam, and
MUHAMAD YUNUS.
The objective of the research were to grouping sweet corn lines resistant to downy mildew, high specific and general combining ability and high heterosis to
select parental line to breed single cross hybrid of sweet corn. The first research was done to study genetic variability of 39 sweet corn lines
based on SSR and morphological marker to select good parental lines of hybrid sweet corn. There were high genetic variability among genetic material, showed by
genetic distance value about 0.18 to 0.78, indicates wide genetic variability of sweet corn. The results shows that among 20 lines having genetic similarity between 0.25
– 0.82 or genetic distance from 0.18 to 0.75; based on morphological trait 0.27
– 1.00. Correlation value between similarity matrix based on SSR and morphology was high
on 0.88 of goodness of fit criteria. The aim of second research was to study general combining ability of sweet
corn lines for yield and resistant to downy mildew for hybrid varieties improvement. Six of 45 lines having high fresh ear yield per plot and best general combining
ability, such as Mr4SCBC4-2-1B, Mr4SCBC4-6-1B, Mr11SCBC4-2-1B, Mr11SCBC4-4-1B, Mr12SCBC4-6-1B, and Mr12SCBC3-3-1B.
All of testing lines have resistance to downy mildew with severity about 0.0 to 7.1. The lines having high GCA value would be good combiner to other lines to
develop high yielding hybrid sweet corn and resistant to downy mildew. The third research was done to study general and specific combining ability of
sweet corn lines and higher heterosis of downy mildew resistance supporting the hybrid corn development. The combination of A x D lines Mr12SCBC4-6-1B x
Mr11SCBC4-2-1B were medium genetic distance and having highest GCA, heterosis and heterobeltiosis for fresh ear yield per plot character. The D x C
combination Mr11SCBC4-2-1B x Mr4SCBC4-2-1B have wide genetic distance and high fresh ear yield per plot, heterosis and heterobeltiosis, but have negative
SCA value. The combination of E x C Mr12SCBC3-3-1B x Mr4SCBC4-2-1B have a wide genetic distance but low productivity.
The best hybrid is not always obtained from parents with the high genetic distance, but also can be obtained from the low or medium genetic distance as well.
RINGKASAN R.NENI IRIANY M
. Analisis Jarak Genetik Berdasarkan Marka SSRs dan Morfologi serta Analisis Daya Gabung untuk Pembentukan Hibrida Jagung Manis
Zea mays L. var. saccharata Dibimbing oleh SRIANI SUJIPRIHATI alm, MUHAMAD SYUKUR, JAJAH KOSWARA
alm dan MUHAMAD YUNUS.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengelompokan galur jagung manis yang tahan terhadap penyakit bulai, dengan nilai daya gabung umum, daya gabung
khusus, serta nilai heterosis yang tinggi sehingga diperoleh jagung hibrida silang tunggal yang mempunyai potensi hasil tinggi.
Penelitian pertama untuk mengetahui keragaman genetik 39 galur jagung manis memanfaatkan marka SSRs dan karakter morfologi untuk seleksi tetua
hibrida. Hasil percobaan menunjukkan keragaman genetik cukup tinggi dari materi yang diuji. Hal ini ditunjukkan dengan nilai jarak genetik berkisar dari 0,18 sampai
0,78 yang mengindikasikan variabilitas genetik galur jagung manis yang dikarakterisasi cukup luas. Hasil penelitian 20 galur berdasarkan SSRs menunjukkan
koefisien kemiripan genetik pada galur yang diuji berkisar antara 0,25
– 0,82 atau pada jarak genetik 0,18 - 0,75; berdasarkan karakter morfologi menunjukkan nilai
rata-rata koefisien kemiripan genetik 0,27 – 1,00. Nilai korelasi antara matrik
kemiripan berdasarkan SSRs dengan matrik kemiripan berdasarkan morfologi tergolong baik berdasarkan kriteria goodness of fit 0,88.
Kegiatan pada penelitian kedua dilakukan untuk untuk mengetahui nilai daya gabung umum galur-galur jagung manis Zea mays L. var. saccharata untuk
karakter hasil dan ketahanan terhadap penyakit bulai downy mildew dalam rangka perakitan varietas hibrida. Dari 45 galur yang diuji terpilih enam galur yang
mempunyai hasil tongkol segar per petak dan nilai DGU tertinggi yaitu Mr4SCBC4-2-1B, Mr4SCBC4-6-1B, Mr11SCBC4-2-1B, Mr11SCBC4-4-1B,
Mr12SCBC4-6-1B, dan Mr12SCBC3-3-1B.
Semua genotipe jagung manis yang diuji memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai dengan presentase serangan 0,0
– 7,1. Galur-galur yang bernilai DGU tinggi diharapkan mempunyai kemampuan berdaya gabung umum baik untuk
menghasilkan genotip yang mempunyai potensi hasil tinggi dan tahan penyakit bulai. Kegiatan ketiga bertujuan mengetahui nilai daya gabung umum DGU, daya
gabung khusus DGK galur jagung manis sweet corn, heterosis hibrida terbaik tahan penyakit bulai downy mildew mendukung perakitan varietas hibrida.
Persilangan galur A x D Mr12SCBC4-6-1B x Mr11SCBC4-2-1B mempunyai nilai DGK, heterosis, heterobeltiosis tertinggi untuk karakter hasil tongkol segar per
petak, jarak genetik yang sedang dan produktivitas tinggi. Persilangan galur D x C Mr11SCBC4-2-1B x Mr4SCBC4-2-1B mempunyai hasil tongkol segar per petak
tinggi, nilai heterosis dan heterobeltiosis tinggi serta memiliki jarak genetik yang cukup jauh, tetapi nilai DGK negatif. Persilangan galur E x C Mr12SCBC3-3-1B x
Mr4SCBC4-2-1B mempunyai jarak genetik yang jauh, tetapi produktivitasnya rendah.
Hibrida terbaik tidak selalu diperoleh dari tetua-tetua yang mempunyai jarak genetik yang jauh, tetapi dapat juga diperoleh dari tetua-tetua yang mempunyai jarak
genetik rendah maupun sedang.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
ANALISIS JARAK GENETIK BERDASARKAN MARKA SSRs DAN MORFOLOGI SERTA ANALISIS DAYA GABUNG
UNTUK PEMBENTUKAN HIBRIDA JAGUNG MANIS Zea mays L. var. saccharata
R. NENI IRIANY M