Sub Model Pengaturan Hasil Sub Model Penerimaan Masyarakat Adat

C. Rasio Manfaat Biaya BCR r Yt r Ct BCR =  :  t = 0 1 + i t t = 0 1 + i t dimana : BCR = rasio manfaat biaya Yt = penerimaan pada tahun ke-l Rpha Ct = pengeluaran pada tahun ke-t Rpha r = siklus tebang t = tahun kegiatan i = suku bunga dalam angka desimal d. Internal Rate of Return IRR dimana : i 1 = adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 1 i 2 = adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 2 Komponen-kompone model pengembalian ekonomi terdiri dari manfaat dan biaya. Manfaat yang berasal total penerimaan perusahaan merupakan hasil penerimaan kayu perubahan harga kayu x volume tebangan. Sedangkan biaya terdiri dari biaya perencanaan hutan, pemanenan, pembinaan hutan, dan pengeluaran untuk pemerintah.

3. Sub Model Pengaturan Hasil

Sub model ini dilakukan untuk memberikan gambaran berbagai alternatif pengaturan hasil hutan kayu oleh HPH dengan mengatur auxilary seperti intensitas penebangan, lamanya siklus tebang, limit diameter penebangan dan proporsi jumlah batang yang ditebang. Pengaturan hasil yang digunakan digolongkan berdasarkan siklus tebang konvensional. Teknik konvensional dilakukan dengan menyusun skenario siklus tebang, dan berdasarkan siklus tebang tersebut dipilih berbagai intensitas tebang yang memberikan hasil lestari.

4. Sub Model Penerimaan Masyarakat Adat

Sub model ini menjelaskan keuntungan masyarakat adat yang diperoleh sebagai kompensasi terhadap pemanfaatan sumberdaya hutan yang berada di NPV 1 IRR = i 1 + i 2 – i 1 NPV 1 - NPV 2 wilayah kepemilikannya, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun non perusahaan pribadi dan kelompok. Sub model ini memiliki keterkaitan dengan model dinamika tegakan dan pengaturan hasil. Auxilary variable penerimaan kompensasi dipengaruhi oleh driving variable jumlah penerima. Jumlah penerima merujuk kepada banyaknya marga-marga yang menerima kompensasi pada wilayah adatnya. Tidak semua masyarakat yang berada pada wilayah-wilayah yang terkena dampak HPH menerima kompensasi, sehingga dalam penelitian ini digunakan angka random acak. Besarnya penerimaan kompensasi merupakan hasil perkalian antara jumlah volume dan besarnya standar kompensasi. Pembuatan sub model ini dilakukan dengan membagi jenis kayu ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan standar kompensasi yang ditetapkan yaitu jenis kayu merbau, non merbau serta kayu indah. Persentase jumlah masing-masing jenis diperoleh berdasarkan hasil produksi kayu selama tahun 2007, dengan persentase merbau 60, non merbau 39 dan kayu indah 1. Sedangkan auxilary variable pendapatan tebang milik merupakan selisih antara biaya penebangan dan hasil penjualan kayu. Pendapatan tebang milik selanjuntnya didistribusikan kepada pemilik kayu 20 dan penebang kayu 80.

5. Sub model REDD