Sub Model Dinamika Struktur Tegakan Sub Model Pengembalian Ekonomi

Kemudian isu yang diangkat dan tujuan yang ditetapkan dinyatakan secara eksplisit. Setelah itu ditentukan komponen-komponen sistem yang berkaitan dengan pencapaian tujuan model tersebut. Komponen-komponen tersebut diidentifikasi keterkaitannya dan merepresentasikan model tersebut dalam diagram kotak-panah box-arrow. Pembatasan dan defenisi komponen-komponen dalam sistem sebagai berikut : 1. Siklus tebang adalah interval waktu dalam tahun antara dua penebangan yang berurutan di tempat yang sama dalam sistem silvikultur polisiklik. 2. Ingrowth didefinisikan sebagai besarnya tambahan terhadap banyaknya pohon per hektar pada kelas diameter terkecil selama periode waktu tertentu. 3. Upgrowth adalah besarnya tambahan jumlah pohon per hektar terhadap kelas diameter tertentu yang berasal dari kelas diameter dibawahnya dalam periode waktu tertentu. 4. Mortality adalah banyaknya pohon per hektar yang mati pada setiap kelas diameter dalam periode waktu tertentu. 5. Efek penebangan merupakan kematiankerusakan tegakan yang terjadi akibat kegiatan penebangan kayu. 6. Masyarakat adat adalah masyarakat yang secara tradisional tergantung dan memiliki ikatan sosio-kultural dan religius erat dengan lingkungan lokalnya Perumusan Model Konseptual dan Spesifikasi Model Kuantitatif Tahapan ini bertujuan untuk membangun pemahaman terhadap sistem yang diamati ke dalam sebuah konsep untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang model yang akan dibuat, serta untuk membentuk model kuantitatif dari konsep model yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil eksekusi yang dicoba dibuat daftar yang lebih ringkas dari skenario yang memenuhi tujuan pemodelan.

1. Sub Model Dinamika Struktur Tegakan

a. Ingrowth Ingrowth didefinisikan sebagai besarnya tambahan terhadap banyaknya pohon per hektar pada kelas diameter terkecil selama periode waktu tertentu dalam penelitian ini 1 tahun. Dalam menyusun model penduga ingrowth, ingrowth dinyatakan dengan rumus sebagai beriku t : Xj I j = T Kemudian ingrowth dapat dinyatakan dalam bentuk proporsi sebagai berikut : I j Inrate = N jt dimana : I j = ingrowth pada jenis pohon ke-i pohonha Xj = Jumlah pohon dari jenis ke-i yang masuk ke Phn_D 15 t = Selang waktu pengukuran tahun Inrate = Proporsi pohon yang ingrowth N jt = Jumlah pohon yang ingrowth selama periode pengukuran b. Upgrowth Upgrowth adalah besarnya tambahan jumlah pohon per hektar terhadap kelas diameter tertentu yang berasal dari kelas diameter dibawahnya dalam periode waktu setahun. Upgrowth diduga dari rataan riap untuk setiap kelas diameter. Untuk mencari riap diameter rata-rata tahunan digunakan rumus sebagai berikut: D dimana : MAI = Mean Annual Increament MAI = D = Selisih diameter antar pengukuran t t = Jangka waktu pengukuran W = Interval kelas 10 Untuk memprediksi perilaku tegakan yang akan datang pada setiap kelas diameter digunakan rumus : Riap rata-rata tahunan MAI Uprate = Interval kelas W c. Mortality Mortality kematian dalam penelitian ini adalah banyaknya pohon per hektar yang mati pada setiap kelas diameter dalam periode waktu satu tahun. Dalam penyusunan model penduga kematian pohon, kematian pohon dinyatakan dalam proporsi, dengan rumus sebagai berikut: m i jt m i j = x 100 N i jt dimana : m i j = Laju mortality jenis pohon ke-i pada kelas diameter ke-j tahun m i jt = Banyaknya pohon yang mati pada jenis pohon ke-i kelas diameter ke-j pada tahun ke-t pohonha N i jt = Jumlah pohon yang ada di jenis pohon ke-i kelas diameter ke-j pada tahun ke-t pohonha

2. Sub Model Pengembalian Ekonomi

Model ini dibuat untuk menggambarkan potensi ekonomis dari hutan. Model ini terdiri dari dua sub model yaitu sub model biaya produksi dan submodel pengembalian ekonomi. Metode ini merupakan bentuk lain dari metode analisis ekonomi yang biasanya dilakukan secara matematis sebagai berikut Zobritst et al. 2006; Davis et al. 2001; Lin et al. 1996 : a. Nilai Harapan Lahan Land Expectation Value LEV dimana : LEV = Nilai harapan lahan Rpha Yt = Penerimaan pada tahun ke-t Rpha C t = Pengeluaran pada tahun ke-t Rpha r = Siklus tebang tahun t = Tahun kegiatan tahun e =Biaya tahunan administrasi dan umum, perlindungan hutan, PBB, bina desa hutan dan penyusutan i = suku bunga dalam angka desimal b. Nilai Kini Bersih Net Present Value NPV dimana : NPV : = Net Present Value Rpha Yt = penerimaan pada tahun ke-t Rpha Ct = pengeluaran pada tahun ke-t Rpha r = siklus tebang t = tahun kegiatan i = Suku bunga dalam angka desimal r r  Y t 1 + i r-t -  C t 1 + i r-t t=0 t=0 LEV= - ei 1 + i r - 1 r y t r C t NPV =  -  t = 0 1 + i t t = 0 1 + i t C. Rasio Manfaat Biaya BCR r Yt r Ct BCR =  :  t = 0 1 + i t t = 0 1 + i t dimana : BCR = rasio manfaat biaya Yt = penerimaan pada tahun ke-l Rpha Ct = pengeluaran pada tahun ke-t Rpha r = siklus tebang t = tahun kegiatan i = suku bunga dalam angka desimal d. Internal Rate of Return IRR dimana : i 1 = adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 1 i 2 = adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 2 Komponen-kompone model pengembalian ekonomi terdiri dari manfaat dan biaya. Manfaat yang berasal total penerimaan perusahaan merupakan hasil penerimaan kayu perubahan harga kayu x volume tebangan. Sedangkan biaya terdiri dari biaya perencanaan hutan, pemanenan, pembinaan hutan, dan pengeluaran untuk pemerintah.

3. Sub Model Pengaturan Hasil