PENDAHULUAN Population abundance, biology and management of pineapple Mealybug Dysmicoccus brevipes (Cockerell) (Hemiptera Pseudococcidae) at Jalancagak district, Subang regency
2 Asbani 2005. Selain itu serangan hama ini telah dijumpai di beberapa sentra
pertanaman nenas antara lain: Simalungun Sumatera Utara dan Blitar Jawa Timur Hutahayan 2006. Serangan hama kutu putih berakibat secara langsung
pada tanaman yaitu: pertumbuhan tanaman terhambat dan kualitas buah menurun Rohrbach Johnson 2003, tetapi serangan tidak langsung lebih berbahaya
karena peranannya sebagai vektor virus pineapple mealybug wilt associated virus PMWaV penyebab penyakit layu Sether et al. 1998; 2005; Petty et al. 2002;
Sether Hu 2002. Akibat adanya virus ini pada tanaman dalam kondisi serangan berat, tanaman nenas tidak berproduksi Sether Hu 2002.
Sampai saat ini cara penanggulangan penyakit layu nenas adalah dengan menekan perkembangan serangga vektor D. brevipes menggunakan insektisida
Pitaksa et al. 2000. Akan tetapi penggunaan insektisida harus diperhatikan karena penggunaan yang berlebihan dapat berpengaruh negatif yaitu: resistensi
dan resurgensi hama, terbunuhnya serangga bukan sasaran, pencemaran lingkungan dan kandungan residu Manuwoto 1999; Setiawati et al. 2000. Oleh
karena itu usaha pengendalian kutu putih yang efektif serta dapat mengurangi pengaruh negatif akibat pestisida seperti uraian di atas perlu dikembangkan. Salah
satu usaha pengendalian yang sudah dikembangkan dalam budidaya nenas di Amerika yaitu melalui sistem pengendalian hama terpadu PHT. Sistem
pengendalian hama ini merupakan tindakan yang mengutamakan perlindungan terhadap lingkungan dan keamanan bahan makanan Rohrbach Johnson 2003
dengan menggunakan berbagai teknik pengendalian yang tersedia Djunaidi 2003.
Beberapa hal yang perlu diketahui menjadi dasar dalam PHT antara lain: keberadaan hama, kondisi tanaman dan lingkungan Norris et al. 2003.
Keberhasilan pengendalian hama tergantung pada beberapa faktor antar lain: pemahaman tentang biologi dan ekologi hama serta faktor-faktor yang
berbubungan dengan hama tersebut Rohrbach Johnson 2003, petani sebagai pelaku pengendalian dan teknik yang diterapkan dalam pengendalian Norris et al.
2003. Untuk mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan tersebut, dalam penyusunan program PHT hama kutu putih D. brevipes pada tanaman nenas,
maka penelitian yang lebih menyeluruh tentang kutu putih ini telah dilakukan.
3
Pendekatan Masalah
Seperti usahatani tanaman buah-buahan pada umumnya, usahatani nenas dipengaruhi oleh dua faktor, antara lain faktor internal dan eksternal dari petani.
Faktor internal petani antara lain: modal, pendidikan, keterampilan dan umur, sedangkan faktor eksternal antara lain: penyuluhan, harga, pemasaran, iklim,
topografi, kondisi lahan serta serangan hama dan penyakit Gambar 1.1. Faktor- faktor tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi petani dalam mengambil
keputusan budidaya tanaman dan perlindungan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit Rukka et al. 2006. Proses pengambilan keputusan PHT sangat
ditentukan oleh kemampuan petani dalam mendiagnosis tentang masalah dan kondisi lahannya Untung 1996. Penelitian ini diawali dengan melakukan survei
berbagai aspek tentang petani dan pengendalian hama dan penyakit yang diterapkan oleh petani di Kabupaten Subang. Dalam PHT survei terhadap petani
perlu dilakukan untuk mendapatkan data tentang identifikasi masalah yang dihadapi petani termasuk berbagai aspek teknik budidaya dan pengendalian hama
dan penyakit. Menurut Rauf 1996 survei mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan petani sangat penting dalam membuat rekomendasi teknologi.
Selain itu identifikasi faktor-faktor kunci yang mempengaruhi perkem- bangan populasi hama merupakan hal yang penting dalam pengembangan PHT
Walter 2003. Penelitian mengenai bioekologi populasi kutu putih D. brevipes cukup banyak dilaporkan di luar negeri. Beberapa penelitian yang telah dilaporkan
antara lain biologi di Malaysia Lim 1973 dalam Waterhouse 1998 dan di Brasil Cecilia et al. 2004, populasi dan musuh alaminya di Hawai Hernandez et al.
1999. Penelitian kutu putih di Indonesia masih terbatas antara lain: keberadaannya sebagai vektor PMWaV Sartiami 2006, tingkat serangan kutu
putih dan musuh alami Asbani 2005, pola penyebaran Widyanto 2005 dan uji penularan penyakit layu PMWaV dengan vektor Hutahayan 2006. Kutu putih
D. brevipes memiliki lebih dari 100 genus tanaman inang Dove 2005
Lampiran 1. Umumnya nenas ditanam secara polikultur dengan tanaman kencur. Untuk itu dilakukan penelitian di laboratorium mengenai biologi D. brevipes pada
tanaman nenas dan dibandingkan dengan kencur.
4
Faktor Internal
•
Modal
•
Pendidikan
•
Umur
•
Jumlah keluarga
•
Luas kepemilikan lahan
Faktor Eksternal
•
Harga produk
•
Harga input
•
Pemasaran
•
Penyuluhan
Topografikondisi lahan
•
Luasan
•
Kemiringan
•
Tipe tanah
•
Ketinggian tempat
Iklim
•
Curah hujan
•
Temperatur
•
Kelembaban
Hama D. brevipes
•
Sumber infeksi
•
Tanaman inang
•
Tingkat serangan
Penyakit Layu nenas
•
Vektor
•
Gejala
Keputusan Petani dalam Praktek Usahatani
•
Pemilihan bibit
•
Jarak tanam
•
Tumpangsari
•
Pemupukan
•
Pestisida
Pengendalian hama Dysmicoccus brevipes
mencakup pengendalian penyakit layu nenas PMWaV
Iklim
•
Curah hujan
•
Temperatur
•
Kelembaban
Gambar 1.1. Kerangka kerja analisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam pengambilan keputusan praktek usahatani dan pengendalian hama
nenas
Pemilihan teknik pengendalian yang tepat menentukan keberhasilan pengendalian PHT. Tindakan prefentif juga merupakan salah satu tindakan PHT
untuk mencegah keberadaan hama Untung 1996: Globalgap 2007. Tindakan prefentif dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan budidaya antara lain: varietas
tahan, pengolahan tanah, penggunaan bibit sehat, sanitasi dan pemupukan yang optimal. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk mengelola lingkungan
5 tanaman sedemikian rupa sehingga lingkungan tersebut kurang sesuai bagi
perkembangan hama tapi sangat menunjang bagi perkembangan tanaman dan musuh alami Norris et al. 2003. Mengingat masih terbatasnya informasi tentang
kutu putih D. brevipes, dilakukan serangkaian penelitian dasar mengenai kelimpahan populasi, biologi kutu putih dan teknik pengendaliannya pada
tanaman nenas di Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang. Pengembangan teknik-teknik pengendalian hama perlu disesuaikan dengan kondisi setempat serta
mudah diaplikasikan oleh petani Untung 1996.
Rumusan Masalah
Penelitian ini diharapkan dapat menjawab beberapa masalah seperti berikut ini :
1. Identifikasi masalah petani dan upaya pengendalian kutu putih D. brevipes pada tanaman nenas di tingkat petani.
2. Kelimpahan populasi, tingkat serangan kutu putih D. brevipes di beberapa desa penghasil nenas di Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang.
3. Perkembangan populasi kutu putih pada musim kemarau dan hujan. 4. Biologi kutu putih D. brevipes pada tanaman nenas dan kencur di
laboratorium. 5. Pengendalian yang efektif terhadap kutu putih D. brevipes dan penyakit layu
PMWaV pada tanaman nenas.
Tujuan Penelitian Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menyusun strategi pengendalian hama terpadu PHT kutu putih D. brevipes dan penyakit layu PMWaV pada
tanaman nenas melalui pemahaman bioekologi kutu putih D. brevipes dan
penerapan berbagai teknik budidaya untuk pengendaliannya. Tujuan Khusus
1 Mengidentifikasi berbagai aspek tentang karakteristik petani serta tindakan petani dalam pengendalian kutu putih dan penyakit layu pada tanaman nenas.
6 2 Memahami kelimpahan populasi kutu putih D. brevipes di beberapa tempat
penghasil nenas. 3 Mengkaji perkembangan populasi kutu putih D. brevipes pada dua musim.
4 Mengkaji biologi kutu putih D. brevipes pada tanaman nenas dan kencur. 5 Mengkaji efektivitas pengendalian kutu putih D. brevipes dan penyakit layu
PMWaV dengan menggunakan beberapa teknik budidaya nenas.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan menjadi acuan dalam menyusun strategi pengendalian hama secara terpadu PHT terhadap kutu putih D. brevipes dan
penyakit layu PMWaV pada tanaman nenas dalam rangka peningkatan produksi dan pendapatan petani nenas. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi
penelitian-penelitian dasar dan terapan lainnya yang ada kaitannya dengan kutu putih D. brevipes dan penyakit layu PMWaV.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan meliputi empat topik penelitian yang terdiri dari : Penelitian 1: Identifikasi teknik pengendalian kutu putih D. brevipes pada tingkat
petani. Penelitian 2: Kelimpahan kutu putih D. brevipes pada tanaman nenas tiga desa
dan dua musim yang berbeda. Penelitian 3: Biologi kutu putih D. brevipes pada tanaman nenas dan kencur.
Penelitian 4: Pengendalian kutu putih D. brevipes dan penyakit layu PMWaV menggunakan beberapa teknik budidaya pada tanaman nenas.
Keterkaitan berbagai topik penelitian ini dan bagan alir penelitian ditampilkan pada Gambar 1.2.
7
Gambar 1.2. Bagan alir penelitian
Daftar Pustaka
Asbani N. 2005. Kelimpahan dan parasitoid kutu putih Dysmicoccus brevipes Cockerell Hemiptera: Pseudococcidae serta keanekaragaman semut pada
tanaman nenas. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, IPB. Cecilia LVCS, Bueno VHPB, Prado E. 2004. Desenvolvimento de Dysmicoccus
brevipes Cockerell Hemiptera: Pseudococcidae emduas cultivars de
abaxi. Cienc agrotec 285:1015-1020.
KUTU PUTIH Dysmicoccus brevipes
Cockerell
MORFOLOGI DAN
BIOLOGI KELIMPAHAN
POPULASI PADA BEBERAPA
TEMPAT
PENGENDALIAN KUTU PUTIH Dysmicoccus brevipes Cockerell
PADA TANAMAN NENAS SECARA TERPADU PHT
PENGETAHUAN, SIKAP
TINDAKAN PETANI
BERBAGAI TEKNIK
BUDIDAYA
DATA MORFOLOGI
SIKLUS HIDUP PADA DUA INANG
DATA JUMLAH
POPULASI TINGKAT
SERANGAN DATA BASE
PETANI DATA JUMLAH
POPULASI KARAKTER
FISIK PRODUKSI
ANALISIS DESKRIPTIF
UJI t ANALISIS
RAGAM UJI t ANALISIS
DESKRIPTIF ANALISIS
RAGAM
PERBEDAAN MORFOLOGI
BIOLOGI KUTU PUTIH
PADA DUA TANAMAN
INANG KELIMPAHAN
POPULASI TINGKAT
SERANGAN KUTU PUTIH PADA
BEBERAPA TEMPAT MUSIM
TINGKAT PENGETAHUAN,
SIKAP TINDAKAN
PETANI TERHADAP
KUTU PUTIH TEKNIK
BUDIDAYA YANG
EFEKTIF
KUTU PUTIH Dysmicoccus brevipes
Cockerell
MORFOLOGI DAN
BIOLOGI KELIMPAHAN
POPULASI PADA BEBERAPA
TEMPAT
PENGENDALIAN KUTU PUTIH Dysmicoccus brevipes Cockerell
PADA TANAMAN NENAS SECARA TERPADU PHT
PENGETAHUAN, SIKAP
TINDAKAN PETANI
BERBAGAI TEKNIK
BUDIDAYA
DATA MORFOLOGI
SIKLUS HIDUP PADA DUA INANG
DATA JUMLAH
POPULASI TINGKAT
SERANGAN DATA BASE
PETANI DATA JUMLAH
POPULASI KARAKTER
FISIK PRODUKSI
ANALISIS DESKRIPTIF
UJI t ANALISIS
RAGAM UJI t ANALISIS
DESKRIPTIF ANALISIS
RAGAM
PERBEDAAN MORFOLOGI
BIOLOGI KUTU PUTIH
PADA DUA TANAMAN
INANG KELIMPAHAN
POPULASI TINGKAT
SERANGAN KUTU PUTIH PADA
BEBERAPA TEMPAT MUSIM
TINGKAT PENGETAHUAN,
SIKAP TINDAKAN
PETANI TERHADAP
KUTU PUTIH TEKNIK
BUDIDAYA YANG
EFEKTIF IDENTIFIKASI
MASALAH HAMA DAN
TINDAKAN
ANALISI S
RAGAM
KARAKTERISTI K PETANI,
STATUS HAMA KUTU
PUTIH TINDAKAN
PENGENDALIA N KUTU PUTIH
DATA MORFOLOGI
SIKLUS HIDUP PADA DUA
TANAMAN INANG
KUTU PUTIH Dysmicoccus brevipes
Cockerell
PENGENDALIAN KUTU PUTIH Dysmicoccus brevipes Cockerell
PADA TANAMAN NENAS SECARA TERPADU
8 [DEPTAN] Departemen Pertanian. 2008. Volume ekspor komoditas buah-buahan
di Indonesia periode 2003-2006. http:www.hortikultura.deptan.go.id. [8 Desember 2009].
[DAK] Departement of Agriculture Kualalumpur. 2004. Pineapple. Market Access on Pineapple Ananas comosus. Malaysia: Crop Protection and
Plant Quarantine Service Devision. Departement of Agriculture Kualalumpur Malaysia.
Djunaidi D. 2003. Peranan industri pada pengelolaan hama terpadu dalam pertanian berkelanjutan. Di dalam. Kongres PEI dan Simposium
Entomologi VI. PEI: Cipayung, 5-7 Maret 2003. Dove B. 2005. Catalogue Query Results Dysmicoccus brevipes Cockerell.
http: www.sel.barc.usda.govcatalogspseudoco Dysmicoccusbrevipes.htm. [12
Feb 2008 ].
DPTP [Dinas Pertanian Tanaman Pangan]. 1994. Penuntun Budidaya Hortikultura Nenas. Proyek Peningkatan Produksi Tanaman Pangan. Dinas Pertanian
Tanaman Pangan. Propinsi Daerah Tingkat I Bengkulu. 238 hal. [FAO] Food Agriculture of Organization. 2007. Database Faostat: FAO Statistics
http:faostat.fao.org site535 DesktopDefault.aspx? PageID=535ancor .
[8 Desember 2009]. Globalgap 2007. Control Points and Compliance Criteria Integrated Farm
Assurance Crop Base. German: Globalgap. http:www.globalgap.org. hlm 23-28. [5 Mei 2007].
Hernandez HG, NJ Reimer, Jhonson MW. 1999. Survey of natural enemies of Dysmicoccus
mealybugs on pineapple in Hawaii. Bio Control 44:47-58. Hutahayan AJ. 2006. Peranan strain pineapple mealybug wilt associated virus
PMWaV dan kutu putih Dysmicoccus spp. dalam menginduksi gejala penyakit layu pada tanaman nenas. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana
IPB.
Khan AA, Avesi GM, Masud SZ, Rizvi SWA. 1998. Incidence of mealybug Dysmicoccus brevipes
Cockerell on pineapple. Tr J Zool 22:159-161. Manuwoto S. 1999. Pengendalian hama ramah lingkungan dan ekonomis.
Makalah utama seminar PEI. Peranan Entomologi dalam Pengendalian Hama yang Ramah Lingkungan dan Ekonomis.
Bogor: 16 Februari 1999. PEI Cabang Bogor.
Miller GL, Miller DR. 2002. Dysmicoccus Ferries and similar genera Hemiptera; Cocoidea; Pseudococcidae of the Gulf state region including a description
of a new species and new United State records. Proc Entomol Soc Wash 104: 968-979.
Norris RF, Chen EPC, Kogan M. 2003. Concept in Integrated Pest Management. New Jersey: Prentice Hall. 586 hlm.
Petty GJ. Stirling GJ, Bartholomew DP. 2002. Pest of Pineapple. Di dalam. Pena JE, Sharp J, Wisoki M, editor. Tropical Fruit Pests and Pollinators.
USA: CABI Publ.
9 Pitaksa C, Chantarasuwan A, Kongkanjana A. 2000. Ant control in pineapple
field. Act Hort 529: 309-316. Rauf A, 1996. Analisis ekosistem dalam pengendalian hama terpadu. Di dalam:
Pelatihan Peramalan Hama dan Penyakit Tanaman Padi dan Palawija Tingkat Nasional
. Jatisari: 2-19 Jan 1996. Rohrbach KG, Johnson MW. 2003. Pest, Diseases and Weed. Di dalam.
Bartholomew DP, Paull RE, Rohrbach KG, editor. Pineapple Botany Production and Uses.
Wallingford: CABI Publ. hlm 203-251. Rohrbach KG, Leal F, d’Eeckenbrugge GC. 2003. History, Distribution and Word
Production. Di dalam. Ploetz RC, editor. Diseases of Tropical Fruit Crops. South Applefield Circle, Elizabeth USA: CAB International Publ. hlm 1-12.
Rukka H. Buhaerah, Sunaryo. 2006. Hubungan karakteristik petani dengan respon petani terhadap penggunaan pupuk organik pada padi sawah Oryza
sativa L.. J. Agrisistem: 21:1858-4430.
Sartiami D. 2006. Keberadaan Dysmicoccus brevipes Cockerell Hemiptera: Pseudococcidae sebagai vektor pineapple mealybug wilt associated virus
PMWaV pada tanaman nenas. J Pert Indon 111:1-6 Sether DM, Ulman DE, Hu JS. 1998. Transmission of pineapple mealybug wilt-
associated virus by two species of mealybug Dysmicoccus spp. Phytopathology
88:1224-1230. Sether DM, Hu JS. 2002. Yield impact and spread of pineapple mealybug wilt
associated virus-2 and mealybug wilt of pineapple in Hawaii. Plant Disease 86:867-874.
Sether DM, Melzer MJ, Busto JL, Zee F, Hu JS. 2005. Diversity and mealybug transmissibility of ampeloviruses in pineapple. Plant Disease 895:450-
456. Setiawati WS, Soeriatmadja RE, Sastrosiswojo S, Prabaningrum L, Moekasan
TK, Sulastrini L, Abidin Z. 2000. Dampak penerapan cara PHT terhadap keanekaragaman fauna pada pertanaman kubis. Di dalam: Prosiding
Simposium Keanekaragaman Hayati Artropoda . Cipayung: 16-18 Okt 2000.
PEI dan Yayasan Kehati Indonesia. hlm 349-354. Untung K. 1996. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. 271 hlm. Walter GH. 2003. Insect Pest Management and Ecological Research. United
Kingdom. Cambridge University Press. 387 hlm. Waterhouse DF. 1998. Biological Control of Insect Pest, Southeast Asian
Prospects Monograph 51 Canberra: ACIAR.
Widyanto H. 2005. Pola penyebaran penyakit layu dan kutu putih pada perkebunan nenas Ananas comosus Linn. Merr. rakyat di desa Bunihayu,
Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang. [skripsi]. Bogor: Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.