Rizka Mardhatillah 080406007 29
Menurut Tri Harso Karyono, pakar bangunan tropis dari Universitas Tarumanegara, Jakarta, wujud arsitektur tropis lebih mengarah pada pemecahan persoalan yang
ditimbulkan iklim tropis, seperti terik matahari, suhu tinggi, hujan, dan kelembaban tinggi. Bangunan dapat bercorak, bergaya, atau berwarna apa saja. Tetapi dengan syarat, desain
bangunan itu dapat mengubah kondisi iklim luar yang tidak nyaman menjadi kondisi yang nyaman bagi manusia. Kriterianya yaitu fluktuasi suhu ruangan, fluktuasi kelembaban,
intensitas cahaya, aliran atau kecepatan udara, adakah air hujan masuk bangunan, serta adakah terik matahari mengganggu penghuni dalam bangunan.
Menurut Corsini 1997, konsep bangunan yang fleksibel terhadap perubahan suhu dan kelembaban udara adalah menghindari pemancaran dan pemantulan panas matahari
serta utilitas mesin bangunan, melalui pemantulan bahan bangunan yang tepat, ventilasi dalam bangunan yang sempurna dan menyeluruh kesemua sudut ruangan, pemakaian
bahan bangunan alami, tata tanaman yang mencukupi guna mendinginkan panas udara dan produksi oksigen serta atap dan langit-langit cukup tinggi untuk menaikkan udara panas
disamping perhatian pada organisasi ruang yang dapat mengefesienkan gerakan didalam bangunan. Meletakkan empat ventilasi angin pada dinding diatas lantai, pada jendela, pada
dinding atas dan pada langit-langit. Tujuannya adalah ventilasi yang bergerak teratur, lurus dan menyeluruh ke sudut ruangan.
Ciri-ciri bangunan tropis, yaitu: Adanya ventilasi silang untuk menjamin sirkulasi udara yang baik
Teritis atap cukup lebar Bidang atap dan bidang dinding mendapat bayangan yang cukup baik
Bahan bangunan dengan daya serap yang rendah Ketinggian plafon minimal 4 meter
3.3. INTERPRETASI TEMA
Arsitektur tropis pada pokoknya adalah mengurangi atau meniadakan factor-faktor yang merugikan, seperti radiasi matahari yang kuat dan memanfaatkan faktor-faktor yang
menuntungkan, seperti cahaya langit dan aliran udara sampai jumlah tertentu. Menghasilkan kondisi lingkungan yang sehat dan nyaman didalam bangunan adalah
merupakan salah satu tujuan dari pembuatan suatu bangunan. Bangunan yang merupakan selubung yang memisahkan ruangan didalam bangunan dengan lingkungan diluarnya,
Rizka Mardhatillah 080406007 30
diharapkan dapat mengubah pengaruh langsung dari iklim seperti temperature udara, radiasi matahari, angin dan kelembaban udara.
Gedung Pernikahan adalah suatu tempat yang pada zaman sekarang ini bukan lagi sebagai tempat yang dianggap sakral, meskipun dalam suasana pernikahan tersebut
nantinya akan sedikit merasakan suasana yang sakral, akan tetapi kehidupan modern pada zaman sekarang ini juga ikut andil dalam hal suasana pernikahan. Sehingga banyak
pasangan yang melangsungkan pernikahannya mengandung unsur modern. Dengan suasana yang ramai akan orang-orang, gedung pernikahan akan terasa sumpek dan
pengap. Sangat jarang sekali para tamu undangan yang datang akan merasa nyaman dengan suasana yang seperti itu. Dengan pesatnya perkembangan ahli pembangunan pada
zaman sekarang ini, setiap bangunan mutlak diperhatikan kenyamanan saat berada didalam bangunan tersebut. Berhubungan dengan kondisi lingkungan terutama iklim setempat : iklim
tropis dengan cirri-ciri kelembaban tinggi. Perbedaan suhu yang tinggi dan curah hujan yang cukup banyak.
Permasalahan yang timbul adalah bagaimana mengantisipasi panas yang tidak menyenangkan, memperkecil tingkat penguapan, menata pencahayaan didalam ruangan,
mengantisipasi tempiasan air hujan, dan lain sebagainya. Arsitektur tropis hadir untuk membantu memecahkan permasalahan perancangan
dalam suatu kondisi lingkungan beriklim tropis, dengan tujuan menciptakan suatu tingkat kenyamanan yang optimal.
Arsitektur tropis adalah lingkungan buatan manusia sebagai tempat berlindung yang perancangannya disesuaikan dengan daerah sekitar khatulistiwa yang beriklim panas.
3.3.1 Faktor-faktor utama dalam iklim tropis adalah:
a. Matahari b. Pergerakan udara
c. Kelembaban d. Hujan
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kenyamanan: a. Matahari
Sengat dan silau Pemanfaatan cahaya alami penting untuk ruangan
Rizka Mardhatillah 080406007 31
Tanggapan terhadap perancangan: Menghindari pemanasan fasade yang berlebihan
Penggunaan skylight untuk memasukkan sinar matahari dapat digunakan
untuk menghindari ruang-ruang gelap dibagian dalam ruangan Pemantulan oleh air atau overhang
Perlindungan terhadap matahari: tirai horizontal dan vertikal, vegetasi.
b. Pergerakan udara dan kelembaban Pergerakan udara mutlak diperlukan dalam ruangan syarat kesehatan dan dapat
membantu mengurangi kelembaban dan panas dalam ruangan. Tanggapan terhadap perancangan:
Ventilasi silang, mengakibatkan pergerakan udara didalam ruangan diperlukan, sebaiknya mengenai tubuh manusia, dapat menciptakan kesejukan dalam
ruangan. Vegetasi, membelokkan arah angin
Bentuk bangunan, massa bangunan yang menangkap angin untuk memasukkan
udara kedalam bangunan Tinggi bangunan, semakin tinggi bangunan, semakin kuat angin yang melewati
sisi bangunan Overhangkanopi, menyebabkan aliran udara keatas ruangan
c. Hujan Bisa tiba-tiba turun hujan dengan intensitas yang sangat tinggi disertai tiupan angin.
Tanggapan terhadap perancangan: Perlu diantisipasi dengan bentuk atap lebar dan teritisan atap untuk mencegah
tempias kedalambangunan. Perlu adanya atap pelindung untuk selasar.
3.3.2. Deskripsi Arsitektur Minangkabau 3.3.2.1. Analisa Arsitektural
Analisa ini membahas tentang aspek perancangan bangunan, baik ruang dalam, denah, tampak, potongan, maupun ruang luar dan tapak.
Rizka Mardhatillah 080406007 32
3.3.2.1.1. Hirarki Ruang
Perbedaan antara arsitektur modern dan arsitektur tradisional dapat dilihat pada ada tidaknya ruang peralihan. Dimana pada arsitektur modern antara public dan privat tidak
berbatasan secara langsung melainkan dialihkan dulu keruang peralihan yang dapat bersifat semi public, sehingga segala aktifitas penghuni yang bersifat privat tidak terganggu oleh
aktivitas public. Sedangkan pada arsitektur minangkabau daerah public dan privat tidak dihubungkan oleh suatu ruang peralihan, sehingga segal aktivitas penghuni yang bersifat
privat dapat dilihat dari daerah public. Perbedaan konsep dasar keduanya dapat dilihat pada fungsi rumah tinggal dibawah ini :
Konsep dasar rumah gadang
Konsep dasar rumah tinggal Ruang Penerima
Bandua Tapi Labuah Gajah
Bandua Tangah Ruang Pribadi Bilik
Ruang Penerima Ruang Beranda
Ruang Tamu Ruang Peralihan
Ruang Keluarga Ruang Makan
Ruang pribadi Kamar Tidur
Kamar Mandi Konsep Dasar Rumah Gadang
Konsep Dasar Rumah Tinggal
Rizka Mardhatillah 080406007 33
3.3.2.1.2. Sirkulasi Udara
Pada banguna rumah gadang sirkulasi udara tidak terjadi secara ideal, karena rumah gadang ini bukaannya hanya terdapat pada bagian depan, sehingga tidak terjadi ventilasi
silang.
3.3.2.1.3. Efisiensi Sirkulasi
3.3.2.1.4 Proporsi, Komposisi, Skala, dan Irama
Pandangan ‘alua jo patuik’ dicari apa yang pantas dan baik adalah suatu andalan
utama bagi hal – hal yang tersebut diatas. Pendekatan yang utama hanyalah pada masalah
selera keindahan yang dapat membuat bangunan bercitra indah. Oleh karena itu pada arsitektur Minangkabau tidak terdapat standart
– standart yang tetap atau pasti yang diterapkan dalam merancang bangunan.
Gambar 3.1 : Sirkulasi Udara
Gambar 3.2 : Efisiensi Sirkulasi
Rizka Mardhatillah 080406007 34
3.3.2.1.5. Pengaturan Tapak
Mengenai pengaturan massa pada tapak, kembali ‘alua jo patuik’ menjadi dasar untuk menentukan komposisi yang menarik. Namun hal lain yang menjadi perhatian adalah
pengaturan tapak harus mencerminkan sifat kesederhanaan dan bersifat terbuka bagi orang lain.
3.3.2.2. Analisa Struktural 3.3.2.2.1. Sistem Struktural
Pada bangunan minangkabau pemakaian system struktur tidak berbeda dengan bangunan arsitektur tradisional lainnya di Indonesia, yang mempergunakan struktur rangka.
Rumah panggung dengan system rangka adalah suatu jawaban yang paling tepat terhadap tantangan alam dan teknologi serta bahan
– bahan yang tersedia. Sisitem ini dapat dipakai untuk menghadapi tantangan alam seperti gempa yaitu
dengan menggunakan karakteristik keluwesannya mengikuti arah gaya yang bekerja secara fleksibel dan tidak menentang gaya gempa. Dengan demikian tetap dapat bertahan dan
tidak rubuh.
3.3.2.2.2. ATAP
Pada mulanya bahan penutup atap adalah ijuk yang dikaitkan dengan tali rotan pada reng
– reng bamboo. Pada perkembangan berikutnya bahan ijuk ini banyak diganti dengan material yang dianggap lebih ekonomis, efisien, dan praktis.
Gambar 3.3 : Atap
Rizka Mardhatillah 080406007 35
3.3.2.2.3. KOLOM dan BALOK
Bahan yang paling lazim digunakan adalah kayu joar yang sudah berusia diatas 5 tahun. Karena semakin sulitnya menemukan pohon
– pohon kayu dengan dimensi yang besar dan panjang, maka bahan yang digunakan untuk kolom dan balok adalah beton bertulang yang
dilapisi papan.
3.3.2.2.4. LANTAI
Gambar 3.4 : Kolom dan Balok
Gambar 3.5 : Lantai
Rizka Mardhatillah 080406007 36
Penutup lantai yang dipasang diatas balok – balok yang disebut ‘jariua’, yang
merupakan balok inti kayu kelap. Penutup lantai terdiri dari 3 lapisan :
Lapisan pertama yang paling bawah dari bahan bamboo disebut lantai. Lapisan kedua disebut palupuah, terbuat dari batang – batang pisang.
Lapisan paling atas terbuat dari bahan bamboo.
3.3.2.2.5. PONDASI
Aslinya batu kali, tetapi tidak jarang ditemui umpak beton.
3.3.2.2.6. DINDING
Dinding yang mencakup pintu dan jendela terdiri dari bahan
– bahan papan dan tadiah. Hal ini disebabkan oleh karena alurnya yang bagus, kuat, dan lunak untuk diukir.
Gambar 3.6 : Pondasi
Gambar 3.7 : Dinding
Rizka Mardhatillah 080406007 37
3.3.3 Sudut Pandang Bahasan yang Digunakan
Mengingat banyaknya hal yang melatarbelakangi terbentuknya arsitektur tradisional minangkabau, maka tiap penggalan didekati dan diklasifikasi dalam sudut pandang berikut :
3.3.3.1 DENAH
Antropologis o
Pembagian denah dipengaruhi siklus antropologis, yaitu tibanya masa anak
– anak, remaja, dan dewasa serta system antropologis yaitu matriaki dimana wanita memegang peranan dalam kehidupan
keluarga. o
Jumlah kamar dapat menampung tiga generasi logis, cucu, anak dan nenek sekaligus dalam satu masa. Dimana diperkirakan ketika sang
cucu sudah menikah dan akan mempunyai keturunan, generasi nenek sudah tidak ada.
Fungsional o
Siklus antropologis telah sekaligus mengatur fungsi – fungsi ruangan
dalam denah. o
Bagaimana suatu ruangan besar terbagi – bagi menurut beberapa
fungsi dalam waktu tertentu dan bagaimana pada waktu – waktu
biasa. o
Bagaimana kamar – kamar yang mengalami pergeseran penghuni
dari waktu kewaktu dan ketentuan area sirkulasi diantaranya ruangan – ruangan fungsional tersebut.
Geografis Arah sinar matahari dapat dipercaya dalam menentukan arah hadap sisi
panjang rumah. Jika arah gerak matahari adalah dari timur ke barat, maka sisi panjang rumah menghadap utara dan selatan.
Akibat curah hujan dan kelembaban udara yang cukup tinggi dan udara yang lembab, maka terjadi penaikkan lantai denah dari bidang permukaan tanah.
Filosofis Denah memepunyai arti filosofis dengan penerapan konsep ujung pangkal
yang ditentukan berdasarkan arahnya terhadap pintu masuk utama. Teoritis
Pertimbangan teoritis ini terlihat pada bagian bawah eksterior anjungan yang bertingkat
– tingkat trap atau dibuat miring, mengekspresikan trap lantai interior pada anjungan yang bertingkat
– tingkat.
Rizka Mardhatillah 080406007 38
Structural Structural lantai denah rumah gadang terbuat dari kombinasi bahan
– bahan yang ada dilingkungan alam minangkabau : batang kayu, batang kelapa, dan
batang pisang dan daunnya. Teknologis
Cara yang digunakan untuk mengkonstruksi rangka lantai hamper tidak berbeda dengan konstruksi bolak
– balik lain pada rumah gadang, yaiutu hubungan saling kait.
3.3.3.2 ATAP
Historis Melambangkan tanduk kerbau yang berasal dari peristiwa kemenangan
dalam adu kerbau antara kerbau pendatang dengan kerbau kerajaan. Geografis
Kemiringan yang curam dikarenakan oleh wilayah geografis klimatologis bercurah hujan besar.
Fungsional Sebagai penutup terhadap bagian dalam rumah dari panas, hujan, dan benda
– benda yang berkemungkinan jatuh dari langit. Filosofis
Komposisi minimum atap yaitu sepasang gonjong yang bertumpuk dimana bagian atas melambangkan kerbau yang menang dan bagian bawah
melambangkan kerbau yang kalah. Structural
Terbuat dari ijuk sebagai penutup atap, reng, kasau, dan gording diatas bidang
– bidang vertical rangka bangunan. Karena bidang atap memiliki tinggi kelengkungan yang berbeda
– beda dan besarnya konstruksi maka kuda – kuda dibuat diatas bidang
– bidang rangka vertical setelah selesai ditegakkan dan dirakit satu sama lain.
Rizka Mardhatillah 080406007 39
3.3.3.3 BADAN
Historis Bentuk perahu yang menjadi pelambang pada badan bangunan dikarenakan
oleh anggapan bahwa nenek moyang minangkabau adalah seorang pelaut. Structural
Struktur kolom yang saling mengunci dalam penghubung bolak – balik yang
dinamakan paron merupakan solusi yang baik dan unik karena tidak lazim digunakan.
3.3.3.4 ORNAMEN
Antropologis Ornament
– ornament tersebut memiliki makna antropologis berupa sifat – sifat manusia yaitu ideal dalam bersikap, berfikir, bertindak, dan bertingkah
laku dalam kehidupan. Ornament
– ornament tersebut dipasangkan pada rumah gadang selain sebagai hiasan juga sebagai pengingat bagi masyarakat termasuk penghuni
rumah gadang agar berperilaku sebagaimana yang tersirat dalam ornament tersebut.
Rizka Mardhatillah 080406007 40
Sosiologis Ornament rumah gadang yang berkaitan dengan tata laku bergaul dengan
manusia lain, baik yang lebih tua maupun lebih muda, berlaku dan berpengetahuan pula dalam kehidupan social seluruh masyarakat.
Filosof Makna yang terkandung dalam ornament rumah gadang adalah sungguh
– sungguh filosofis, dimana bentuk perlambangan sebagai unsure alam dan
rangkaian makna yang dikandungnya sangat efisiensial dan simbolistis terhadap sifat
– sifat yang kuhur. Ini menunjukkan perenungan mendalam yang telah dilakukan orang
– orang dulu, khususnya terhadap alam dan sifat
– sifat positif bagi kesejahteraan manusia dalam keseimbangan hidup bersama alam.
Rizka Mardhatillah 080406007 41
3.4 STUDI BANDING