Hotel Resort Putri Naga Tapaktuan ( Arsitektur Modern Tropis )

(1)

HOTEL RESORT PUTRI NAGA

TAPAKTUAN

( ARSITEKTUR MODERN TROPIS )

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

ELBI SEPRIADY 06 0406 059

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2010


(2)

HOTEL RESORT PUTRI NAGA

TAPAKTUAN

( ARSITEKTUR MODERN TROPIS )

Oleh :

ELBI SEPRIADY 06 0406 059

Medan, 27 Desember 2010

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP. 196307161998021001 Dosen Pembimbing I

Ir. Rudolf Sitorus, MLA

(NIP: 196606221997021001)

Dosen Pembimbing I

Beny O.Y Marpaung, ST. MT. Phd


(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Elbi Sepriady

NIM : 060406059

Judul Proyek Tugas Akhir : Hotel Resort Putri Naga, Tapaktuan Tema : Arsitektur Modern Tropis

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing II

Koordinator TKA-490

1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang 5. Tidak Lulus

Medan, 27 Desember 2010

A

B+

B

C+

C

D

E

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP: 196307161998021001

Koordinator TGA-490

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Tugas Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dengan judul tugas akhir yang saya ajukan adalah Hotel Resort Putri naga di kota Tapaktuan, Aceh Selatan.

Bangunan gedung sebagai sarana manusia melakukan kegiatan mempunyai peranan penting dalam produktivitas kerja dan pembentukan pola perilaku serta jati diri manusia. Atas dasar alasan ini penyelenggaraan bangunan gedung perlu diatur dan dibina demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan serta penghidupan masyarakat, termasuk mewujudkan bangunan gedung yang seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya.

Hotel juga termasuk bangunan gedung yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat ketika mereka harus tinggal dan menginap jauh dari rumah mereka ketika sedang berwisata. Dengan segala fasilitasnya, Hotel juga dituntut untuk dapat memberikan kenyamanan kepada para pemakainya. Hotel pun memiliki banyak jenis tergantung dari tempat ia berada. Seperti Hotel resort yang menyediakan fasilitas penginapan yang menyatu dengan unsur alammya. Seiring dengan perjalanan waktu, peningkatan kesejahteraan masayarakat kota Tapaktuan harus segera ditingkatkan, dengan cara melakukan berbagai pembangunan sarana prasarana dan fasilitas baru yang mendukung kemajuan daerah setempat. Selain itu juga potesi alam yang ada mendorong pemerintah untuk mengembangkan berbagai objek wisata yang ada di Kabupaten Aceh Selatan khususnya Tapaktuan . Hal ini lah yang mendorong munculnya perencanaan perancangan Hotel Resort Putri Naga sebagai terobosan baru dalam bidang pariwisata, arsitektur dan bisnis penginapan tentunya. Dengan berlokasi di kota Tapaktuan, diharapkan dapat menjadi hotel yang yang memberikan suasana baru kepada pemakainya.

Saya mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah mendukung kelancaran penulisan laporan ini. Saya tetap mengharapkan berbagai masukan, kritik dan saran, demi perbaikan laporan ini agar dapat menjadi lebih baik di masa mendatang

Terimakasih sebesar-besarnya tidak lupa saya ucapkan kepada :

 Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA. sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

 Ibu Beny O.Y Marpaung, MT.Phd sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.


(5)

 Ibu Ir.Basaria Thelarosa, MT, Ibu Ir. Salmina Wati Ginting, MT, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

 Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT. Sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio Tugas Akhir Semester A TA. 2009/2010.

 Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU.

 Kepada kedua Orang Tua saya dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan memotivasi saya selama menjalani proses hingga Akhir.

 Abang-abang dan kakak-kakak senior yang banyak membantu dan memberi masukan selama proses tugas akhir.

 Teman-teman angkatan 2006 dan teman – teman satu Kelompok Sidang, Laura Umboh, Berlianto Thamrin, dan Hasbi Gunawan Sihombing.

 Kepada Yudhistira, Andre, Haris, Willy, David, Didit, Amed, Biman, Vikri, Vita, dan adik-adik 2009 dan 2010 lainnya yang telah banyak membantu,

Akhir kata, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan,27 Desember 2010

Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR DIAGRAM ALIR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 3

1.3. Ruang Lingkup Permasalahan ... 3

1.4. Batasan Proyek ... 3

1.5. Kerangka Berpikir ... 4

1.6. Sistematika penulisan laporan ... 5

BAB II DESKRIPSI PROYEK ... 6

2.1. Terminologi Judul……… ... 6

2.1.1. Hotel ... 6

2.1.2. Putri Naga ... 6

2.2. Studi Kelayakan……… ……... ... 7

2.3. Tinjauan Umum ... 9

2.3.1Hotel ... 9

A. Definisi ... 9

B. Klasifilasi Hotel ... 9

2.3.2Hotel resort ... 11

A. Penyebab Timbulnya Hotel Resort ... 11

B. Karakteristik Hotel Resort ... 11

C. Prinsip Desain Hotel Resort ... 12

2.3.3 Peraturan Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai ... 13

A. Pedoman Pemanfaatan Tepi Pantai di Kawasan Perkotaan ... 13

B. Kawasan Sempadan Pantai ... 13

C. Pengelolaan Sempadan Pantai ... 14


(7)

2.4. Tinjauan Proyek ... 15

2.4.1Deskripsi Proyek ... 15

2.4.2Pendekatan pemilihan Tapak Lokasi ... 16

2.4.3Alternatif Lokasi Tapak ... 18

A. Alternatif I, Bukit Lampu ... 19

B. Alternatif II, Bukit Pelita ... 20

C. Kondisi Sekitar Bukit Lampu ... 24

2.5. Studi Banding Proyek Sejenis ... 25

2.5.1InterContinental Bali Resort ... 25

2.5.2 Batam View Resort ... 27

2.5.3 Senggigi Beach Hotel & Pool Villa Club ... 29

2.5.4 Puri Saron Hotel Senggigi ... 33

BAB III ELABORASI TEMA ... 35

3.1 Pengertian Tema ... 35

3.2 Interpretasi Tema ... 37

3.3 Keterkaitan Tema dengan Judul ... 37

3.4 Studi Banding Tema Sejenis ... 38

3.4.1Khayangan Villa Estate ... 38

3.4.2The Michael Resort ... 40

BAB IV ANALISA PERENCANGAN... 41

4.1 Analisa Fisik ... 41

4.1.1Analisa Lokasi Site………..……… ... 41

4.1.2Analisa Tata Guna Lahan………..……… ... 43

4.1.3Analisa Ukuran Tapak dan Kontur Site ... 44

4.1.4Analisa Potensi Sekitar Site ... 45

4.1.5Analisa Pencapaian dan Sirkulasi………..………… .. 50

4.1.6Analisa Matahari………..……… ... 52

A. Matahari Bulan Januari – Juni ... 52

B. Matahari Bulan Juli – Desember... 53

4.1.7Analisa Angin………..……… ... 54

4.1.8Analisa View………..………... 55


(8)

B. View Kedalam ... 57

4.1.9Analisa Kebisingan………..……… ... 59

4.1.10 Analisa Vegetasi ... 60

4.2 Analisa Non Fisik... 61

4.2.1Analisa Pengguna dan Aktivitas………..……… 70

A. Analisa Pengguna ... 70

B. Analisa Aktivitas ... 61

4.2.2Analisa Perilaku ... 62

A. Deskripsi Perilaku ... 62

4.2.3Analisa Program Ruang………..……… ... 64

BAB V KONSEP PERENCANGAN... 68

5.1 Konsep Dasar ... 68

5.2 Konsep Perancangan Tapak... 68

5.2.1. Pembagian Area Tapak ... 69

A. Berdasarkan Fungsi ... 69

B. Berdasarkan Sifat ... 69

5.2.2 Pengolahan Bentuk Lahan ... 70

5.3 Konsep Pencapaian dan Sirkulasi ... 71

5.3.1. Sirkulasi Kendaraan Bermotor ... 72

5.3.2. Sirkulasi Pengguna ... 72

5.4 Konsep Peletakan Massa... 72

5.5 Bentuk dan Penampilan Bangunan ... 73

5.6 Penataan Ruang... 74

5.7 Konsep Perancangan Bangunan... 75

5.7.1 Jenis – Jenis Fasilitas Bangunan ... 75

A. Fasilitas Tamu ... 75

B. Fasilitas Area Publik... 75

C. Fasilitas Rekreasi ... 75

D. Fasilitas Service ... 76

5.8 Struktur Organisasi Ruang ... 76

5.8.1. Struktur Organisasi Hotel ... 77


(9)

5.9 Pendalaman Desain ... 90

5.9.1 Pendalaman Arsitektur Tropis ... 90

A. Pendekatan Pengguna ... 90

B. Pendekatan Arsitektur ... 91

C. Pendekatan Lingukungan Sekitar ... 93

5.9.2 Material/ Bahan Bangunan ... 95

5.10 Konsep Perancangan Struktur Bangunan ... 95

5.10.1 Konsep Dasar Struktur dan Konstruksi ... 96

A. Sub Struktur... 96

B. Middle Struktur ... 96

C. Upper Struktur ... 97

5.11 Konsep Utilitas Pengolahan Limbah ... 97

5.11.1. Definisi Limbah ... 97

5.11.2. Karakteristik Limbah Hotel ... 98

5.11.3. Baku Mutu Limbah Cair Hotel ... 99

5.11.4. Konsep Desain Pengolahan Air Limbah Hotel ... 100

5.12 Konsep Utilitas Pengolahan Energi ... 100

5.12.1. Definisi Energi ... 100

5.12.2. Konsep Energi Bangunan ... 101

5.12.3. Konsep Aplikasi Energi Arus Laut ... 101

BAB VI Hasil Perancangan ... 102

6. 1 Gambar Arsitektural ... 102

6.2 Gambar Struktural ... 113

6.3 Gambar Utilitas ... 115

6.4 Gambar Detail ... 117

6.5. Gambar Sketsa Perspektif ... 118

6.6 Gambar Interior... 121

6.7 Foto Maket ... 122


(10)

DAFTAR GAMBAR

BAB II. Deskripsi Proyek

Gambar 2.1 Judul Proyek Dengan Latar Gunung Putri Naga ... 6

Gambar 2.2 Alternatif Lokasi Hotel Resort Putri Naga ... 18

Gambar 2.3 Foto Kondisi sekitar site Alternatif I ... 19

Gambar 2.4 Foto Kondisi sekitar site Alternatif II ... 20

Gambar 2.5 Lokasi Proyek di Kecamatan Tapaktuan ... 23

Gambar 2.6 Foto Kondisi Sekitar Site yang dipilih ... 24

Gambar 2.7 Main Building InterContinental Bali ... 25

Gambar 2.8 Fasilitas Building InterContinental Bali ... 26

Gambar 2.9 Cottage Batam View Resort... 27

Gambar 2.10 Fasilitas Batam View Resort ... 27

Gambar 2.11 Permainan Pasir di tepi Pantai ... 28

Gambar 2.12 kondisi Tapak Senggigi Beach Hotel & Pool Villa Club ... 29

Gambar 2.13 Kamar Hotel ... 29

Gambar 2.14 Kamar beach Bungalow ... 30

Gambar 2.15 Deluxe Bungalow ... 30

Gambar 2.16 Restoran & Bar ... 31

Gambar 2.17 Coffe Haouse & Kolam Renang ... 31

Gambar 2.18 Puri Saron Hotel Senggigi ... 33

Gambar 2.19 Fasilitas Kolam Renang Puri Saron... 33

Gambar 2.20 Fasilitas Kamar Superior dan Deluxe ... 34

BAB III. Elaborasi Tema Gambar 3.1 Suasana Tropis Pada Kolam Renang Resort... 38

Gambar 3.2 Suasana Tropis Bangunan... 39

Gambar 3.3 Pemandangan langsung kelaut dari atas bukit ... 39

Gambar 3.4 Bentuk Bangunan Hotel Resort Tropis... 40

BAB IV. Analisa Gambar 4.1 Peta Lokasi Aceh Selatan ... 41

Gambar 4.2 Peta Lokasi Site di Kota Tapaktuan ... 42


(11)

Gambar 4.4 Bentuk Kontur Pada Bukit Lampu ... 44

Gambar 4.5 Peta Potensi Site dan Sekitar... 45

Gambar 4.6 Peta Objek Wisata di Kawasan Tapaktuan ... 46

Gambar 4.7 Kondisi Sekitar Lokasi Site ... 49

Gambar 4.8 Analisa Pencapaian dan Sirkulasi ... 50

Gambar 4.9 Arah Sirkulasi Luar kedalam Site ... 51

Gambar 4.10 Arah Peredaran Matahari Pada Bulan Jan – Jun ... 52

Gambar 4.11 Arah Peredaran Matahari Pada Bulan Jul – Des ... 53

Gambar 4.12 Arah Peredaran Udara (angin) kedalam Site ... 54

Gambar 4.13 View keluar dari Dalam Site ... 56

Gambar 4.14 View Kedalam Site dari Lingkungan Sekitar ... 58

Gambar 4.15 Intensitas Kebisingan Kedalam Site ... 59

Gambar 4.16 Jenis-jenis Tanaman Tropis didalam Tapak ... 60

BAB V. Konsep Gambar 5.1 Bentuk Tapak dari Sisi Timur ... 68

Gambar 5.2 Areal Fungsi Site ... 69

Gambar 5.3 Zoning ... 70

Gambar 5.4 Konsep Peletakan Massa didalam Tapak ... 73

Gambar 5.5 Pola Penataan Massa Bangunan ... 73

Gambar 5.6 Tampak Bangunan ... 74

Gambar 5.7 Sirkulasi Angin ... 93

Gambar 5.8 Bentuk – bentuk Pondasi ... 96

Gambar 5.9 Kolom Rigid Frame ... 97

Gambar 5.10 Struktur Bambu ... 97

Gambar 5.11 Konsep Pengolahan Limbah Tampak Atas ... 100

Gambar 5.12 Konsep Pengolahan Limbah Tampak Samping ... 100

Gambar 5.13 Detail Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut ... 101

Gambar 5.14 Detail Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Angin ... 101

BAB VI. Hasil Perancangan Gambar 6.1 Site Plan ... 101

Gambar 6.2 Ground Plan ... 103


(12)

Gambar 6.4 Denah Lantai 2 ... 105

Gambar 6.5 Denah Lantai 3 ... 106

Gambar 6.6 Denah Cottage & Restoran Sea Food ... 107

Gambar 6.7 Tampak Hotel ... 108

Gambar 6.8 Potongan Hotel ... 109

Gambar 6.9 Potongan Tapak A ... 110

Gambar 6.10 Potongan Tapak D ... 111

Gambar 6.11 Denah Kamar Hotel ... 112

Gambar 6.12 Rencana Pembalokan ... 113

Gambar 6.13 Rencana Pondasi ... 114

Gambar 6.14 Rencana Sanitasi & Elektrikal ... 115

Gambar 6.15 Rencana Pengendalian Kebakaran & AC ... 116

Gambar 6.16 Detail – detail ... 117

Gambar 6.17 Perspektif Entrance ... 118

Gambar 6.18 Suasana Kolam Renang ... 119

Gambar 6.19 Suasana Rekreasi Pantai ... 119

Gambar 6.20 Gardu pandang Kearah Pantai... 120

Gambar 6.21Cafe jearah Teluk Kota ... 121

Gambar 6.22 Lobby Hall ... 121

Gambar 6.23Suasana Café dan Restoran ... 122

Gambar 6.24 View Dari Arah Timur ... 122

Gambar 6.25 View Dari Arah Barat ... 122

Gambar 6.26 View Dari Bangunan Pendukung ... 123


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Tamu Wisata Mancanegara ... 7

Tabel 2.2 Jumlah Tamu Wisata Nusantara ... 8

Tabel 2.3 Kunjugan Wisatawan Mancanegara ... 8

Tabel 2.4 Kriteria Pemilihan Lokasi ... 17

Tabel 2.5 Penilaian Alternatif Lokasi ... 22

Tabel 4.1 Pengunjung Mancanegara di NAD, 2009 ... 47

Tabel 4.2 Pengunjung Lokal di NAD, 2009 ... 47

Tabel 4.3 Data Jumlah Hotel di Kota Tapaktuan ... 48

Tabel 4.3 Analisa Program Ruang ... 64

Tabel 5.1 Program Ruang ... 79


(14)

DAFTAR DIAGRAM ALIR

Diagram Alir 1.1Kerangka Berpikir ... 48

Diagram Alir 4.1Kegiatan Pengelola... 62

Diagram Alir 4.2Kegiatan Teknisi ... 63

Diagram Alir 4.3Kegiatan Pengunjung ... 64


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Potensi wisata di Aceh saat ini sangatlah besar, dan banyak yang belum dimanfaatkan sebagai objek wisata disetiap daerah. Hampir semua kabupaten di Aceh memiliki keunggulan di bidang pariwisata baik itu wisata pantai maupun pegunungan dan perbukitan. Aceh Selatan termasuk daerah yang banyak memiliki potensi alamnya, sehingga pemerintah dalam hal ini dinas pariwisata berperan penting dalam mengolah dan meningkatkan fasilitas dan sarana akomodasi yang mendukung perkembangan objek-objek wisata yang ada.

Selain itu, pengadaaan dan pengembangan akan tempat-tempat wisata di daerah Aceh Selatan memberikan lahan perekonomian baru bagi pemerintah dan masyarakat setempat, dan bisnis perhotelan maupun penginapan lainnya menjadi meningkat begitu juga dengan sumber daya manusianya. Dengan begitu secara perlahan penanaman pemikiran akan sadar wisata bisa meningkat dikalangan masyarakat yang sudah terlanjur menganggap pariwisata yang sebagai hal yang dapat merusak norma agama (syari’at) yang diterapkan di NAD.

Hal inilah yang ingin di dikembangkan di kota Tapaktuan yang dikenal sebagai Kota Naga menjadi sebuah kota wisata yang diminati oleh wisatwan baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara, hal tersebut haruslah didukung dengan fasilitas dan sarana yang baik pada objek-objek wisata, serta kemudahan akses ke kota Tapaktuan sendiri, baik itu dari darat, laut, dan udara. Untuk akses darat, Tapak tuan termasuk kota perlintasan wilayah barat aceh, sehingga merupakan jalur sibuk dari Medan – Kabanjahe – Subulussalam – Tapaktuan – Meulaboh – Banda Aceh. Sedangakan jalur udara, kecamatan Tapaktuan memiliki lapangan terbang Cut Ali yang jaraknya sekitar 20 km dari pusat kota. Untuk jalur laut, Tapak tuan memiliki pelabuhan yang sekarang di peruntukkan sebagai pengangkutan Semen dan barang, namun sangat berpotensi sebagai pelabuhan penumpang.

Saat ini kota Tapak tuan memiliki sekitar 15 tempat penginapan seperti losmen, wisma, dan hotel dengan kelas melati, dengan tingkat fasilitas yang masih rendah dan belum menunjukkan sebuah akomodasi yang baik pada kawasan wisata. Dan lokasi tempat berdirinya penginapan tersebut tidak berada pada area – area strategis dalam hal memanfaatkan potensi keindahan alam yang ada. Terdapat hanya dua hotel yang berada


(16)

tepat dipinggiran pantai kota yaitu Hotel Dian Rana dan Hotel Panorama, dua penginapan yang hanya memberikan pemandangan ke teluk kota.

Ada beberapa hal lainnya yang membuat kota Tapak tuan hingga beberapa waktu yang lalu belum sepenuhnya menjadi sebuah kota wisata yaitu lambatnya perhatian pemerintah setempat untuk mengembangkan fasilitas –fasilitas rekreasi di tengah kota yang merupakan kawasan teluk, hal tersebut bisa dilihat dari pembangunan – pembangunan yang ada, lebih kepada ruko - ruko sepanjang jalan kota hingga pada petimbunan tanah sebagai upaya memperluas lahan kota yang sudah sempit. Namun saat ini pemerintah melalui dinas pariwisata mulai menunjukkan keseriusannya untuk mengembangkan berbagai objek wisata yang berpotensi mendatangkan wisatawan ke daerah Aceh Selatan, seperti perencanaan alun-alun budaya kota Tapaktuan, Water Boom di Pelabuhan kota, dan wisata danau buatan (bekas Tsunami) dan banyak lainnya.

Situs-situs lagenda yang diyakini sebagai bukti fiksi dari asal usul terbentuknya daerah tapaktuan sendiri masih berada pada tempatnya, seperti yang ada di bukit Lampu yaitu Jejak tapak Tuan Tapa yang dimensinya sekitar 5m x 2m, Topi dan Tongkat Tuan Tapa yang sudah membatu berada di lepas pantai, dan bekas darah dan hati Naga yang sekarang bernama desa batu merah dan desa batu itam, dan lannya yang masih dapat disaksikan hingga sekarang, namun tempat tersebut kurang di eksplorasi dengan baik sehingga potensi yang ada tidak terperhatikan dengan baik.

Kota Naga, itulah sebutan lain dari kota Tapaktuan, yang dikenal oleh masyarkat Aceh sebagai ibukota Kabupaten Aceh Selatan, dan lagendanya yang terkenal yaitu Tuan Tapa dan sepasang Naga serta putrinya. Kota kecil yang terletak pada bagian pesisir barat – selatan aceh ini memiliki segudang potensi alam yang masih asri dan alami, dari bagian hulu dengan potensi bukit, gunung, dan sungainya, hingga ke hilir dengan potensi pantai dan lautnya yang biru mempesona.

Menyadari akan hal ini maka perlu dipikirkan sarana akomodasi yang dapat menarik serta mendukung sektor pariwisata di Kabupaten Aceh Selatan umumnya dan kecamatan Tapaktuan khususnya. Pemilihan judul ”Hotel Resort Putri Naga” sebagai ajuan judul tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi yang dapat mendukung sektor pariwisata, karena dalam membicarakan pariwisata kita tidak dapat terlepas dari sektor akomodasi seperti hotel dan sejenisnya.


(17)

Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan sebuah penginapan baru bagi para pengunjung ataupun wisatawan yang ada di kawasan kecamatan Tapak tuan dan sekitarnya, sebuah tempat penginapan yang letaknya sangat strategis di tengah-tengah kota Tapaktuan dengan jaminan kenyamanan dan pemandangan ke arah pegunungan dan teluk ataupun lautan. Selain itu, dengan adanya penginapan ini dapat memberikan wajah baru yang lebih dinamis, dan berkembang ke arah pariwisata daerah, hal tersebut juga dapat merangsang masyarakat maupun pemerintah dalam meningkatkan kuliatas pariwisata kota yang memiliki prospek ekonomi yang besar dimasa mendatang.

Tempat penginapan yang baik sangatlah dibutuhkan di kawasan kota Tapaktuan, karena dengan memanfaatkan potensi alam yang ada dan memberikan kemanjaan kepada pengunjung dengan beberapa fasilitas tambahan, akan memberikan kepuasan dan nilai jual yang tinggi bagi hotel atau penginapan lainnya.

1.3Ruang Lingkup Permasalahan

Dalam mendesain dan membangun sebuah bangunan, pastinya seorang desainer memiliki beberapa batasan dan permasalahan. Adapun batasan dan permasalahan tersebut adalah :

• Bagaimana menciptakan fungsi bangunan resort dilahan bukit tengah kota yang berkontur.

• Bagaimana menciptakan kualitas ruang luar dan dalam yang layak dan nyaman disesuaikan dengan tema yang diambil yaitu Modern Tropis.

• Bagaimana mendesain sebuah hotel yang sesuai dengan kebutuhan akomodasi yang ada pada kawasan kota.

1.4Batasan Proyek

- Tapak yang digunakan dianggap milik pemilik proyek dan telah siap untuk dibangun, proses pemilikan, pengosongan tanahm dan sebagainya tidak dibahas. - Penghitungan biaya dan manajemen proyek perhotelan tidak dibahas.

- Fasilitas, kebutuhan ruang, dan fasilitasnya ditentukan berdasarkan studi banding dan studi literatur maupun survey, data-data yang diperoleh dianggap benar dan relevan, sedangkan data yang kurang lengkap diambil dari proyek sejenis dan asumsi.


(18)

Kerangka berfikir adalah konsep yang meliputi proses pola berfikir dalam melaksanakan sebuah kegiatan sebagai gambaran perencanaan dari seluruh kegiatan yang akan di lakukan. Berikut adalah kerangka berpikir dalam mewujudkan Hotel Resort Putri Naga ini;

L

LAATTAARRBBEELLAAKKAANNGG

 MMeennggooppttiimmaallkkaannppootteennssiiwwiissaattaaaallaammddaannbbuuddaayyaaddiiKKoottaaTTaappaakkttuuaann

 MMiinniimmnnyyaappeerrhhaattiiaannppeemmeerriinnttaahhbbeerrkkaaiittaannddeennggaannppeerraannccaannaaaannKKoottaaWWiissaattaa

 MMaassiihhttiiddaakkaaddaassaarraannaawwiissaattaayyaannggddaappaattmmeemmbbaannggkkiittkkaannaanniimmoo m

maassyyaarraakkaattmmaauuppuunnwwiissaattaawwaannuunnttuukkddaattaannggbbeerrwwiissaattaakkeeTTaappaakkttuuaann..

T

Teemmaa:: ArArssititeekkttuurr T

Tememaatitikk

T

TUUJJUUAANNDDAANNSSAASSAARRAANN T

Tuujjuuaann::

 MMeemmbbeerriikkaannaalltteerrnnaattiiffbbaarruuddaallaammdduunniiaappaarriiwwiissaattaaddiiPPrroovviinnssiiNNAADD

 MMeenncciippttaakkaannssaarraannaahhuunniiaannhhootteellddaannrreekktteeaassiibbaahhaarriiddiiddaaeerraahhPPeessiissiirr..

 MMeenncciippttaakkaannssaarraannaahhuunniiaannhhootteellddaannwwiissaattaabbaarruu..

S Saassaarraann::

• WWiissaattaawwaannyyaannggaaddaabbaaiikkLLookkaallmmaauuppuunnMMaannccaanneeggaarraa..

P

PEERRMMAASSAALLAAHHAANN

• MMeemmaadduukkaannkkoommpplleekkssiittaasskkeeggiiaattaannhhuunniiaannddaann

r

reekkrreeaassii yyaanngg bbeerrbbeeddaa ddaallaamm ssaattuu kkaawwaassaann

w

wiissaattaa..

• MMeennyyeellaarraasskkaannaakkttiivviittaassppuubblliiccddeennggaannpprriivvaassii p

peenngghhuunniihhootteell..

P

PEENNGGUUMMPPUULLAANNDDAATTAA

• PPeerraattuurraann mmeennggeennaaii kkaawwaassaann w

wiissaattaa..

• SSttuuddiilliitteerraattuurr

DESAIN AKHIR

Hotel Resort Putri Naga

K

KOONNSSEEPP&&DDEESSAAIINNSSKKEEMMAATTIIKK A

ANNAALLIISSAA

• FFiissiikk::

--LLookkaassiittaappaakkddaannlliinnggkkuunnggaann

--PPootteennssiittaappaakk

--UUttiilliittaass

• NNoonnFFiissiikk::

--AAkkttiiffiittaass,,PPeenngggguunnaa&&KKeebbuuttuuhhaannrruuaanngg

--PPrrooggrraammrruuaanngg

D


(19)

1.6Sistematika penulisan laporan

BAB I. PENDAHULUAN

Berisi pembahasan mengenai hal-hal yang melatarbelakangi perancangan,tujuan dan manfaat perancangan, masalah perancangan, metode pendekatan, lingkup dan batasan proyek, kerangka berpikir proyek yang akan diambil.

BAB II. DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang pengertian dan tinjauan tentang kasus proyek serta deskripsi umum tentang proyek, meliputi satus, kepemilikan, pemilihan lokasi, program kegiatan pada proyek, kebutuhan ruang, standar-standar perancangan dilengkapi dengan studi banding proyek sejenis.

BAB III. ELABORASI TEMA

Berisi tentang berbagai pengertian tentang tema, batasan tema, interpretasi tema serta, kaitan tema dengan judul serta studi banding dengan tema sejenis.

BAB IV. ANALISA

Berisi analisa permasalahan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya secara terperinci berdaarkan fakta-fakta serta standar-standar yang ada, dimulai dengan lingkungan hingga ke masalah tapak dan bangunan.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

Berisi konsep yang diambil dari berbagai analisa pada bab sebelumnya meliputi rencana tapak dan bangunan, perancanganbangunan, perancangan utilitas,

BAB VI. PERANCANGAN ARSITEKTUR


(20)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

Agar mendapat persepsi yang sama dengan penulis sehingga memudahkan untuk penjelasan mengenai proyek maka perlu untuk menjelaskan proyek secara garis besar terlebih dahulu. Dilihat dari judul ”Hotel Resort Putri Naga” dapat di definisikan sebagai berikut : Suatu hotel/ rumah penginapan di daerah wisata kota tapaktuan dan sekitarnya dengan fasilitas rekreasi yang berada di beberapa titik kota tapak tuan dan sekitarnya serta fasilitas penunjang lainnya yang dapat mendukung sebuah hotel.

2.1.1 Hotel Resort ( hotel wisata )

- Pada umumnya lokasi hotel terletak di dalam daerah rekreasi/ peristirahatan atau daerah wisata.

- Pelaku perjalanan umumnya menginap untuk tujuan berlibur/ beristirahat, sehingga hanya digunakan untuk waktu-waktu tertentu ( hari-hari libur, akhir minggu) ( sumber : hotel oleh H.Kodhyat, 1984, Lembaga Studi Pariwisata Indonesia)

2.1.2 Putri Naga

Pemilihan nama ”Putri Naga” sebagai identitas dari hotel resort ini dilakukan atas dasar dari tokoh cerita/ lagenda rakyat Tapaktuan, yang tidak lepas dari nama Tuan Tapa, sepasang Naga dan putrinya. Selain itu , lokasi proyek ini juga memiliki pemandangan kearah gunung yang sering di sebut dengan gunung Putri Tidur, hal itu dapat dilihat dari lekuk-lekuk pegunungan yang menyerupai seorang perempuan yang sedang tidur, sehingga sebutan Putri Naga ini cukup familiar di kawasan Tapaktuan hingga di daerah-daerah Kabupaten Aceh Selatan. Dan secara tidak langsung memberikan nilai jual yang lebih pada pengunjung yang datang akan potensi yang ada.


(21)

2.2 Studi Kelayakan

Setiap tahunnya Indonesia mengeluarkan program Visit Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung atau wisatawan yang datang ke Indonesia. Seiring dengan program pemerintah tersebut banyak daerah mulai mengembangkan berbagai macam keunikan atau potensi yang ada pada daearah masing –masing, seperti halnya Bali atau Lombok yang sudah menjadi surga bagi para wisatawan asing maupun lokal.

Demikian halnya dengan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebagai provinsi paling barat Indonesia, Aceh mulai berbenah diri pasca Tsunami yang melanda sebagian besar daerah pesisir pantai barat dan utara, baik itu pembangunan fisik maupun non fisik. Daerah Aceh sendiri memilki banyak objek wisata yang berskala internasional seperti Pulau Weh (Sabang), Danau Laut Tawar (Takengon), Pantai Lhok Nga (Banda Aceh), dan objek wisata lainnya. Untuk jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke provinsi NAD sendiri pada masing-masing kabupaten, dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(22)

Tabel 2.2. Jumlah tamu wisata nusantara


(23)

Dari tabel diatas dapat dilihat untuk kunjungan wisatawan ke daerah Aceh Selatan pada tahun 2009 mengalami penurunan dengan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 36 orang, dan wisatawan lokal sebanyak 9.455 orang. Atas pertimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa penurunan yang terjadi pada kunjungan wisatawan yang ada di daerah Aceh Selatan di sebabkan oleh beberapa hal seperti masih kurangnya tingkat pelayanan pada objek-objek wiata yang tersebar hampir diseluruh kawasan di Aceh Selatan (lihat Lampiran) baik itu kenyamanan, kelengkapan fasilitas, akomodasi penginapan, kemudahan akses ke daerah objek wisata, dan lainnya.

Untuk Jumlah kunjungan wisatawan ke kecamatan Tapak Tuan dan sekitarnya sendiri dapat dilihat dari data jumlah pengunjung yang menginap di 15 hotel di kecamatan Tapak Tuan yaitu sekitar 10.854 orang tiap tahunnya. (lampiran)

2.3. Tinjauan Umum 2.3.1 Hotel

A. Definisi.

Menurut Pramono dalam thesisnya :

- Hotel yang meyoritas pengunjungnya adalah wisatawan, umumnya hotel ini terletak pada daerah luar kota atau tempat-tempat wisata yang mempunyai suatu keindahan tertentu seperti halnya pada daerah pantai atau pegunugan. Hotel ini sangat memperhatikan potensi keindahan lingkungannya dan biasanya digunakan sebagai tempat untuk istirahat/ berlibur.

- Akomodasi bagi tamu yang menginap cukup lama dengan melihat alam, kebudayaan, adat setempat. Letaknya di objek wisata. Fasilitas penunjang yang tersedia bersifat indoor dan outdoor ( sumber: Pramono, 1984, Thesis Bagian Teknik Arsitektur FT UGM).

B. Klasifikasi Hotel.

Suatu resort hotel dapat dibedakan berdasarkan macam rekreasi dan lokasinya, antara lain:

- Hotel resort di daerah bersalju ( Sky Resort Hotel )

Terletak di lereng pegunungan bersalju, biasanya dilengkapi fasilitas olah raga ski es.


(24)

Terletak ditepi pantai dan biasanya menyediakan fasilitas olah raga air seperti : berperahu, menyelam, berselancar, ski air.

- Hotel rosort gunung ( Mountain Resort Hotel )

Terletak di daerah pegunungan dan menyediakan fasilitas olah raga gunung seperti : medaki gunung, bersepeda gunung dan laut, menunggang kuda, berburu.

( Sumber : Henry End, “Interior Secund Rook of hotel”) Mengingat lokasi hotel terletak pada kawasan objek wisata kota dan sekitarnya, dimana umumnya wisatawan yang berkunjung bertujuan untuk berlibur dan berekreasi, maka hotel dengan berlokasi diatas bukit ini dituntut untuk menyediakan berbagai fasilitas yang lengkap, terutama berhubungan dengan ruang luar. Jenis hotel yang cocok pada kondisi ini adalah hotel resort. Maka

klasifikasi hotel yang direncanakan adalah hotel resort bintang tiga. Kriteia resort bintang tiga ini ditentukan oleh Direktur Jendral Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi. Adapun kriteria – kriteria tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

- Persyaratan – persyaratan fisik meliputi : lokasi hotel, kondisi bangunan dan lingkungan taman, tempat parkir, olah raga, dan rekreasi, kamar tamu, restoran, function room, area publik, dapur, area administrasi, area tata usaha, ruang binatu, dan ruang operator.

- Bentuk dan pelayanan yang diberikan kepada pengunjung/ tamu.

- Klasifikasi tenaga kerja yang meliputi pendidikan kesejahteraan, karyawan dan sebagainya.

- Persyaratan jumlah kamar yang tersedia :

Hotel berbintang tiga, minimum 30 kamar termasuk 2 suite, dengan luas minimum untuk masing – masing kamar standar yaitu 24m2 dan suite yaitu 48m2.

- Persediaan fasilatas olah raga dan kreasi.

Hotel bintang tiga menyediakan kolam renang untuk dewasa dan anak-anak serta dua fasilitas olah raga antara lain fitness, sauna, dan lain-lain.

- Fasilitas penunjang : Hotel berbintang tiga minim tersedia ruangan yang disewakan untuk fasilitas. Dari drug store, bank/ money charger, travel agen. Untuk hotel dengan klasifikasi bintang tiga layak dan pantas untuk memenuhi


(25)

sarana akomodasi yang dapat melayani wisatawan domestik maupun wisatawan asing.

2.3.2 Hotel Resort

A. Penyebab timbulnya Hotel Resort

Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Hotel Resort yaitu selain untuk menginap juga sebagai sarana rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya hotel resort disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

- Berkurangnya waktu untuk beristirahat

- Kebutuhan Manusia akan rekreasi Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka

- Kesehatan Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik para pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di tempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan

- Keinginan Menikmati Potensi Alam Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah perkotaan yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun pengguna hotel tersebut

B. Karakteristik Hotel Resort

Ada 4 (empat) karakteristik hotel resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya, yaitu:

- Lokasi Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “Hutan Beton” dan polusi perkotaan. Pada Hotel Resort, kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh pada harganya.


(26)

- Fasilitas Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan tennis dan penataan landskap. - Arsitektur dan Suasana Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung

mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.

- Segmen Pasar Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah.

C. Prinsip Desain Hotel Resort

Penekanan perencanaan hotel yang diklasifikasikan sebagai hotel resort dengan tujuan pleasure dan rekreasi adalah adanya kesatuan antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya, sehingga dapat diciptakan harmonisasi yang selaras.

Disamping itu perlu diperhatikan pula bahwa suatu tempat yang sifatnya rekreatif akan banyak dikunjungi wisatawan pada waktu¬waktu tertentu, yaitu pada hari libur. Oleh karena itu untuk mempertahankan occupancy rate tetap tinggi, maka sangat perlu disediakan pula fasilitas yang dapat dipergunakan untuk fungsi non¬rekreatif seperti, function room dan banguet.

Setiap lokasi yang akan dikembangkan sebagai suatu tempat wisata memiliki karakter yang berbeda, yang memerlukan pemecahan yang khusus. Dalam merencanakan sebuah hotel resort perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain sebagai berikut:

- Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata. - Pengalaman unik bagi wisatawan.

- Menciptakan suatu citra wisata yang menarik

2.3.3 Peraturan Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai

A. Pedoman Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai di Kawasan Perkotaan


(27)

- Undang-Undang R.I No. 28 Tahun 2004 tentang Bangunan Gedung.

- Peraturan Pemerintah R.I No. 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran masyarakat Dalam Penataan Ruang.

- Peraturan Pemerintah R.I No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

- Kawasan perkotaan

kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

- Kawasan tepi pantai

kawasan dari suatu perkotaan dimana daratan dan air bertemu, dan meliputi kegiatan atau bangunan yang secara fisik, sosial, ekonomi dan budaya dipengaruhi oleh karakteristik badan air laut.

- Pemanfaatan ruang

Rangkaian program kegiatan pelaksanaan pembangunan yang memanfaatkan ruang menurut jangka waktu yang ditetapkan di dalam rencana tata ruang.

- Kawasan pariwisata

Kawasan pariwisata merupakan kawasan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan pariwisata dengan kriteria pemanfaatan ruang :

- Tersedia sarana dan prasarana;

- Tersedia aksesibilitas yang tinggi ke pusat pelayanan niaga dan kesehatan; - Memiliki obyek dan daya tarik wisata;

- Pemberlakuan lebar garis sempadan pantai (Perda atau hukum pengusahaan atau sistem pemilikan pantai);

- Pengaturan pemakaian air tanah yang disesuaikan dengan kapasitas ketersediaan air tanah dan waktu yang dibutuhkan untuk pengisian kembali; - Lebar garis sempadan pantai 100-300 meter dari titik pasang tertinggi.


(28)

Sempadan pantai yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten/Kota merupakan daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai.

Lebar sempadan pantai dihitung dari titik pasang tertinggi, bervariasi sesuai dengan fungsi/aktifitas yang berada di pinggirannya, yaitu :

1) Kawasan Permukiman, terdiri dari 2 (dua) tipe :

- Bentuk pantai landai dengan gelombang < 2 meter, lebar sempadan 30 – 75 m.

- Bentuk pantai landai dengan gelombang > 2 meter, lebar sempadan 50 – 100 m.

2) Kawasan Non Permukiman, terdiri dari 4 (empat) tipe :

- Bentuk pantai landai dengan gelombang < 2 meter, lebar sempadan 100 – 200 m.

- Bentuk pantai landai dengan gelombang > 2 meter, lebar sempadan 150 – 250 m.

- Bentuk pantai curam dengan gelombang < 2 meter, lebar sempadan 200 – 250 m.

- Bentuk pantai curam dengan gelombang > 2 meter, lebar sempadan 250 – 300 m.

C. Pengelolaan sempadan pantai :

1) Sosialisasi rencana pengelolaan kawasan sempadan pantai kepada seluruh masyarakat yang bermukim di sekitar pantai dan kepada seluruh stakeholders pembangunan terkait.

2) Penanaman tanaman bakau di pantai yang landai dan berlumpur atau tanaman keras pada pantai yang terjal/bertebing curam;

3) Mencegah munculnya kegiatan budidaya di sepanjang pantai yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar pantai.

D. Pengembangan kegiatan budidaya di sempadan pantai :

1) Kegiatan budidaya yang dikembangkan harus disesuaikan dengan karakteristik setempat dan tidak menimbulkan dampak negatif.


(29)

2) Pengembangan kegiatan budidaya di sempadan pantai harus disertai dengan kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang terhadap kegiatan seperti eksploitasi sumberdaya tambang, pemasangan papan reklame, papan penyuluhan dan peringatan.

3) Pengembangan kegiatan budidaya di sempadan pantai harus disertai dengan kegiatan penertiban pemanfaatan ruang. Kegiatan budidaya yang berdampak negatif terhadap fungsi pantai antara lain :

- Pembuangan limbah padat ke pantai;

- Pembuangan limbah cair tanpa pengolahan ke pantai; - Budidaya pertanian tanpa pengolahan tanah secara intensif;

- Pembangunan tempat hunian atau tempat usaha tanpa Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

2.4 Tinjauan Proyek 2.4.1. Deskripsi Proyek

Judul Proyek : Hotel resort Putri Naga, Tapaktuan. Tema : Arsitektur Modern tropis.

Status : Fiktif

Fungsi : Sarana Akomodasi penginapan bagi para wisatawan yang berkunjung kekawasan wisata di Kab.Aceh Selatan

umumnya dan Kec.Tapaktuan khususnya, baik itu lokal maupun mancanegara.

Lokasi : Bukit Lampu, Kota Tapaktuan, (Jl. A.H.Yani & jl, T.ben Mahmud)

Luas lahan : ± 3 ha

Kontur : >45 ( relatif terjal)

KDB : 2.000 m2.

Batas – batas site :

Utara : Ruko, pemukiman penduduk Selatan : laut (Samudra Hindia)

Barat : Jalan lintas, pemukiman penduduk Timur : Pelabuhan, laut (Teluk Kota) Pemilik : Pribadi/ Swasta.


(30)

Potensi lahan : Berada pada lokasi bukit yang menonjol pada sisi Selatan Kota, dan memiliki potensi pemandangan alam yang sangat baik dari atas kota.

2.4.2 Pendekatan pemilihan Tapak Lokasi

Kota Tapak Tuan merupakan ibukota kab.Aceh Selatan adalah sebuah kota pusat pemerintahan dan perdagangan, namun seiring bertambahnya pengunjung yang datang ke darah Kab.Aceh Selatan yang sebagian besar bertujuan menikmati potensi wisata Alam yang tersebar di setiap kecamatan, yang nantinya akan menunjang perekonomian masyarakat melalui pariwisata.

Tapaktuan sebagai ibukota kabupaten Aceh Selatan memiliki luas kecamatan +

Maka untuk menyeimbangkan potensi tersebut maka sarana akomodasi seperti Hotel sudah seharusnya tersedia dengan perencanaan yang baik, terutama dalam hal pemilihan lokasi tapak. Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi proyek ini di sajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :

30 Ha, yang meliputi 15 desa/ kelurahan. Wilayah pusat kota berada dikawasan teluk Tapaktuan yang dikelilingi oleh lautan teluk dan perbukitan serta pegunugan, dimana terdapat 8 kelurahan/ desa yang berada pada pusat kota. Pusat kota merupakan pusat berbagai macam aktifitas masyarakat, seperti berdagang, pekerja kantor pemerintahan, sekolah ( TK, SD, SMP, SMA, Universitas Terbuka/ setingkat), perikanan, aktifitas pelabuhan, berkebun pada lereng gunung dan lain-lain.

No. Kriteria Lokasi 1. Tinjauan terhadap

struktur kota

Berada di kawasan kota yang juga merupakan daerah kawasan perintahan, dagang dan wisata. Selain itu berada dekat dengan jalan lintas sebagai penghubung transportasi. Serta bisa langsung mengakses potensi alam yang ada seperi gunung dan pantai.


(31)

2. Pencapaian Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan pribadi dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan masih dapat dikontrol dengan baik. Namun kendaraan pribadi merupakan fokus utama pencapaian, sehubungan dengan sasaran aktifitas adalah wisatawan lokal dan mancanegara.

3. Area pelayanan Restoran/cafe, objek wisata dan generator aktivitas lainnnya adalah lingkungan sekitar yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang akan direncanakan. Diharapkan dengan adanya lingkungan ini dapat memperkuat posisi Hotel Resort ini.

4. Ukuran Lahan Ukuran lahan harus mencukupi kebutuhan ruang secara fungsional beserta fasilitas-fasilitas yang direncanakan.( min. 1 Ha).

5 Kemudahan Enterance

Enterance menuju dan keluar tapak harus mudah diakses oleh pengunjung, dalam hal ini masih melalui jalur darat.

6 Kontur Tapak Kontur tapak sebaiknya relatif berkontur, untuk membentuk sebuah pengalaman baru dalam sebuah penginapan baru di kawasan wisata.

7 Kebisingan Keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan merupakan hal yang bersifat mutlak. Untuk itu perencanaan bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan di sekitarnya yang tidak akan mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Sumber: Hasil Olah Data Primer


(32)

2.4.3 Alternatif Lokasi Tapak

Terdapat dua alternatif pemilihan lokasi perancangan yaitu bukit Lampu (site 1), yang ada pada sisi Timur Kota, dan Bukit Pelita yang ada pada sisi Barat Kota (site 2).

Gambar Alternatif Site

Gambar Alternatif Site

Gambar 2.2 Alternatif Lokasi Hotel Resort Putri Naga

Site 1 Site 2


(33)

A. Alternatif I. Bukit Lampu

Pemukiman Penduduk

Pelabuhan & Teluk Stasiun TVRI Pemukiman Penduduk

Samudera Hindia

Pantai Bukit Betu Karang

Gambar 2.3 Foto Kondisi sekitar site Alternatif I Sumber: survey


(34)

Pegunungan B. Alternatif II. Bukit Pelita

Pemukiman Penduduk Pemukiman Penduduk

Pemancar TELKOM

Bukit Lampu Samudera Hindia

Pemancar TELKOMSEL

Gambar 2.4 Foto Kondisi sekitar site Alternatif II Sumber: survey


(35)

KRITERIA LOKASI

Bukit lampu, Tapaktuan Bukit Pelita, Tapaktuan

Ukuran ± 3 ha.

( 3 )

± 6 ha.

( 4 )

Keadaan Lingkungan

Merupakan sebuah bukit yang terpisah dengan bukit lainnya, dan memiliki banyak tanaman tropis dan pesisir pantai. ( 4 )

Merupakan rangkaian perbukitan yang memiliki bentuk bukit yang tidak beraturan.

( 4)

Fungsi Eksisting Pada bagian puncak bukit terdapat bekas bangunan TVRI yang tidak digunakan lagi, dan terdapat dua Tower Pemancar Televisi

( 4 )

Terdapat dua tower Telkom dan satu tower Telkomsel yang lokasinya terpisah, dan masih aktif, masyarakat memanfaatkan beberapa bagian bukit untuk berkebun dan berladang( 4 )

Suasana di sekitar tapak

Berhubungan langsung dengan laut dan pantai pada sisi timur, selatan dan barat, terdapat pantai pada bagian barat yang difungsikan sebagai café, sedangkan bagian lainnya merupakan rumah penduduk dan ruko. ( 5 )

Terdapat pemukiman penduduk pada sisi barat , selatan dan penduduk, sedangkan sisi lainnya merupakan pegunungan. ( 4 )

RUTRK Terletak pada tengah kota, dan belum direncanakan sebagai tempat wisata, walaupun terdapat situs lagenda pada kaki bukit pada sisi selatan( 3 )

Terletak pada sisi dalam kota, dan masih diwacanakan sebagai kawasan kota atas ( 5 )

Pencapaian Dapat dicapai dari arah barat dan timur, untuk berkendaraan hanya dapat dicapai dari arah barat ( 3 )

Terdapat dua arah pencapaian, yakni dari Timur dan barat ( 5 )


(36)

Pengenalan Entrance

Cukup mudah karena posisinya yang dapat di lihat dari arah kota(3 )

Cukup baik, karena berada pada kawasan kota.

(5 )

Kebisingan Intentitas rendah

( 5)

Intentitas rendah

( 5)

1 kurang sekali 2 kurang 3 sedang 4 baik 5 baik sekali

Dari penilaian dan analisa di atas, maka lokasi tapak di Bukit lampu, Tapaktuan

menjadi tapak perencanaan yang memenuhi persyaratan. - Analisa Pemilihan Lokasi

Dari penilaian di atas disimpulkan bahwa lokasi pada Site 1 ( Bukit Lampu ) yang tepat berada pada sisi selatan kota. Lokasi yang sekarang hanya diperuntukkan untuk Tower TV dan mercusuar. Dengan posisinya yang dapat diakses dari berbagai sisi kota. Dan dekat dengan potensi wisata yang tersebar baik didalam kota maupun disekitarnya.

T


(37)

Lokasi yang terpilih sebagai lokasi proyek Hotel Resort Putri Naga, Tapak Tuan adalah site yang terletak pada sudut kota dengan luas sekitar 3 Ha.

Batas – batas site :

Utara : Ruko, pemukiman penduduk Selatan : laut (Samudra Hindia)

Barat : Jalan lintas, pemukiman penduduk Timur : Pelabuhan, laut (Teluk Kota)

SITE

Teluk Kota Pegununga

n

Samudera Hindia

Jl. H.A

Jl.T.Ben


(38)

2.4.4. Kondisi sekitar Bukit Lampu Alternatif I.

Pelabuahn & Teluk Stasiun TVRI Pemukiman Penduduk

Samudera Hindia

Pantai Bukit Betu Karang

Gambar 2.6 Foto Kondisi sekitar site yang dipilih (Sumber: survey)


(39)

2.5 Studi Banding Proyek Sejenis 2.5.1. InterContinental Bali Resort

Berdiam di tengah area yang tersembunyi yang berbatasan dengan lingkungan Jimbaran Bay yang eksklusif di wilayah selatan pesisir Bali, InterContinental Bali Resort membentang di area seluas 14 hektar yang berlansekap alam tropis.

Dengan 418 kamarnya yang mewah, InterContinental Bali Resort didesain dengan memadukan kenyamanan kehidupan modern dengan arsitektur Bali yang tradisional, terlihat jelas kepekaannya terhadap lingkungannya dan menghormati kekayaan budaya setempat akan kesenian dan warisan Hindu.

Dengan akomodasi yang menawarkan beragam pilihan kamar, InterContinental Bali Resort menyediakan segala kebutuhan akomodasi para pelancong internasional. Terdiri atas 418 kamar yang mewah yang menampilkan Resort Classic Room, Resort Classic Suite, The Singaraja Wing (The Singaraja Room and The Singaraja Duplex Suite), The Club InterContinental Room, The Suite Collection (Balinese Suite, Uluwatu Suite, Jimbaran Suite and Bukit Suite and Imperial Villas.)

Seluruh kamarnya didesain dengan ruang yang luas, dan ditata sebagai ruang pamer gaya lokal dengan menekankan pengerjaan lantai kamar yang terbuat dari kayu, perabotan yang dibuat dengan keahlian pengrajinnya, serta teras yang memandang ke taman tropis yang rimbun, laguna, kolam bunga, Resort Classic


(40)

Room menciptakan lingkungan yang menenangkan dan memberikan kesempatan pada anda untuk melepaskan penat dan menikmati suasana yang santai.

Dilengkapi dengan segala fasilitas modern dan mewah untuk menjadikan liburan anda nyaman, pilihan saluran TV internasional, pembuat kopi dan teh, kotak besi digital di setiap kamar dan akses internet.

Rasakan pengalaman bersantap di InterContinental Bali Resort dengan makanan seperti Pizza, barbekyu, masakan Jepang atau masakan khas setempat yang dipersiapkan dengan hati-hati dan penuh kecermatan oleh chef kami.

Layanan untuk santapan dalam kamar selama 24 jam juga tersedia untuk anda yang dapat dimintakan kapanpun anda inginkan dengan ragam menu masakan

dari kekayaan masakan setempat dan menu masakan Barat.

Menawarkan menu yang menyeluruh dengan tema yang berdasarkan keanekaragaman hayati dari lautan dan alam, memberikan perawatan tubuh dan penyembuhan dengan memanjakan tubuh, pikiran dan jiwa anda. Kami menggunakan bahan-bahan yang alami dan asli untuk menyegarkan dan meremajakan anda.

The InterContinental Bali Resort memberikan kepastian setiap acara dan peristiwa yang penting akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan dan dinikmati dengan semua tamu dan delegasi pertemuan anda. Team kami begitu berpengalaman untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk setiap acara yang anda selenggarakan.


(41)

2.5.2. Batam View Resort

Batam View merupakan salah satu resort yang terkenal dibatam, dikarenakan dibangun diatas lahan 10 hektar dengan perpaduan puncak bukit yang eksklusif dan pantai yang indah serta view yang sangat menawan.

Terletak di Nongsa, Pulau Batam, Batam View Beach Resort adalah 35 menit dengan kapal feri dari Singapura dan menarik bagi banyak keluarga dan klien perusahaan yang mencari Getaway terjangkau. resor hotel rumah a Kolam Renang, Private Beach, Laut Sport Center, Spa Fasilitas, dan melemparkan batu dari berbagai lapangan golf seperti Puri Indah, Tering Bay, Palm Spring, dan Link Selatan.

Dengan Kapasitas 200 kamar yang tersebar di bangunan yang berlantai 5, silakan menikmati nya kicauan burung, suara desis air laut, sunset yang indah dll.

Dengan tanaman hijau subur dan bunga berwarna-warni, alasan luas resor merupakan oase ketenangan. Varietas bunga, semak, tanaman dan pohon adalah

Gambar 2.9 Cottage Batam View Resort


(42)

memperlakukanvisual untuk banyak tamu. Selain tanaman tropis seperti heliconia, ixora, bougainvilla, lily laba-laba, gurun bangkit, Allamanda dan hibrida ganyong, spesies lain tumbuh disini termasuk pakis, sikas dan telapak tangan. Di antara pohon-pohon, buah menanggung lebih menonjol seperti durian, kelapa, mangga, dan buah-buahan chiku bintang.

Daya tarik matahari, laut dan pasir di pantai teluk dilindungi kita adalah bagian dari atraksi di resor. kami baik-bukit yang indah memberikan latar belakang hijau untuk waktu bersantai di pantai pribadi kami.

pantai ini sangat ideal untuk pertemuan keluarga seperti membangun istana pasir, permainan bola voli dan pihak barbeque atau kisaran seluruh permainan team building untuk retret perusahaan.

Selain pusat olahraga laut di bearch kami menawarkan berbagai pilihan peralatan dan fasilitas mulai dari kayak, pisang perahu untuk jet-ski.

Dan dengan alasan kenapa kita memilih Batam View Resort dikarenakan dari Singapura Tanah Merah Ferry Terminal adalah salah satu titik terdekat untuk menangkap feri modern ber-AC yang berangkat secara berkala ke Batam. feri memakan waktu sekitar 35 menit untuk tiba di Nongsapura yang hanya lima menit dari Pulau Batam View Beach Resort.

2.5.3. Senggigi Beach Hotel & Pool Villa Club


(43)

Terletak di tepi pantai Senggigi, dibangun diatas areal seluas 12 hektar yang dihiasi dengan taman tropis. Pepohonan palem di taman memberikan keteduhan. Dari Lapangan Udara Selaparang dan ibu kota Mataram menuju lokasi cuma diperlukan waktu 15 menit dengan kendaraan.

A. Akomodasi

Senggigi Beach Hotel memiliki 104 kamar, 44 bungalow pantai, and 2 bungalow deluxe. Setiap kamar dilengkapi oleh berbagai fasilitas modern seperti kamar mandi pribadi, televisi berwarna dengan saluran kabel, pendingin ruangan, telepon IDD, mini bar, lemari besi elektronik, pembuat teh dan kopi, serta sistem telepon call-in dalam setiap bungalow.

B. Garden Rooms

Pemandangan dari kamar ini sangat indah karena dari teras atau balkoni dapat melihat laut, atau kebun secara langsung. Kamar yang bergaya rumah panjang ini pun memiliki balkon pribadi. Beberapa kamar dilengkapi pula dengan pintu penghubung antar kamar yang membuatnya sangat cocok untuk liburan keluarga.

C. Beach Bungalow

Gambar 2.12 Kondisi Tapak Senggigi Beach Hotel & Pool Villa Club


(44)

Kamar-kamar di kamar superior ini bergaya bungalow dan dilengkapi dengan furniture bergaya khas tropis, lantai kayu jati dan perabotan rotan. Semua bungalow menghadap pantai dimana Anda dapat menikmati tenggelamnya sang surya secara langsung. Hampir semua bungalow tipe ini memiliki double bed – sangat romantis untuk pasangan berbulan madu, atau untuk kelurga – karena beberapa kamar dilengkapi dengan pintu penghubung antar bungalow.

D. Deluxe Bungalow

Bungalow dua kamar ini terletak di lokasi terbaik di Senggigi Beach Hotel – sangat dekat dengan kolam renang, restoran dan indahnya Pantai Senggigi. Merupakan pilihan utama untuk berbulan madu, karena tamu yang menginap di kamar ini mendapatkan pelayanan khusus yang istimewa. Memiliki balkon area berjemur pribadi di tepi pantai dan juga tempat menikmati tenggelamnya sang surya secara langsung.

E. Restauran dan Bar -Rinjani Coffee House -Basilico Italian Pavilion -Beach Comber Grill & Bar

Gambar 2.15 Deluxe Bungalow Gambar 2.14 Kamar Beach Bungalow


(45)

-Bumi Gora Terrace Bar -Bamboo Bar

-Gelateria

Di Hotel Senggigi Beach, Anda bisa menjumpai Rinjani Coffee House yang letaknya dekat kolam renang. Restauran itu menyajikan berbagai masakan Eropa dan Asia. Jika Anda ingin makan pagi, makan siang atau malam, silahkan datang ke restauran tersebut. Selain itu, Anda bisa menjumpai Basilico Italian Pavilion, bar di pantai terbuka yang khusus menyajikan aneka macam pizza, pastas dan tak ketinggalan anggur Itali dan minuman tropis ringan. Jika makanan favorit Anda adalah makanan khas Asia atau Perancis, silahkan mencoba di Beach Comber Grill & Bar. Di situ Anda akan dapat menemukan masakan yang Anda inginkan.

Tapi jika Anda ingin minum dan sekaligus menikmati lingkungan yang pas untuk menambah gairah atau semangat Anda, Anda bisa coba datang ke Bumi Gora Terrace Bar. Restauran itu menyajikan koktail dengan anggur serta minuman yang menyegarkan.

Di Bamboo Bar, Anda bisa minum sambil menikmati pemandangan laut dan Gunung Agung, Bali. Kami juga menyajikan minuman dan koktail buatan sendiri.

Jika Anda suka es krim, silahkan datang ke Gelateria. Di Gelateria yang dekat kolam utama, Anda dapat menimati es krim dalam suasana santai. Anda bisa juga menjumpai aneka macam rasa masakan dan buah-buahan.

Gambar 2.16 Restoran & Bar


(46)

Fasilitas Rekreasi: Fasilitas lain -Lapangan Tenis

-Meja Tenis -Perahu

-Kolam Renang -Tempat Menyelam -Lapangan Badminston -Tempat Memancing -Lapangan Voli

-Tempat Main Snorkeling -Arena Untuk Jogging

-Kotak Menyimpan Uang -Telpon Jarak Jauh

-Layanan Pengiriman Surat -Layanan Antar ke Lapangan Udara

-Layanan Internet -Layanan Binatu -Mesin Fax -Toko Obat

-Tempat Penukaran Uang

F. Pertokoan

-Lombok Pottery Shop

-Surya Kencana Silver & batik Shop

-Santa Bali Tour & Internet Café - Fancy Art Shop -Bank Negara Indonesia (BNI 46)

-Satriavi Tours -Fasilitas Konperensi

-Tersedia pula ruangan Mayura yang dapat menampung 80 orang. Ruangan tersebut dilengkapi dengan fasilitas audio-visual. Layanan Kamar Tersedia Selama 24 jam

G. Mandara Spa

Bagi Anda yang ingin sekali memulihan kesegaran jasmani dan rohani, silahkan datang dan mencoba Mandara Spa yang letaknya diantara keheningan dan keindahan alam.

2.5.4. Puri Saron Hotel Senggigi ( Bintang 3 )

Puri saron Berlokasi di dekat pantai Senggigi yang merupakan salah satu pantai terkenal di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ditata dengan taman dan


(47)

arsitektur tradisional Puri Saron Resort merupakan tempat yang nyaman dan harmonis.

Puri Saron Hotel Lombok terletak di Pantai Senggigi bisa dijangkau hanya dalam 30 menit perjalanan pakai mobil dari bandara Mataram atau pengunjung yang bepergian pakai perahu atau kapal layer bisa menjangkau hotel ini selama 1 jam pakai mobil dari pelabuahn Lembar. Perjalanan ini cukup menyenangkan banyak tempat makan dengan makan yang enak, toko-toko cendramata yang menjual hasil kerajinan penduduk setempat.

Puri Saron Hotel Lombok memiliki 25 kamar Superior, 16 Deluxe, 4 Bungalow dan 4 Suite yang dirancang dengan khas tradisional Bali dengan sentuhan karakter daerah tropis.

A. Fasilitas Hotel * 49 Kamar tersedia * Restaurant

* Bar

* Toko Obat

* Pelayanan 24 Jam

Gambar 2.18 Puri Saron Hotel Senggigi


(48)

* Tempat Penyimpan Barang * Kolam Renang

* Pelayanan Binatu * Sewa Mobil

B. Fasilitas Kamar * TV Berwarna

* Koneksi telephone antar Kamar * AC

* Mini Bar * Meja Rias

* Kamar mandi dengan shower * Penggunaan Air Panas/Dingin * Bathtub

* Beranda depan


(49)

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1 Pengertian Tema

Tropis merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu “tropikos” yang berarti garis balik yang meliputi sekitr 40% dari luas seluruh permukaan bumi. Garis-garis balik ini adalah garis lintang 23°27’ Utara dan Selatan. Daerah tropis didefinisikan sebagai daerah yang terletak diantara garis isotherm 20° di sebelah bumi Utara dan Selatan (Lippsmeier, 1994).

Dengan kata lain, arsitektur tropis merupakan arsitektur yang berada di daerah tropis dan telah beradaptasi dengan iklim tropis. Indonesia sebagai daerah beriklim tropis memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap bentuk bangunan rumah tinggal, dalam hal ini khususnya rumah tradisional. Kondisi iklim seperti temperature udara, radiasi matahari, angina, kelembaban, serta curah hujan, tempengaruhi disain dari rumah-rumah tradisional. Masyarakat pada jaman dahulu dalam membangun rumah-rumahnya berusaha untuk menyesuaikan kondisi iklim yang ada guan mendapatkan disain rumah yang nyaman dan aman.

Disamping itu, arsitektur rumah tradisional sebagai ungkapan bentuk rumah tinggal karya manusia adalah merupakan salah satu unsur budaya yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan suatu masyarakat, suku atau bangsa yang unsur-unsur dasarnya tetap bertahan untuk kurun waktu yang lama dan tetap sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan kebudayaan suatu masyarakat, suku, atau bangsa yang bersangkutan.

Menurut Corsini (1997), konsep bangunan yang fleksibel terhadap perubahan suhu dan kelembaban udara adalah menghindari pemancaran dan pemantulan panas matahari serta utilitas mesin bangunan, melalui penentuan bahan bangunan yang tepat, ventilasi dalam bangunan yang sempurna dan menyeluruh ke semua sudut ruangan, pemakaian bahan bangunan alami, tata tanaman yang mencukupi guna mendinginkan panas udara dan produksi oksigen serta atap dan langit-langit cukup tinggi untuk menaikkan udara panas di samping perhatian pada organisasi ruang yang dapat mengefisienkan gerakan di dalam bangunan.

Meletakkan 4 ventilasi angin pada dinding di atas lantai, pada jendela, pada dinding atas dan pada langit-langit. Tujuannya adalah ventilasi yang bergerak teratur, lurus dan menyeluruh ke sudut ruangan.


(50)

Arsitektur tradisional menginginkan kemudahan dalam bongkar pasang elemen bangunan yang mudah rusak. Dampak kenaikan suhu global memungkinkan perubahan perilaku jamur dan serangga, kemungkinan mati, muncul jenis baru, atau berperilaku baru, sehingga metode mudah bongkar pasang elemen arsitektur masih didikuti pada kawasan tropis ini. Pemakaian bahan bangunan yang anti jamur perlu dipertanyakan, sebagai contoh keramik berglasir tang dilapisi anti lumut, akhirnya juga ditumbuhi lumut.

Kehalusan permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan panas dan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.

Di samping itu diperlukan teknik insulasi yang baik untuk meredam pancaran panas genteng ke ruang di bawahnya (kasur ijuk sangat baik sebagai isolasi atap di bawah genteng daripada nylon wool). Dalam ruang atap yang tertutup rapat, terjadi udara yang lebih panas dari sinar matahari atau suhu udara luar. Panas pada ruang atap akan dipancarkan ke bawah ke langit-langit dan dipancarkan lagi ke ruang fungsional di bawahnya.

Ikllim mikro di sekitar bangunan perlu dikendalikan dengan memanfaatkan tanaman hijauyang berdaun gelap dan lebat. Sangat ideal jika 30% - 70% volume ruang lahan bangunan terisi tanaman hijau dan 30% - 70% luasan permukkaan tanah tidak ditutupi material keras.

Di bawah lindungan bayang-bayang pohon akan terjadi suhu yang menyejukkan, karena terdapat akumulasi oksigen yang lebih banyak. Di samping itu keluaran uap air hasil fotosontesis dapat menyerap panas udara pada tanaman tersebut dan menurunkan suhu udara di sekitar pepohonan.

Untuk mengatasi kegerahan udara, maka pemakai bangunan diharapkan tidak melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu, sehingga untuk seluruh ruang-ruang fungsional perlu diorganisir secara baik.

Tampilan bangunan yang bergaris horisontal dapat menimbulkan perasaan intim dan santai, sedangkan garis-garis vertikal yang terlalu banyak akan menimbulkan ketegangan. Demikian pula penggunaan warna-warna alami pada seluruh elemen


(51)

bangunan akan meniadakan suasana stres serta tidak dapat memantulkan sinar matahari, sehingga membantu untuk mengurangi kenaikan suhu udara mikro di sekitar bangunan.

Menurut Khadiyanto (1997), alangkah baiknya bila tiap kawasan itu memiliki Master Plan Drainage dan menyelesaikan permasalahan mereka sendiri-sendiri. Misalnya daerah yang tinggi menyelesaikan masalahnya di atas pula, bukan membuangnya begitu saja ke bawah sehingga yang bawah pun tidak akan terlampau berat memikul beban dirinya ditambah beban kiriman daerah lain. Hal ini juga bermanfaat bagi konservasi sumber daya air. Sehingga, jika daerah atas membuang airnya ke bawah akibatnya aliran terserap ke dalam tanah mereka minim, sehingga pada musim kering akan sangat kesulitan air. Kalau penyelesaian masalah genangan air tersebut dengan cara meresapkan air ke dalam tanah mereka sendiri, maka persediaan air pada musim kering akan tercukupi.

3.2 Interpretasi Tema

Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh terutama dari kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada tingkat kenyamanan berada dalam ruangan. Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk udara dalam rumah, oleh aliran udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep rumah tropis. Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren yang berkembang dalam masyarakat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang diekspos lainnya.

3.3Keterkaitan Tema dengan Judul

Arsitektur terus berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat dan budaya. Sudah banyak inovasi-inovasi bangunan yang dilakukan. Baik dalam hal material, cara membangun, maupun bentuk dari bangunan itu sendiri. Namun sayangnya banyak dari bangunan tersebut yang dibuat dengan tanpa memperhatikan aspek lingkungan untuk jangka panjang. Sehingga menjadi timbul masalah baru yang membawa dampak negatif kepada lingkungan itu sendiri.

Oleh karena itu , dalam perancangan Hotel Resort Putri Naga ini digunakan konsep Tropis yang menyesuaikan tipologi bangunan dengan kondisi iklim tropis dan lokasi site yang berada pada daerah pesisir bukit, namun dalam desainnya menerapkan prinsip bangunan modern yang bertujuan memberikan kesan bangunan yang dinamis dan menarik.


(52)

Penggunaan material yang lebih kuat terutama pada konstruksi atap yang biasanya menggunakan bahan atap rumbia atau bahan tradisional lainnya, hal itu dikarenakan kondisi tapak yang berkontur dan langsung menghadap ke laut lepas yang memiliki kecepatan angin yang relatif tinggi dan diharapkan tidak mengurangi kenyamanan pengunjung.

3.4Studi Banding Tema Sejenis 3.4.1 Khayangan Villa/Estate

Lokasinya ada di Uluwatu Bali, di Bukit semenanjung bersebelahan dengan Bvlgari Bali Resort. Khayangan terletak atas 1,5 hektar magnificently atas taman clifftop, 170 meter di atas Selonding pantai. Villa ini menawarkan salah satu pemandangan terbaik di Bali dengan 180 derajat panorama-vista dari Samudera Hindia.

Khayangan Villa/Estate akan membawa Anda ke sebuah kediaman / tempat di mana Tuhan sendiri mungkin memilih untuk diam, dengan mengkombinasikan antara kenyamanan modern dan teknologi masa kini di Bali. Khayangan berada dalam 1,5 hektar hijau taman tropis, berdekatan dengan Bvlgari Resort dan Spa, 170 meter di atas pasir putih Selonding dari pantai, di bagian selatan paling ujung Bali Bukit semenanjung.


(53)

Memanfaatkan campuran desain kontemporer dan pengaruh Eropa, J klaster dari sebelas antik Indonesia joglos – setelah rumah tradisional Jawa yang aristokrasi – telah diselamatkan dari kehancuran dan dgn penuh kasih sayang dan dikembalikan refitted kontemporer dengan interior mewah dan negara-of-the-art Fixtures dan perlengkapan untuk membawa Anda yang eksklusif dan pemurah libur sama sekali pengalaman.

Khayangan Estate yang juga banyak fitur yang dirancang untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Taman yang ada adalah sawah menggunakan sistem underground meter air yang digunakan pada waktu otomatis. Ada juga tanaman air, yang menghasilkan kualitas air minum di semua PDAM. Sebuah sistem daur ulang limbah air telah pula direncanakan. Pernikahan dan acara spesial dapat dirayakan di Khayangan Estate dimana villa ini menyajikan tepat untuk pernikahan, pesta dan acara khusus lainnya. Dan masih banyak berbagai fasilitas hiburan dan komunikasi, bersama dengan semua kenyamanan dan layanan yang akan Anda harapkan dari sebuah resor bintang lima.

Gambar 3.2 suasana tropis bangunan


(54)

3.4.2 The Michael Resorts

Tersembunyi di kawasan wisata Gunung Salak Endah, Kecamatan Pamijahan Bogor, The Michael Resorts yang ada di tanah seluas 2,7 hektar benar-benar membuat Anda seperti berada di dunia yanglain.

Lanskap Cantik di Atas Jurang The Michael Resorts memang menawarkan kenikmatan yang berbeda. Area bangunan hanya menggunakan 20-30 persen dari keseluruhan luas tanah, memberikan Anda benar-benar menikmati sebuah keindahan alam yang ditata dengan brilian pada lanskap yang begitu apik. Bayangkan saja, resorts ini dibangun kokoh di atas jurang dan Anda akan menuruni ribuan anak tangga yang mengelilingi taman-taman cantik yang menurun ke bawah. Sementara hingga di bagian bawah adalah proyek hutan kecil dan pada akhir anak tangga di bagian terbawah akan membawa Anda sampai ke sebuah air terjun kecil pribadi yang memang hanya bisa diakses dari The Michael Resorts. Resorts ini juga dikelilingi oleh sungai, memberikan suasana alam amat terasa.

Konsep modern tropis ditampilkan Gambar 3.4 Bentuk Bangunan Hotel Resort Tropis.


(55)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN 4.1 Analisa Fisik

4.1.1 Analisa Lokasi

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berada di belahan bumi bagian timur. Secara geografis terletak pada 450LU-1410LS dan 950BT-129,50BB. Terdapat 5 pulau besar di Indonesia, yakni Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, Pulau Irian jaya, Pulau Sulawesi dan Pulau Jawa.

Kabupaten Aceh Selatan Pulau Sumatera

Indonesia


(56)

Nanggroe Aceh Darussalam

Kecamatan Tapaktuan, Aceh Selatan

Kota Tapaktuan

Bukit Lampu

Bukit Pelita

Gambar 4.2 Peta Lokasi Site di Kota Tapaktuan

Rekomendasi:

Memilih lokasi site yang memiliki potensi alam yang lebih banyak dan baik. Dengan kualitan pemandangan yang strategis kesegala arah


(57)

4.1.2 Analisa Tata Guna Lahan

Tower/ pemancar Tv

Kawasan Komersil

Pemukiman Penduduk

Hotel dan Losmen Perkantoran

Rumah Ibadah (mesjid) Samudera Hindia

Teluk Kota Pegunungan

Lokasi Site

Gambar 4.3 Tata guna lahan kota Tapaktuan

Rekomendasi:

Memanfaatkan lokasi yang berada pada kawasan yang mudah dijangkau dari wilayah kota Tapaktuan dan sekitarnya.


(58)

4.1.3 Analisa Ukuran Tapak dan Kontur Site

B

A

C

D

E

A

B

C

D

E

Gambar 4.4 Bentuk Kontur pada Bukti Lampu

Rekomendasi:

Memaksimalkan area yang datar sebagai fungsi utama dan area miring sebagai fungsi pendukung dan rekreasi.


(59)

Ini merupakan sisi yang menghadap dengan sisi bukit disebelahnya yang berpotensi sebagai

tempat penghubung antar

kedua bukit baik yang mendukung

pengembangan fasilitas pendukung

lainnya. Dari sisi utara dan

timur yang menghadap kearah kota dan teluk kota

yang memiliki pemandangan yang

indah, dan kondisi kontur yang sedikit

terjal memberikan keleluasaan lebih

bagi para pengunjung. Sisi barat site

merupakan sisi yang paling tenang karena berhadapan langsung dengan laut lepas dan bisa

menikmati pemandangan

sunset tanpa dihalangi oleh gunung ataupun

Di kaki bukit sebelah selatan merupakan daerah batu karang dengan pemandangan deburan ombak yang memecah, dan yang

terdapat salah saru situs lagenda yang paling terkenal yaitu jejak kaki (Tapak)

Tuan Tapa yang masih terlihat hingga sekarang

4.1.4 Analisa Potensi Sekitar Site.

Tapak tuan memiliki warisan lagenda yang cukup terkenal di daerah Aceh yaitu kisah Tuan Tapa dan Sepasang Naga serta putrinya, walaupun ini merupakan lagenda namun situs-situsnya dapat disaksikan hingga sekarang, hal tersebut menjadi salah satu aspek pendukung akan perkambagan objek wisata di daerah ini. Aspek pendukung lainnya yang sangat berpengaruh adalah potensi wisatanya yang tersebar dari hulu hingga hilir, baik itu wisata air terjun maupun pantai, namun masih banyak potensi alam lainnya yang belum didatangi ataupun dikembangkan oleh pemerintah maupun swasta yang seharusnya menjadi perhatian yang lebih banyak untuk meningkatkan pariwisata daerah kedepan.

Gambar 4.5 Peta Potensi Site dan Sekitar

Rekomendasi:

Mengolah titik-titik tertentu pada area dalam yang memiliki potensi yang besar, baik itu alam maupun buatan

Satu-satunya potensi pantai yang

dimiliki oleh site ini berada pada bagian barat daya,

yang bisa digunakan sebagai tempat rekreasi air

bagi penghuni hotel dan fasilitas lainnya yang dapat

memanjakan penggunanya.


(60)

Potensi-potensi alam yang tersebar hampir diseluruh wilayah di Tapak tuan dan sekitarnya, yang memberikan peluang besar bagi dunia pariwisata Aceh Selatan khususnya Tapak tuan untuk disejajarkan dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia sebagai tujuan pariwisata.

Objek wisata yang ada di Tapak tuan dan daerah- daerah yang berpotensi sebagai objek wisata kedepannya.dalam Radius 10 Km.

Bukit Lampu, Tapak tuan

Pantai Terbangan ( ) Panorama Hatta ( )

Batu Merah ( )

Batu Itam ( )

Pemandian Panjupian ( ) Pantai Rindu Alam ( )

Pantai Air Berudang ( ) Panorama Gunung

Kerambil ( ) Area Surffing ( )

Lubuk Simerah (1,3 ) Kolam Aroya ( )

Air Terjun Tingkat 7 ( )

Gambar 4.6 Peta Objek Wisata di Kawasan

Rekomendasi:

Mengolah titik-titik tertentu pada area luar yang memiliki potensi yang besar, baik itu alam maupun buatan terhadap keberadaan site.


(61)

Dari tabel diatas dapat ditunjukkan daftar jumlah pengunjung mancanegara di NAD. Pada tahun 2009 Aceh Selatan merupakan kabupaten yang paling sedikit dikunjungi oleh wisman luar yaitu sebanyak 36 orang dibandingkan dengan kabupaten lainnya, terutama dengan kabupaten terdekat dengan Aceh Selatan seperti Aceh Barat Daya (54 orang), Aceh Tenggara (382 orang), Aceh Singkil (216) dan Kota Subulussalam (168 orang).

Tabel 4.1 Pengunjung Mancanegara di NAD, 2009


(62)

Dari tabel diatas dapat ditunjukkan daftar pengunjung lokal ke NAD dari tahun 2004 hingga 2009, Kab. Aceh Selatan mengalami penurunan pengunjung yang cukup drastic yaitu dari 35.819 orang menjadi 9.455 orang di tahun 2009.

Kecilnya jumlah pengunjung wisman baik lokal maupun mancanegara ke Kab. Aceh Selatan, membuat banyak dampak bagi masyarakat sendiri, yaitu sumber perekonomian yang hanya berputar pada bidang pertanian, perkebunan, industry kecil dan menengah, dan lainnya selain bidang pariwisata. Jika dibandinkan dengan daerah lain, Kab. Aceh Selatan tidak kalah dengan daerah lainnya dalam hal potensi wisatanya, namun peran dan keseriusan pemerintah dalam mengoptimalkan potensi tersebut belum maksimal, sehingga segala potensi wisata yang ada tidak dapat mampu memicu kemajuan daerah yang lebih baik.

Belum adanya sarana akomodasi penginapan yang memanfaatkan potensi alam sebagai dasar perancangan.

Akomodasi penginapan di Aceh Selatan ada berupa hotel, losmen, dan wisma. Untuk kota Tapak tuan sendiri memiliki sekitar 16 sarana penginapan.

No Nama Hotel Alamat Jumlah Kamar

1 Hotel Simpang raja Kedai Bakongan 10

2 Hotel Dian Rana Jl. T. Angkasah, Tapaktuan 24

3 Hotel Panorama Jl. Merdeka Tapaktuan 20

4 Hotel Putro Bungsu Jl. Nyak Adam Kamil, Tapaktuan 30

5 Hotel Metro Jl. T.Ben Mahmud 16

6 Hotel Catherine Jl. T.Ben Mahmud 21

7 Hotel Azizi Jl. T.Ben Mahmud 17

8 Losmen Rahmat Jl. Syekh Abdurrauf Tapaktuan 13 9 Losmen Bukit Barisan Jl. Merdeka, Tapaktuan 10 10 Losmen Gunung Tuan Jl. Merdeka, Tapaktuan 14

11 Losmen Jambu Jl, Merdeka, Tapaktuan 14

12 Losmen Kanada Jl. Merdeka, Tapaktuan 9

13 Losmen Restu Selatan Jl, Merdeka, Tapaktuan 10

14 Losmen Syukur Jl. Merdeka, Tapaktuan 8

15 Losmen Yulia Jl, Merdeka, Tapaktuan 20


(63)

Pada bagian pesisir teluk kota ini

merupakan timbunan tanah

baru yang bertujuan untuk menambah lahan kota yang nantinya

direncanakan sebagai tempat wahana air untuk umum, dan sebagai

kawasan terbuka dikawasan pesisir.

Merupakan salah satu peninggalan

lagenda yaitu Makam Tuan Tapa

yang memilki panjang sekitar 20

m yang sering dikunjungi oleh orang-orang yang

percaya akan berkah kuburan ini,

baik dari warga setempat maupun luar. Merupakan rangkaian perbukitan yang masih dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk berladang, dan sangat berpotensi sebagai lahan pengembangan fasilitas pariwisata diatas bukit selanjutnya. Terdapat dua dermaga/ pelabuhan yaitu pelabuhan lama sebagai dermaga kapal-kapal nelayan, dan pelabuhan baru sebagai dermaga perdagangan/ barang. Namun untuk beberapa tahun kedepan kawasnan ini berpotensi sebagai pelabuhan penumpang yang menambah j

4.1.5 Analisa Pencapaian dan Sirkulasi

Merupakan jalan khusus angkutan umum yang menuju dan keluar terminal

Jalan dikawasan pemukiman penduduk yang tidak terlalu

padat lalulintas Gambar 4.7 Kodisi sekitar Lokasi Site


(64)

Bandara Cut Ali (15Km) Medan Pelabuhan Labuhan haji (40Km) Banda Aceh Medan

Site dapat langsung terakses jika melalui

jalan lintas sebelah barat karena posisinya yang saling berhadapan.

Pada bagian barat site terdapat jalan masuk tepat

pada tikungan jalan, posisinya cukup mudah diakses baik yang dating dari pusat kota maupun dari

luar Merupakan satu-satunya jalan kedalam site yang bisa

dilalui oleh kendaraan roda empat, namun kondisi jalan yang sudah rusak dan tidak terawat, membuat kawasan ini sepi dari pengunjung.

Akses ke dalam site dari arah timur yang hanya dapat

dicapai dari jalan merdeka, juga berada pada tikungan

jalan

Site juga dapat dicapai dari jl.merdeka yaitu dari kota, yang merupakan jalan satu

arah.

Tempat parker kendaraan yang masuk dari bagian ini,

tidak dapat masuk kedalam site karena jalan hanya bisa ditempuh dengan berjalan

k ki

Gambar 4.8 Analisa Pencapaian dan Sirkulasi

Rekomendasi:

Mengolah titik-titik tertentu pada area luar yang memiliki potensi yang besar, baik itu alam maupun buatan terhadap keberadaan site.


(65)

Gambar 4.9 Arah sirkulasi luar kedalam site

Rekomendasi:

Untuk akses masuk kedalam site Diusahakan berada disisi barat site, tepat dipinggir jalan utama (jalan lintas) yang memiliki jangkauan termudah dari sirkulasi

Tugu Persimpangan Kota

Jalan Utama Kota

Jembatan Seulawah

Ruko Kota

Jalan Sisi Barat Site


(66)

4.1.6 Analisa Matahari

A. Matahari Bulan Januari -Juni

Cahaya matahari pagi pada bulan Januari

Cahaya matahari sore pada bulan Januari


(67)

B. Matahari Bulan Juli - Desember

Cahaya matahari pagi pada bulan Juli

Cahaya matahari sore pada bulan Juli

Gambar 4.11 Arah peredaran matahari pada bulan Jul - Des

Rekomendasi:

Peletakan massa bangunan disesuaikan dengan arah jatuh cahaya matahari yaitu bagian bidang terkecil.


(68)

4.1.7 Analisa Angin

Kota Tapaktuan merupakan kota pesisir barat Sumatra yang langsung berhadapan dengan Samudra Hindia yang menentukan kondisi cuaca pada dareah pesisir pantai ini, hal itu dapat dilihat dari peredaran udara atau angin yang dibawa dari selatan mehuju utara yang menandakan cuara kering, sedangkan angin dari barat ke timur, yang membawa curah hujan lebih tinggi, sehingga memperngaruhi kondisi tapak yang berada di area tinggi dan terbuka.

Arah angin Selatan ke Utara

Gambar 4.12 Arah peredaran udara (angin) ke dalam site

Rekomendasi:

Memanfaatkan bentuk yang bisa menahan sekaligus memecah arah angin serta sebagai sumber penghawaan alami dalam bangunan


(69)

4.1.8 Analisa View A.View Keluar

B

C

A

E

View ke arah timur sangat baik karena langsung menghadap ke teluk kota dan pegunungan yang ada diatasnya.

A

Rekomendasi:

Meletakkan fungsi atau fasilitas yang memaksimalkan potensi view keluar dengan baik.


(70)

B

Dari arah sini, pandangan mengarah ke rangkaian pergunungan dan perbukitan, dan dapat menyaksikan matahari terbit pada pukul 06.00 – 07.00 WIB.

C

Pandangan langsung kea rah laut lepas ( Samudera Hindia), dan pada sore hari dapat menikmati cahaya matahari terbenam (sunset), bisa dilihat dari puncak pukit maupun di pinggir pantai.

D

Dari sisi ini pandangan mengarah ke permukiman penduduk dan pegunungan yang ada dibelakangnya.


(71)

B. View ke dalam

A

B

C

D

A

Lokasi site sangat baik dilihat dari sisi teluk karena tidak dihalangi oleh bangunan, sehingga pandangan kedalam cukup maksimal.

Rekomendasi:

Memposisikan massa bangunan yang bisa dipandang dari berbagai arah disekeliling tapak


(72)

B

Pandangan kedalam site cukup eksotis dari arah laut/ selatan, karena terkesan seperti sebuah pulau kecil yang menarik untuk dikunjungi.

C

View kedalam site dari jalan sisi barat cukup baik dikarenakan posisinya yang lurus kea rah site.

D

Pandangan dari arah sini kurang baik, karean terhalangi oleh bangunan-bangunan yang ada, hanya bagian atas bukit yang masih bisa terlihat.


(73)

4.1.9 Analisa Kebisingan

C

Pada kawasan ini memilki kebisingan yang relative sedang yang hanya menghasilkan suara dari kapal pengaangkutan banrang ataupun nelayan

B

Kebisingan yang relatif tinggi karena merupakan jalan yang ramai dilewati oleh warga kota dari pagi hingga malam hari.

Pada kawasan ini perupakan pertemuan dari beberapa jalan, sehingga menimbulkan kebisingan yang reltif tinggi, hal itu juga diakibatkan pada area kaki bukit terdapat terminal-terminal liar dari pagi hingga sore.

D

Merupakan kawasan yang tidak terlalu banyak aktifitas yang

menimbulakan kebisingan kecuali pada arah jalan yang ramai kendaraan keluar masuk kota.

E

Pada bagian ini tidak menimbulkan kebisaingan yang tinggi, hanya terdengar deburan ombak dan angin patai. Gambar 4.15 Intensitas kebisingan ke dalam site

Rekomendasi:

Menempatkan massa bangunan di tempat yang tertinggi di dalam site agar kebisingan dapat diminimalisir dan lebih mengarah kelaut.


(74)

4.1.10 Analisa Vegetasi

Terdapat berbagai jenis tumbuhan tropis yang ada dipinggiran jalan ke dalam site yang merupakan tumbuahan liar dan sedang.

Tanaman tropis yang tinggi dan rindang memenuhi bagian kontur bukit namun letaknya masih bercampur tidak teratur

Pada bagian pinggiran pantai banyak ditumbuhi tanaman sedang dan tinggi, serta pohon kelapa yang menjadi ciri khas tanaman pantai

Gambar 4.16 jenis – jenis tanaman tropis didalam tapak

Rekomendasi:

Mempertahan kan vegetasi yang ada pada bagian timur dan sekeliling bawah site, terutama pohon kelapa sebagai memaksimalkan keberadaan wisata pantai


(75)

4.2 Analisa Non Fisik

4.2.1 Analisa Pengguna dan Aktivitas.

A. Analisa Pengguna

Ada beberapa jenis pengguna kegiatan yang akan berlangsung pada Hotel Resort Putri Naga, yaitu:

- Wisatawan (lokal/ mancanegara)

Wisatawan yang sengaja datang untuk mengunjungi objek wisata alam yang ada disekitar Tapak tuan dalam jangka waktu 2 – 3 hari.

- Keluarga

Anggota keluarga (maksimak sekitar 6 orang) yang ingin berlibur menikmati keindahan alam Tapak Tuan dan fasilitas rekreasi yang disediakan. Ditargetkan pengunjung keluarga ini berasal dari seluruh daerah Aceh.

- Karyawan Perusahaan/ Pemerintahan.(kunjungan kerja)

Ditargetkan hotel ini menjadi tujuan bagi para karyawan perusahaan atau pemerintahan yang melakukan tugas kerja keluar kota terutama di kota Tapak Tuan.Pengguna dan kegiatanya merupakan unsur hidup didalam bangunan. Pengguna dan kegaiatan juga merupakan penentu terbentuknya ruangan beserta dengan fungsinya.

B. Analisa Aktifitas.

Aktifitas Pengunjung dan Pengelola Hotel, Berikut ini adalah aktifitas pemakai bangunan hotel, yang dibagi menjadi dua ialah aktifitas pengunjung dan pengelola.

- Aktifitas pengunjung Hotel :

Tamu yang menginap : makan, tidur, mandi, istirahat, menghadiri pesta, olah raga, dan rekreasi.

Tamu sebagai pengunjung : menghadiri rapat, pertemuan, seminar, pameran, melakukan bisnis, menemui salah satu pengunjung hotel, makan di restoran atau coffe shop.

- Aktifitas pengelola hotel Pengelola non teknis


(1)

Gambar 6.18 Suasana Kolan Renang Gambar 6.19 Suasana Rekreasi Pantai

6.5. Gambar Sketsa Perspektif


(2)

Gambar 6.20 Gardu pandang kea rah pantai


(3)

Gambar 6.23 Suasana Café dan Restoran

Gambar 6.22 Lobby Hall 6.6. Gambar Interior

6.7. Foto Maket


(4)

Gambar 6.24 View dari arah Timur

Gambar 6.25 View dari arah Barat 6.7. Foto Maket


(5)

Gambar 6.26 View Dari Bangunan Pendukung

Gambar 6.27 View ke arah pantai Resort


(6)

DAFTAR PUSTAKA

De Chiara, Yoseph. Time Saver Standards for Building Types. New York : Mc. Graw HillBook Company.

Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek I. Jakarta : Erlangga. Neufert, Ernst.1993. Data Arsitek II. Jakarta : Erlangga.

Badan Pusat Statistik Tapaktuan. 2009. “ Tapaktuan Dalam Angka” . Aceh Selatan : Badan Pusat Statistik.

WWW.GOOGLE.COM/ SEARCH: Arsitektur Tropis./JULI2010 WWW.GOOGLE.COM/ SEARCH: Hotel Resort./JULI2010 Aceh - thebloghub.com 2009