PENDAHULUAN Heavy metal adsorption by suspended solid In Muaragembong, Bekasi
Air sungai merupakan tempat pembuangan berbagai limbah domestik maupun industri, khususnya pengolahan limbah logam. Logam-logam ini akan diserap oleh
padatan tersuspensi yang ada di sungai dan sebagian lagi terendapkan di dasar perairan. dengan berbagai ukuran. Logam berat yang terdapat dalam air sungai
terlarut, teradsorpsi oleh material tersuspensi, dan sedimen lama kelamaan akan terbawa oleh air sungai menuju ke laut. Estuari adalah tempat penampungan pertama
semua unsur polutan yang dibawa oleh air sungai. Estuari adalah perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut,
hingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar Pickard, 1970. Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar tersebut akan menghasilkan suatu
komunitas yang khas, dengan kondisi lingkungan yang bervariasi, antara lain: 1. tempat bertemunya arus sungai dengan arus pasang surut, yang berlawanan
menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air, dan ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya.
2. pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut.
3. perubahan yang terjadi akibat adanya pasang surut mengharuskan komunitas mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya.
4. tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasangsurut air laut, banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lain, serta topografi daerah estuari
tersebut. Estuari dicirikan dengan tingkat kekeruhan yang tinggi. Kekeruhan ini
disebabkan karena percampuran air tawar dan air laut di estuari yang menyebabkan bertambahnya nilai salinitas, sehingga kekuatan ionik semakin bertambah Chester,
1990. Bertambahnya kekuatan ionik ini menyebabkan gaya tarik menarik antara partikel menjadi lebih kuat dan mengakibatkan terkumpulnya suatu materi yang
sering disebut dengan flokon atau gumpalan. Apabila gaya tarik menarik ion ini besar, maka ukuran flokon akan semakin besar. Selain itu, partikel-partikel yang ada
di kolom air mempunyai kemampuan mengadsorpsi logam berat dan mengurangi konsentrasi terlarut logam berat tersebut. Estuari bertindak sebagai filter bahan-bahan
kimia, termasuk logam berat yang terbawa oleh aliran sungai. Filter ini bekerja terutama melalui perubahan dari fase terlarut mejadi fase partikel.
Kawasan Muaragembong merupakan estuari yang merupakan muara dari tiga sungai, yaitu Sungai Mati, Sungai Citarum Bekasi Laut CBL, dan Sungai Gembong.
Sebagian besar penduduk Muara Gembong bermatapencaharian sebagai nelayan, menangkap ikan, kepiting dan juga udang untuk dijual ke Jakarta khususnya ke
daerah Cilincing, Ancol, dan Muara Angke Kecamatan ini terdiri dari enam desa, Jayasakti seluas 220 hektare Ha, Pantai Mekar 235 Ha, Pantai Sederhana 65 Ha,
Pantai Bahagia 265 Ha, Pantai Bakti 2,90 Ha, dan Pantai Harapan Jaya dengan lahan terluas 275 Ha Pemda Bekasi. 2007. Kawasan pemukiman penduduk pinggir laut
dengan luas lahan keseluruhan 14.009 hektar tersebut didominasi oleh lahan perairan. Tambak perikanan seluas 10.125 Ha menjadi mata pencaharian utama 60 persen
dari total jumlah penduduk 36.181 jiwa. Yang menjadi andalan utama dari tambak ini adalah, ikan bandeng, kepiting petelur, kerang dan udang.
Pencemaran logam berat di kawasan Muara gembong saat ini memang sudah dalam tahap memprihatinkan. Konsentrasi beberapa logam berat juga terindikasi
melebihi batas ambang yang diperbolehkan berdasarkan Keputusan Menenteri Lingkungan Hidup No. 512004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk biota laut.
Misalnya, konsentrasi Cu terlarut mencapai 0,34 mgl, Pb mencapai 5,02 mgl, Zn mencapai 0,18 mgl, Hg mencapai 0,12 ugl dan Cd yang mencapai 0,033 mgl
Sulistyowati, 2000.
Perumusan Masalah
Sungai sebagai sumber utama logam baik dalam bentuk partikel maupun terlarut. Logam berat yang dibawa oleh air sungai masuk ke laut melalui estuari.
Konsentrasi logam terlarut ini dipengaruhi oleh berbagai proses yang ada di estuari seperti proses pengenceran, flokulasi, adsorpsi, dan desorpsi oleh partikel.
Menurut Libes 1992 Pada umumnya, logam berat dalam bentuk partikel hadir sebagai kation yang teradsorpsi pada permukaan mineral lempung clay.
Ketika air sungai membawa lempung ke estuari dengan salinitas 5‰ maka kation-
kation berubah menjadi terlepas. Penambahan kekuatan ionik yang terjadi ketika air tawar dan air laut bertemu menyebabkan logam berat mengalami desorbsi. Dengan
penambahan kekuatan ionik ini pula, serta pH menyebabkan logam terlarut berubah menjadi fase partikel melalui proses adsorpsi. Dengan demikian, logam berat yang
telah teradsorpsi oleh padatan tersuspensi di sungai cenderung mengalami peningkatan konsentrasinya setelah memasuki estuari karena perbedaan salinitas.
Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut Sanusi, 2006. Butir lanau,
lempung dan koloid asam humus yang tersuspensi dan terbawa memasuki estuari melalui aliran sungai mempunyai kecenderungan bermuatan listrik negatif Libes,
1992;Wibisono, 2005; Sanusi, 2006. Dengan peningkatan salinitas, interaksi dengan kation bebas di perairan menyebabkan adanya penetralan dan mengurangi muatan
negatif. Perubahan muatan ini juga dipengaruhi oleh adanya pelapisan coating partikel tersuspensi oleh bahan organik terlarut DOM. Fenomena perubahan muatan
listrik partikel tersuspensi tersebut menyebabkan gaya atraktif molekuler gaya van der walls mendominasinya. Peningkatan gaya ini menyebabkan kekuatan tarik
menarik antar partikel menjadi lebih kuat, sehingga saat partikel bertabrakan akan membentuk flokulasi yang kemudian disusul terjadinya pengendapan partikel karena
gravitasi. Keberadaan logam berat di estuari, baik dalam bentuk ion bebas, teradsorpsi
oleh padatan tersuspensi dan partikel sedimen, sangat dipengaruhi oleh salinitas, interaksi fisik dan kimia aktivitas biologi dan di estuari Tsail, et al, 2003. Salinitas
sangat berpengaruh pada konsentrasi logam berat dalam fase terlarut Apabila peningkatan salinitas dapat meningkatkan pertukaran logam berat dengan karbonat,
maka efek racun pada logam berat tersebut akan meningkat pula Tsail, et al, 2003. Proses adsorpsi yang berlangsung dalam kolom air dipengaruhi oleh pH,
salinitas, konsentrasi ligan inorganik dan organik, proses fisik biologi, kimia dan kehadiran adsorbent dan adsorbate. Material padatan tersuspensi dan material terlarut
di estuari akan saling berinteraksi, dan hasil dari interaksi itu adalah adanya perubahan berupa penambahan addition atau pengurangan removal komponen
terlarut di estuari. Proses Adsorpsi yang diikuti oleh proses flokulasi menyebabkan konsentrasi logam berat terlarut mengalami pengurangan. Sebaliknya, proses desorpsi
atau pelarutan kembali oleh partikel menyebabkan konsentrasi logam berat terlarut mengalami penambahan. Proses pengurangan dan penambahan ini dipengaruhi oleh
salinitas, pH , dan kandungan bahan organik dalam padatan tersuspensi Libes, 1992. Penggumpalan Flocculation terjadi di estuari karena adanya percampuran
air yang berbeda salinitasnya. Peningkatan salinitas akan menyebabkan bertambahnya kekuatan ikatan ionik ionic strength. Penggumpalan ini dipengaruhi oleh komponen
organik seperti material humus maupun an organik, termasuk didalamnya karena adanya mineral lempung tersuspensi yang terbawa oleh air sungai dan spesies
koloidal dari besi Fe dan material organik terlarut. Proses adsorpsi yang berlangsung di estuari yang telah tercemar logam berat
berpotensi untuk mengendapkan unsur tersebut ke dasar perairan. Kepiting, kerang hijau dan hewan lainnya yang hidupnya melekat pada substrat, sangat beresiko tinggi
terjadi akumulasi logam berat dalam tubuhnya, yang selanjutnya akan berbahaya pula apabila dikonsumsi oleh manusia
Untuk mengetahui seberapa besar logam berat teradsorpsi oleh padatan tersuspensi total logam berat teradsorpsi di sungai maupun di estuari, maka perlu
data tentang konsentrasi logam berat terlarut, konsentrasi logam berat dalam padatan tersuspensi dan sedimen, salinitas, pH, dan TSS di lokasi penelitian. Pengukuran
salinitas pada saat pasang dan surut, akan dapat menentukan tipe estuari di lokasi penelitian dan sangat dipengaruhi oleh hidrodinamika perairan, seperti pasang surut,
arus, dan debit sungai. Adapun Perumusan masalah disajikan pada Gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Perumusan masalah
Tujuan Penelitian
1. Mengkaji karakteristik fisik estuari di daerah penelitian. 2. Menentukan komposisi inorganik dan organik padatan tersuspensi dan
hubungannya dengan kapasitas adsorpsi Adsorption Capacity terhadap logam berat terlarut.
3. Menentukan indeks kelarutan Dissolved Transport Index unsur logam berat di lokasi Penelitian.
Logam Berat dalam Padatan Tersuspensi dan yang Terlarut dalam air sungai.
Estuari
Desorpsi
Logam Berat Terlarut di estuari
Logam Berat dalam Padatan Tersuspensi di estuari
Adsorpsi oleh padatan tersuspensi
Kolom air Faktor Lingkungan yang
mempengaruhi . -
Salinitas -
Temperatur -
Pasut dan arus -
pH -
Fraksi sedimen -
Kadar dan komposisi padatan tersuspensi
Disolusi Sedimen
S ed
im en
ta si
R esu
sp en
si