Titik Tetap Analisis Kestabilan Titik Tetap

dengan T : banyaknya populasi sel T tidak terinfeksi, T : banyaknya populasi sel T terinfeksi, V : banyaknya populasi virus, s : laju sel T baru dihasilkan dari sumber di dalam tubuh, seperti timus, p : laju proliferasi maksimum, max T : populasi maksimum sel T pada proliferasi, T d : laju kematian sel T tidak terinfeksi, k : laju infeksi, δ : laju kematian sel T terinfeksi, N : total virus yang diproduksi oleh sel T terinfeksi selama waktu hidupnya, c : laju kematian virus. Nilai parameter yang digunakan dalam simulasi diperoleh dari Perelson, Kirschner dan De Boer 1993, dengan rincian diberikan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Nilai parameter Notasi Nilai s 10 mm -3 hari -1 p 0.03 hari -1 max T 1500 mm -3 T d 0.02 hari -1 k 0.000024 mm -3 hari -1 δ 0.24 hari -1 N bervariasi c 2.4 hari -1 Selanjutnya akan ditentukan titik tetap untuk sistem persamaan 3.1 yang kemudian akan menganalisis kestabilan di sekitar titik tetap tersebut, orbit serta dinamika populasinya.

3.1.1 Titik Tetap

Titik tetap dari sistem persamaan 3.1 akan diperoleh dari persamaan dT dt = , dT dt = dan dV dt = , yaitu 2 max 1 max 4 , 0, 0 , 2 T T T sp E p d p d p T = − + − + 2 max 2 max 4 , 0, 0 , 2 T T T sp E p d p d p T = − − − + dan 3 , , , E T T V = dengan c T Nk = cV T N δ = max 1 T T T p d s V kT k − − = + . Asumsikan bahwa tidak terdapat virus di dalam sel tubuh V = , maka T = sehingga diperoleh 2 max 4 2 mx T T T sp T p d p d p T = − ± − + . Dengan demikian, terdapat dua titik tetap tidak terinfeksi yaitu 2 max 1 max 4 , 0, 0 , 2 T T T sp E p d p d p T = − + − + dan 2 max 2 max 4 , 0, 0 2 T T T sp E p d p d p T = − − − + . Untuk titik tetap 2 E tidak akan dianalisis karena jumlah populasi sel T tidak terinfeksi pada titik tetap 2 E bernilai negatif, sehingga titik tetap yang dianalisis adalah 1 1 , 0, 0 ss E T = dengan 2 1 max 4 2 mx ss T T T sp T p d p d p T = − + − + . Titik tetap terinfeksi diperoleh dengan menyelesaikan sistem persamaan 3.1 yaitu 3 , , , E T T V = dengan c T Nk = cV T N δ = max 1 T T T p d s V kT k − − = + . Titik tetap terinfeksi ada hanya jika V yang berarti 1 ss T T .

3.1.2 Analisis Kestabilan Titik Tetap

Untuk melihat perilaku solusi di sekitar titik tetap, maka akan dilakukan pelinearan pada model yang merupakan persamaan diferensial taklinear. Misalkan sistem persamaan 3.1 dituliskan sebagai berikut , , , , , , dT P T T V dt dT Q T T V dt dV R T T V dt = = = 3.2 Dengan melakukan pelinearan pada sistem persamaan 3.2, diperoleh matriks Jacobi P P P T T V Q Q Q J T T V R R R T T V ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ = ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ maka max 2 T pT p d kV kT T J kV kT N c δ δ − + − − − = − − . Pelinearan sistem persamaan diferensial pada titik tetap akan menghasilkan matriks Jacobi sebagai berikut 1 1 max 1 1 2 1 ss T ss ss T p d kT T J kT N c δ δ − − − = − − . Untuk memperoleh nilai eigen digunakan persamaan karakteristik 1 det J I λ − = sehingga nilai eigen untuk matriks J 1 adalah 1 1 max 2 1 ss T T p d T λ = − − 2 2,3 1 1 4 4 2 2 ss c c c NkT δ λ δ δ δ + = − ± + − + . Karena semua parameter taknegatif, maka 3 λ sehingga kestabilan titik tetap tergantung pada nilai eigen 1 λ dan 2 λ . Agar titik tetap bersifat stabil, maka i. 1 λ yang berarti max 1 2 T ss p d T T p − ii. 2 λ yang berarti 1 ss c NkT atau 1 ss c N kT . Kondisi stabil dipenuhi, ketika 1 ss c N kT atau ditulis dalam bentuk 1 1 ss NkT c . Besaran 1 ss NkT c merupakan bilangan reproduksi dasar virus dalam populasi, diberi notasi R . Ketika 1 R yang merupakan kondisi stabil, maka virus tidak dapat bertahan di dalam populasi. Sebaliknya, ketika 1 R , maka populasi tidak stabil, karena virus akan bertahan dalam populasi. Pelinearan sistem persamaan diferensial pada titik 3 , , , E T T V = dengan c T Nk = cV T N δ = max 1 T T T p d s V kT k − − = + akan menghasilkan matriks Jacobi sebagai berikut max 1 2 1 T T p d kV kT T J kV kT N c δ δ − − − − = − − . Kestabilan titik tetap bergantung pada nilai eigen pada matriks J 2 yang diperoleh dari persamaan karakteristik 2 det J I λ − = atau 3 2 A B C λ λ λ + + + = dengan max 2 T pT A c p d kV T δ = + + − − + max 2 T pT B c p d kV T δ = + − − + C c kV δ = . Berdasarkan kriteria Routh-Hurwitz, titik tetap terinfeksi stabil, jika syarat A , C , dan AB C − terpenuhi. Karena semua parameter taknegatif, maka diperoleh C . Pada titik tetap berlaku 2 max T pT s p d T kVT T + − − = . Selama s , 2 max T pT p d T kVT T − − atau max T pT p d kV T − + . Ini memperlihatkan bahwa A . Bentuk A dan B masing-masing dapat ditulis 1 A c B δ = + + dan 1 B c B δ = + , dengan 1 B memuat kV sehingga dapat ditunjukkan bahwa 2 2 1 1 AB B c B c ckV C δ δ δ = + + + = yang berarti AB C − terpenuhi. Tabel 2 Kondisi kestabilan titik tetap dari model tanpa terapi obat Kondisi E 1 E 3 max 1 2 T ss p d T T p − 1 ss c N kT atau 1 R Simpul Stabil Sadel max 1 2 T ss p d T T p − 1 ss c N kT atau 1 R Sadel Spiral Stabil Dari Tabel 2 terlihat bahwa terjadi perubahan kestabilan titik tetap. Hal ini menunjukkan adanya bifurkasi trancritical dengan 1 ss c N kT = merupakan titik bifurkasi. Berikut ini akan diperlihatkan bifurkasi transcritical untuk model HIV tanpa terapi obat, titik tetap stabil ditandai dengan garis tebal, sedangkan titik tetap tidak stabil ditandai dengan garis putus-putus pada. Gambar 2 Bifurkasi transcritical untuk model HIV tanpa terapi obat.

3.1.3 Dinamika Model HIV tanpa Terapi Obat