Perubahan Penutupan Lahan Ruang Terbuka Hijau

panas terasa yang menyebabkan kenaikan suhu udara menjadi berkurang. Suhu udara pada daerah berhutan lebih nyaman dari pada daerah tidak ditumbuhi oleh tanaman. Mustika 2001 telah melakukan pengukuran suhu dan kelembaban udara pada lahan yang bervegetasi dengan berbagai kerapatan, tinggi dan luasan dari hutan kota di Bogor yang dibandingkan dengan lahan pemukiman yang didominasi oleh tembok dan jalan aspal, dan diperoleh hasil bahwa: 1. Pada area bervegetasi suhu hanya berkisar 25,5°C - 31,0°C dengan kelembaban 66 - 92. 2. Pada area yang kurang bervegetasi dan didominasi oleh tembok dan jalan aspal suhu yang terjadi 27,7°C - 33,1°C dengan kelembaban 62 - 78. 3. Area padang rumput mempunyai suhu 27,3°C - 32,1°C dengan kelembaban 62 - 78. Menurut Landsberg 1981, iklim ideal bagi kenyamanan manusia adalah udara yang bersih dengan suhu udara kurang lebih 27 C sampai dengan 28 C, dan kelembaban udara antara 40 sampai 75.

2.5 Kelembaban Udara

Kelembaban yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara. Angka kelembaban relatif dari 0 – 100, dimana 0 artinya udara kering, sedangkan 100 artinya udara jenuh dengan uap air dimana akan terjadi titik-titik air. Kerapatan uap air ρ v adalah massa uap air per satuan volume udara yang mengandung uap air. Pada daerah lembab dan panas seperti Indonesia dapat diduga bahwa ρ v akan lebih tinggi daripada daerah temperatur yang relatif kering terutama pada musim dingin. Pada musim dingin kapasitas udara untuk menampung uap air menjadi kecil. Keadaan kelembaban di atas permukaan bumi berbeda- beda. Pada umumnya kelembaban yang tertinggi ada di daerah ekuator, sedangkan yang terendah pada lintang 40 , yang curah hujannya kecil. Proses-proses dimana kelembaban relatif dapat naik menjadi 100 dengan penurunan temperatur adalah : ƒ Proses pendinginan oleh radiasi ƒ Proses pendinginan oleh konduksi dan pemindahan panas turbulensi oleh eddies ƒ Proses pendinginan adiabatik oleh penurunan tekanan Kelembaban relatif RH akan lebih kecil bila suhu udara meningkat dan sebaliknya jika suhu udara lebih rendah maka RH atau kelembabannya tinggi, hal ini dapat terjadi pada saat tekanan uap aktual e a tetap. RH akan mencapai maksimum pada pagi hari sebelum matahari terbit, yang dapat menyebabkan proses pengembunan bila udara bersentuhan dengan bidang atau permukaan yang suhunya lebih rendah dari suhu titik embun Handoko, 1994. Di Indonesia kelembaban rata-rata harian atau bulanan relatif tetap sepanjang tahun dan umumnya RH lebih dari 60. Perubahan kelembaban tidak terlalu jelas karena variasi suhu harian yang juga sangat kecil. 2.6 Temperature Heat Index THI Temperature Heat Index atau dikenal juga dengan Indeks Kenyamanan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui adanya cekaman panas dan menetapkan efek dari kondisi panas pada kenyamanan manusia yang mengkombinasikan suhu dan kelembaban. Pengaruh keadaan lingkungan fisik atmosfer atau iklim terhadap manusia dinyatakan dengan istilah kenyamanan. Beberapa ahli telah berusaha untuk menyatakan pengaruh parameter-parameter iklim terhadap kenyamanan manusia dengan bantuan persamaan yang mengandung dua atau lebih parameter iklim, misalnya indeks ketidaknyamanan Tjasyono, 1996. Faktor iklim yang mempengaruhi kenyamanan manusia adalah suhu udara, radiasi matahari, curah hujan dan kelembaban. Akan tetapi dalam penentuan tingkat kenyamanan suatu daerah atau wilayah tidak semua parameter iklim dapat digunakan secara langsung. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan Wirasasmita et. al, 2003, menyatakan bahwa indeks kenyamanan dapat dibedakan menjadi dalam tiga kondisi yaitu, kondisi nyaman berada pada kisaran nilai THI 19 - 23, kondisi sedang berada pada kisaran nilai THI 23 - 27 dan untuk kisaran nilai THI di atas 27 dinyatakan sebagai kondisi yang tidak nyaman.

2.7 Perubahan Penutupan Lahan

Penutup lahan sering mengacu kepada struktur tutupan lahan alami pada permukaan bumi seperti vegetasi, non vegetasi dan badan air, sedangkan penutupan lahan lebih spesifik kedalam campur tangan manusia dalam mengelola sumberdaya alam atau suatu tipe tutupan lahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingaa perubahan penutup lahan dapat disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dan pembangunan yang semakin pesat. Aktivitas manusia mempengaruhi perubahan iklim dengan merubah distribusi ekosistem dan fluks energi yang berhubungan dengannya panas laten dan terasa serta perubahan radiatif dan massa. Perubahan dalam penutupan lahan dapat merubah reflektansi permukaan bumi dan menyebabkan pendinginan atau pemanasan lokal, umumnya, peningkatan albedo akan menurunkan suhu permukaan.

2.8 Ruang Terbuka Hijau

Tata ruang kota secara fisik dapat dipisahkan menjadi ruang terbangun dan ruang terbuka. Dalam Instruksi Mendagri No 14 tahun 1988 yang dimaksud dengan ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk area atau kawasan memanjang atau jalur dimana dalam penutupannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Dalam hal ini Ruang Terbuka dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1 Ruang Terbuka Semi Umum Meliputi: tempat olah raga milik sekolah, taman di dalam tempat ibadah, fasilitas- fasilitas kota. 2 Ruang Terbuka Perorangan Meliputi: taman rumah, tempat olah raga swasta, pacuan kuda, tanah-tanah pertanian, hutan rakyat dan lain-lain. Ruang terbuka hijau adalah ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk area memanjang atau pun jalur yang banyak ditumbuhi oleh tanaman. Ruang terbuka hijau memiliki peran yang penting dalam menunjang kelestarian ekosistem, baik ekosistem dengan skala lingkungan, kota maupun alam semesta. Peran ruang terbuka hijau antara lain : ƒ Sebagai alat pengukur iklim ƒ Sebagai penyaring udara kotor ƒ Sebagai tempat hidup satwa ƒ Sebagai penunjang keindahan ƒ Sebagai sarana edukasi dan sosial ƒ Untuk mempertinggi kualitas ruang kehidupan lingkungan. BAPPEDA Kabupaten Bungo, 2006 Standar luasan suatu kota di Indonesia dihitung berdasarkan atas persentase luas wilayah kota yaitu 40 sampai 60 dari total wilayah yang bersangkutan harus dihijaukan Inmendagri No.14 Tahun 1988. Menurut Landsberg 1981 untuk mengakomodasikan kebutuhan 100-300 orang diperlukan paling sedikit 40.000 m 2 luasan ruang terbuka hijau. Luasan ini didistribusikan menjadi : a Taman lingkungan ketetanggaan neighbourhood parks ≥ 4000 m 2 dengan jangkauan pelayanan 10-20 m. b Taman lingkungan komunitas ≥ 100.000 m 2 dengan jangkauan pelayanan 625-900 m. Pelaksanaan program pengembangan ruang terbuka hijau dilakukan dengan pengisian tumbuhan hijau secara alamiah ataupun tanaman budidaya seperti pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya. Berdasarkan peruntukannya ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang kota yang berfungsi sebagai: ƒ Kawasan hijau pertamanan ƒ Kawasan hijau kota ƒ Kawasan hijau rekreasi ƒ Kawasan hijau kegiatan olah raga ƒ Kawasan hijau pemakaman ƒ Kawasan hijau pekarangan.

II. METODOLOGI