Uji Performansi Alat pengupas Kulit Ari Kacang Tanah

39 Gambar 27. Anemometer

C. Uji Performansi Alat pengupas Kulit Ari Kacang Tanah

Sebelum dilakukan uji performansi, kacang tanah harus disangrai terlebih dahulu. Penyangraian dilakukan dengan waktu yang berbeda-beda yaitu 5 menit, 10 menit dan 15 menit. Pada penelitian ini, alat pemanas yang digunakan untuk menyangrai kacang adalah kompor gas dengan penggorengan wajan yang terbuat dari alumunium dengan diameter sekitar 33 cm. Waktu penyangraian dimulai ketika wajan telah benar-benar panas dengan suhu permukaan wajan mencapai 86 o C. Kadar air awal sebelum penyangraian adalah 10.15 sedangkan kadar air setelah penyangraian ditunjukkan dalam tabel dibawah ini. Tabel 3. Kadar Air Kacang Tanah Setelah Penyangraian Lama Penyangraian Kadar Air 5 menit 8.03 10 menit 6.21 15 menit 4.53 Kadar air kacang tanah sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu penyangraian. Tabel 3 menunjukkan bahwa semakin lama penyangraian maka kadar airnya pun semakin rendah. Pada alat pengupas, diperlukan kacang tanah kering dengan kadar air yang minimum. Kacang tanah dengan kadar air yang kecil lebih mudah untuk dikupas. Jika dilihat dari tabel maka penyangraian selama 15 menit menunjukkan nilai kadar air yang paling rendah. Sebenarnya jika 40 penyangraian ditingkatkan lagi menjadi 20 menit maka dihasilkan kadar air yang lebih rendah dan pengupasanpun semakin mudah. Akan tetapi pada kondisi tersebut kacang tanah telah mengalami perubahan warna menjadi kuning kecokatan dan menimbulkan bau gosong. Pada dasarnya proses penyangraian bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada dalam kacang tanah. Namun secara tidak disadari, proses penyangraian juga mengakibatkan celah pada kedua keping lembaga kacang tanah menjadi merenggang. Semakin sedikit kadar air yang tekandung dalam kacang tanah maka daya rekat atau daya ikat antara kedua keping lembaga semakin berkurang. Oleh karena itu, semakin lama penyangraian menyebabkan keping lembaga semakin merenggang bahkan belah dengan sendirinya. Hasil uji performansi alat pengupas kulit ari kacang tanah dapat dilihat pada tabel 4, 5 dan 6 di lampiran. Tabel 4 , 5 dan 6 menyajikan data hasil pengujian alat pengupas. Setiap perlakukan waktu, dilakukan 10 kali ulangan satu kali ulangan menggunakan 100 gram kacang tanah untuk mendapatkan parameter yang diinginkan. Paremeter yang dihitung meliputi waktu pengupasan, kapasitas, bobot kacang tanah yang terkupas utuh maupun belah dan tidak tekupas, efektivitas dan efisiensi alat. Dari ketiga tabel yang disajikan atas terlihat bahwa pengupasan kacang tanah sebanyak 100 gram membutuhkan waktu rata- rata kurang dari 11 detik. Setelah mendapatkan data parameter waktu maka dapat dihitung kapasitas alat pengupas dan didapatkan nilai kapasitas pengupasan sekitar 35 kgjam dengan persentase belah sekitar 35. Bila melihat nilai kapasitas pengupasannya maka penggunaan alat ini dapat meningkatkan produktivitas. Bisa dibandingkan jika menggunakan tenaga manual hanya dapat menghasilkan produk dengan kapasitas 4.2 kgjamorang. Tabel 4 menunjukkan hasil uji pengupasan kacang tanah yang telah mengalami proses penyangraian selama 5 menit dengan menggunakan alat pengupas. Setiap proses pengupasan per 100 gram kacang tanah yang terkupas hanya 27 saja dan selebihnya masih belum bisa terkupas dengan baik. Hal itu sangat jauh dari harapan awal yang menginginkan presentase pengupasan lebih dari 50. Lama penyangraian selama 5 menit dirasa kurang efektif bila melihat hasil yang diperoleh. Kemungkinan besar kadar airnya masih terlalu tinggi 41 sehingga banyak yang tidak bisa terkupas dengan alat. Kulit ari kacang tanah masih melekat dengan kuat pada bijinya. Gambar 28. Kacang Tanah Hasil Pengujian Kemudian pengujian dilanjutkan pada kacang tanah yang telah mengalami penyangraian selama 10 menit. pengujian dan hasilnya seperti yang terlihat pada tabel 5. Kacang tanah sudah mulai banyak terkupas dengan efektivitas kerja alat mencapai 64.8. Kadar air kacang tanah sudah cukup optimum untuk proses pengupasan karena daya rekat kulit ari pada bijinya semakin berkurang sehingga proses pengupasan semakin mudah. Kacang tanah yang terkupas lebih banyak dan kurang dari 40 sisanya masih belum terkupas dengan sempurna. Namun efektivitasnya lebih baik dibandingkan dengan.perlakuan pertama tadi. Sedangkan nilai efisiensinya hanya mencapai 53.73, artinya dari setiap kacang tanah yang terkupas ada sekitar 46 yang belah. Kacang tanah terkupas utuh kacang tanah terkupas belah kacang tanah tidak terkupas Gambar 29. Perbandingan Kacang yang Terkupas dan Tidak Terkupas 42 Pengujian terakhir dilakukan pada kacang tanah yang telah mengalami penyangraian selama 15 menit. Kadar air kacang tanah semakin berkurang dan mencapai nilai 4.53 sehingga proses pengupasan menjadi lebih mudah lagi dibandingkan dengan dua perlakukan sebelumnya. Hasil pengujian alat menunjukkan bahwa 70 kacang tanah dapat terkupas. Namun masih terdapat kacang tanah yang belah mencapai 35. Hal itu bisa dilihat dari nilai efisiensinya sebesar 56.84. Nilai efisiensi menunjukkan bahwa dari 100 pengupasan terdapat 57 kacang tanah terkupas dengan utuh dan 43 belah. Bisa dilihat di tabel 6 bahwa nilai efisiensi antara kacang tanah utuh dan belah adalah 56.84. Bila membandingkan hasil pengupasan dengan tiga perlakuan di atas maka penyangraian selama 15 menit dinilai paling cocok dan sesuai untuk proses pengupasan. Hal itu bisa dilihat dari nilai efektivitas pengupasannya yang mencapai 70 dengan efisiensi kacang utuh terhadap kacang belah sebesar 56.84. Untuk lebih jelsnya bisa dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 30. Grafik Persentase Kacang Tanah Hasil Pengupasan 10 20 30 40 50 60 70 80 5 10 15 lama penyangraian menit p re s e n ta s e terkupas utuh terkupas pecah tak terkupas 43

VI. KESIMPULAN DAN SARAN