36
Gambar 25. Penyangraian Kacang Tanah
Perubahan warna pada kacang tanah selama proses penyangraian dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah alat pemanas, wadah yang
digunakan untuk menyangrai dan jumlah kacang tanah yang disangrai. Penyangraian yang dilakukan oleh alat pemanas berupa kompor gas akan berbeda
dengan pemanasan yang dilakukan oleh kompor minyak ataupun tungku berbahan bakar kayu. Demikian pula dengan jumlah kacang yang disangrai, semakin
banyak kacang yang disangrai maka proses pemanasannya akan semakin lama. Sebaliknya, semakin sedikit kacang yang disangrai maka semakin cepat proses
pemanasannya.
Gambar 27.
Wajan dan Kompor yang Digunakan pada Penyangraian
B. Rancangan Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah
Dalam proses rancang bangun alsin meliputi beberapa kegiatan yaitu pembutan pra rancangan, rancangan dan perakitan prototipe. Rancangan yang
dibuat berupa alsin pengupas kulit ari kacang tanah tipe engkol dan pemilihan
37 bahan disesuaikan dengan sifat dan karekteristik biji kacang tanah. Hasil yang
diperoleh dari penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa cara terbaik untuk pengupasan ini yaitu dengan sistem kering. Mekanisme pengupasan kulit ari
kacang tanah dilakukan melalui pemanasan pada suhu dan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Secara umum, alat pengupas ini terdiri dari dua bagian utama yaitu pengupas dan rangka alat. Namun disamping bagian utama, ada juga bagian-
bagian penunjang yang harus diperhatikan karena ikut mempengaruhi kinerja alat. Pengupas berbentuk silinder yang dilapisi oleh karet dengan ketebalan 8 mm.
Karet yang dipilih berupa karet spon karena teksturnya yang sedikit kasar cocok sekali untuk memberikan gaya gesek maksimum terhadap kacang tanah. Selain
itu, karet spon cukup elastis sehingga diharapkan tidak menghancurkan atau memecahkan kacang tanah yang akan dikupas.
Dalam alat pengupas ini dibuat dua buah silinder pengupas dengan ukuran yang berbeda. Silinder pertama berdiameter 50 mm dan silinder kedua
berdiameter 65 mm. Pemilihan dua buah silinder dimaksudkan agar terjadi gesekan di dua buah sisi kacang tanah sehingga mudah terlepas. Namun perlu
diperhatikan bahwa kecepatan putar tiap pengupas harus berbeda agar diperoleh hasil kupasan optimal. Oleh karena itu dirancanglah dua buah silinder pengupas
dengan ukuran diameter yang berbeda. Disamping itu, dibuat sistem transmisi dari karet seperti yang dapat dilihat pada gambar 21 sehingga laju putar kedua
pengupas akan berbeda. Pengoperasian alat ini dilakukan dengan tenaga manusia menggunakan engkol.
Mekanisme pengupasan pada alat ini terjadi karena danya gesekan antara kacang tanah dengan permukaan silinder pengupas. Gesekan terjadi di dua buah
sisi permukaan kacang tanah karena pengupas bergerak dua-duanya. Jarak antara dua buah silinder pengupas harus lebih kecil dari diameter kacang tanah yang
akan dikupas. Namun jika jaraknya terlalu sempit maka bukan hanya mengupas kulit arinya saja melainkan juga merusak dan menghancurkan biji kacang tanah
tersebut. Oleh karena itu harus diukur jarak yang paling optimum agar kacang tanah terkupas dengan baik dan tidak belah.
38 Data hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa rata-rata diameter
kacang tanah yang dipakai untuk penelitian adalah 7.05 mm. Dengan melihat ukuran diameter biji kacang maka jarak dua pengupas harus kurang dari 7.05 mm.
Dengan menggunakan metode “Trial and Error” jarak antara pengupas digeser- geser mulai dari jarak 4 mm sampai 7 mm. Pada jarak 4 mm kacang tanah yang
masuk ke dalam pengupas banyak yang mengalami belah dikarenakan jaraknya yang terlalu sempit. Sedangkan pada jarak renggang 7 mm banyak sekali kacang
tanah yang lolos dan tidak terkupas. Oleh sebab itu, jarak optimum berada diantara 4 mm
– 7 mm. Selanjutnya jarak antara pengupas digeser sedikit demi sedikit sampai akhirnya mencapai jarak yang ideal. Selanjutnya didapat bahwa
jarak yang paling ideal adalah dalam kisaran 5.5 mm. Hasil yang diinginkan dari pengupasan kulit ari kacang tanah tentu saja
dengan persentase kacang tanah pecah yang sedikit. Untuk mandapatkan hasil itu, karet pengupas harus memiliki elastisitas yang cukup. Dengan demikian, kacang
tanah yang masuk melewati pengupas akan mengalami takanan yang minimum seperti pada pegas namun gesekannya tetap optimum.
Pada dasarnya sistem pengupas dengan roll menggunakan prinsip tekanan dan gesekan. Tentu saja gesekan yang paling optimum akan tercapai pada saat
kering sehingga kacang tanah diberikan perlakuan terlebih dahulu. Terkupasnya kulit ari disebabkan oleh gesekan dan tekanan dari silinder pengupas. Namun jika
tekanan yang diberikan melampaui batas dari kekuatan tekan kacang tanah maka kacang tanah tersebut akan terbelah karena tidak mampu menahan tekanan dari
luar. Oleh sebab itu dalam perancangan dan pembuatan alat ini yang penting diperhatikan adalah meminimumkan tekanan dan mengoptimumkan gesekan.
Salah satu kelebihan alat ini adalah dilengkapi dengan kipas atau blower sehingga kacang tanah yang keluar dari alat ini sudah terpisah dari kulit arinya.
Pada alat ini, tidak diperlukan lagi proses penapian untuk memisahkan kulit ari dengan bijinya sehingga kegunaanya lebih praktis. Kecepatan angin yang keluar
dari kipas dihitung dengan anemometer dan menunjukkan angka 2.18 ms. Kecepatan angin sebesar itu telah cukup untuk menghembuskan kulit ari.
39
Gambar 27. Anemometer
C. Uji Performansi Alat pengupas Kulit Ari Kacang Tanah