Kultivasi pada Skala Lapang Produksi Biomassa pada Skala Lapang Analisis N-Total dan Protein

Tabel 3. Komposisi Perlakuan Konsentrasi Media M4 Media M4 Komposisi gl Perlakuan 0.75 M4 1 M4 1,25 M4

1.5 M4 1.75 M4

gL NaNO 3 teknis 1,5 1,125 1,5 1,875 2,25 2,625 KH 2 PO 4 teknis 0,0313 0,0235 0,0313 0,0391 0,0470 0,0548 MgSO 4 0,0366 0,0275 0,0366 0,0458 0,0549 0,0641 CaCl 2 teknis 0,0271 0,0203 0,0271 0,0339 0,0407 0,0474 Citric acid teknis 0,006 0,0045 0,006 0,0075 0,009 0,0105 Fe-amonium citrate 0,006 0,0045 0,006 0,0075 0,009 0,0105 EDTA teknis 0,001 0,00075 0,001 0,0013 0,0015 0,0018 Na 2 CO 3 teknis 0,02 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035 Hara mikro ml 1 0,75 1 1,25 1,5 1,75

3.3.4. Kultivasi pada Skala Lapang

Tahapan kultivasi pada skala lapang dilakukan pada ganggang yang telah terseleksi pada tahapan modifikasi konsentrasi. Tahapan ini dilakukan pada media kolam raceways dengan volume optimum 150 L Gambar 2 dengan tujuan menghasilkan biomassa ganggang dalam waktu panen 2 hari. Pada tahap awal dilakukan kultivasi dengan media biakan sebanyak 2 L. Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan ganggang dan produksi biomassa pada kondisi lingkungan terbuka yang dihasilkan selama masa tanam 2 hari dan hasil panen tersebut dapat dianalisis produksi nitrogen total dan jumlah protein pada masing- masing ganggang. Gambar 2. Kultivasi ganggang mikro pada kolam raceways

3.3.5. Produksi Biomassa pada Skala Lapang

Biomassa ganggang mikro dipanen dalam waktu 2 hari dengan laju pertumbuhan ganggang yang direpresentasikan oleh kerapatan optik OD minimum mencapai 0,5. Setelah biakan ganggang mikro mencapai nilai OD minimum 0,5 maka dilakukan proses kultivasi kembali dengan tujuan menentukan OD minimum dan volume biakan L pada hari ke-0 agar nilai OD panen minimum 0,5. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menentukan persamaan linier y = a + bx dari laju pertumbuhan ganggang mikro, dimana x = hari, dan y = nilai OD. Produksi biomassa ganggang diawali dengan melakukan proses sentrifugasi untuk pemisahan biomassa dari larutannya. Larutan media yang bercampur dengan biomassa ganggang disentrifuse 3500 rpm selama 10 menit. Setelah biomassa terpisah, supernatan dibuang dan endapan biomassa disimpan dalam oven 80 o C selama 1 malam hingga kering untuk mendapatkan biomassa kering.

3.3.6. Analisis N-Total dan Protein

Penetapan N-total dilakukan dengan menggunakan metode Kjedahl. Bahan yang digunakan yaitu serbuk ganggang kering 0,5 gram yang dimasukkan ke dalam labu kjeldahl 25 ml lalu ditambahkan 1,9 gram campuran Se, CuSO 4 dan Na 2 SO 4 . Larutan 5 ml H 2 SO 4 pekat ditambahkan ke dalam labu, digoyangkan perlahan-lahan agar semua sampel terbasahi oleh H 2 SO 4 , kemudian 5 tetes paraffin cair ditambahkan dan panasi labu di kamar asap dengan api kecil. Kemudian perlahan-lahan api diperbesar hingga diperoleh cairan berwarna terang hijau biru, panasi 15 menit lalu didinginkan. Kemudian air ditambahkan kira- kira sebanyak 50ml, digoyangkan sebentar lalu isi labu dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu destilasi. Bahan cairan dalam labu destilasi tidak melebihi setengah dari isi labu. Ke dalam labu tersebut ditambahkan 5 ml NaOH 50. Destilasi dimulai dengan menampung destilat dalam Erlenmeyer 125 ml yang berisi campuran 10 ml H 3 Bo 3 4 dan 5 tetes indikator Conway. Destilat dititrasi dengan HCl 0.0999 N telah dibakukan sampai terjadi perubahan warna dari hijau ke merah. Penetapan blanko juga dilakukan namun tanpa sampel. Normalitas blanko yang diperoleh yaitu 0,05. Rumus perhitungan : N-Total = Keterangan : Bm = biomassa kering Kadar protein pada masing-masing ganggang dihitung dengan cara mengalikan total nitrogen tersebut dengan nilai 6,25 Guerrero et al., 2004. Besar faktor perkalian N menjadi protein tergantung pada persentase N yang menyusun protein dalam suatu bahan dengan menggunakan rumus : • Protein = N x fk = N x 10016 = N total x 6,25 Keterangan: fk = faktor konversi 6,25

3.3.7. Rancangan Penelitian