oxysporum f.sp. cubense
layu Fusarium atau panama disesase, merupakan penyakit yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum
Schlecht. f.sp. cubense E.F. Smith Snyder and Hansen Foc, berasal dari Asia Tenggara, namun pertama kali dilaporkan pada tahun 1876
di Australia Ploettz Pegg 1997. Di Indonesia penyakit ini berkembang pada tahun 1916 di pulau Jawa. Cendawan ini menyerang akar tanaman pisang dan
plantain yang tersebar luas, sangat destruktif dan merupakan penyakit tanaman
yang sangat merugikan yang menyerang berbagai perkebunan dan industri pisang di Indonesia Nasir et al. 2003, walaupun informasi yang akurat dan pengaruhnya
secara ekonomi masih sangat terbatas Hermanto et al. 2011. Besarnya kerusakan dan hilangnya produksi tanaman pisang bervariasi bergantung pada lokasi, kultivar,
lama kultivasi, dan ada atau tidaknya ras 4 Moore el al 2001; Masdek et al 2003 Cendawan F. oxysporum f.sp. cubense ini dikenal dalam empat ras, yang
dibedakan berdasarkan suseptibilitas inang. Ras 1 menyerang pisang varietas ‘Gros Michel’, ‘Lady Finger’ AAB, dan ‘Silk’ AAB. Ras 2 menyerang antara
lain varietas ‘Bluggoe’ ABB dan ras 4 menyerang pisang Cavendish AAA dan pisang lain yang diserang ras 1 dan 2. Ras 3 menyerang Heliconia spp yang
memiliki kekerabatan dekat dengan pisang, tetapi tidak dianggap sebagai patogen terhadap tanaman pisang. Ras 4 dikelompokkan lagi menjadi ‘sub-tropikal’ dan
‘tropikal’ strains. Di Indonesia dari 261 isolat yang telah dikoleksi di Sumatra dan di Jawa sejak tahun 1990 sampai 2002, 70 adalah ras 4 Masdek et al. 2003, dan
ras 4 ‘tropikal’ ini dilaporkan paling virulen dan tersebar di Halmahera, Irian Jaya, Jawa, Sumatra dan Sulawesi Ploetz Churchill 2011.
Penyebaran Foc dan Gejala Kelayuan pada Tanaman Pisang
Mycelia patogen Foc masuk ke dalam tanaman melalui ujung-ujung akar, melakukan penetrasi dan mengkolonisasi akar, selanjutnya cendawan memproduksi
mikrokonidia yang akan ditraslokasikan ke sistem jaringan vaskuler akar xylem dan batang semu, menutupi jaringan vaskuler dan menghambat pergerakan air.
Penyebaran konidia terhambat dalam sel tabung sieve cells xylem, sehingga terjadi perkecambahan spora, dan spora tumbuh untuk melanjutkan penyebaran
sampai akhirnya memblok seluruh sistem jaringan xylem. Setelah tanaman mati, cendawan tumbuh di jaringan sekitarnya dan membentuk chlamidospora yang akan
menyebar dalam tanah ketika tanaman yang terinfeksi membusuk.
Gejala eksternal pertama yang ditimbulkan penyakit ini adalah warna kuning pada daun bagian bawah yang sangat jelas terlihat, sehingga penyakit ini
dinamakan pula yellow leaf disease. Pada pisang Cavendish gejala ini umumnya terjadi 5 bulan setelah penanaman Hwang
Ko, 2004. Daun-daun yang menguning dimulai dari daerah tepi daun dan berkembang ke arah tulang daun,
kemudian daun berkembang menjadi titik-titik hitam, petiole akan menjadi coklat dan melengkung, yang diikuti oleh pengeringan daun. Lembaran daun-daun yang
telah mati seringkali akan mengelilingi batang-semu pisang. Proses ini dimulai dari daun tua sampai daun-daun muda Nasir et al. 1999; Daly Walduck 2006.
Gejala pertama secara internal terlihat jelas di jaringan xylem akar dan rhizoma, berupa titik-titik atau garis-garis berwarna merah kecoklatan sampai
berwarna merah maroon. Pada tahapan awal infeksi secara khusus terjadi perubahan warna kuning dengan pola melingkar dibagian tengah pada potongan
melintang rhizoma. Gejala berkembang ke dalam batang semu pisang membentuk garis-garis kecoklatan sampai bagian ujung dari batang Daly Walduck 2006,
selanjutnya daun menjadi layu dan menguning, pucuk-pucuk tanaman menjadi pucuk sukulen, yang pada akhirnya seluruh tanaman akan mengalami kematian
Hwang Ko 2004; Agrios 2005.
Metabolit dan Toksin pada Cendawan Fusarium
Toksin utama yang diproduksi berbagai species cendawan Fusarium dan Gibberella
adalah asam fusarat 5-n-butylpicolinic acid. Asam fusarat merupakan toksin non-spesisfik inang Goodman et al. 1986; Huang 2001; Agrios 2005,
karena bersifat non-spesifik inang maka asam fusarat dapat berpengaruh baik terhadap inang atau non-inang Goodman et al. 1986. Asam fusarat merupakan
suatu myco-toksin, antibiotik, insektisida dan fitotoksin Huang, 2001, berperan dalam perubahan permiabilitas membran sel, mengakibatkan terganggunya
keseimbangan ion-ion anorganik dalam tanaman yang terinfeksi patogen dan mengakibatkan kebocoran elektrolit dalam sel Goodman et al. 1986.
Metabolit yang disintesis Fusarium oxysporum selain asam fusarat, antara lain auksin asam indol-3-acetic acid yang menyebabkan peningkatan
permiabilitas dinding sel tanaman dan enzim pektolitik, beberapa bukti menyebutkan bahwa enzim pektat patogen pectin methyl esterase, pectin lyase,