bernilai negatif mengenai anoda yang bernilai positif, dan elektron dengan jumlah besar akan menyebabkan beda potensial yang besar sehingga menghasilkan energi
yang besar. Beda potensial di atur pada kilovoltage peak kVp pada mesin sinar- x, sehingga bila terjadi peningkatan pada kVp akan menyebabkan beda potensial
yang besar di antara anoda dan katoda.
Gambar 2    Sebuah atom dengan nukleus yang bernilai + pada bagian tengah dan elektron diseklitar nukleus yang bernilai - Lavin, 2003.
Gambar 3    Pancaran sinar-x yang dihasilkan pada tabung mesin sinar-x akibat beda potensial yang terjadi antara katoda dan anoda Lavin, 2003.
2.2 Prinsip Radiografi
Radiografi adalah rekaman gambar dalam sebuah film khusus yang terdiri dari  bentuk  struktur  bayangan  dan  objek  yang  terbentuk  oleh  pancaran  sinar-x
Lavin  2003.  Menurut  Owens  dan  Biery  1992  penggunaan  radiografi  selalu digunakan  untuk  menindak  lanjut  sebuah  proses  penyakit  dan  memonitor
efektifitas  terapi  yang  dilakuakan  pada  hewan  misalnya  ortopedik,  kardiak,
pulmonary, atau penyakit onkologik, sedangkan menurut Thrall  2002 radiografi digunakan untuk menilai struktur dalam tubuh.
Pembuatan gambar radiografi harus menggunakan metoda yang tepat agar gambar  yang  dihasilkan  jelas  dan  bisa  difahami  untuk  di  interpretasikan  Thrall,
2002.  Kehitaman  pada  radiografi  tergantung  pada  jumlah  sinar-x  yang  diserap oleh intensifying screen, dan dengan demikian sejumlah cahaya mengekspos film
radiografi.  Pada  Gambar  4  menjelaskan  daerah  yang  terpapar  dengan  sejumlah besar  sinar-x  akan  hitam  radiolucent  setelah  pengolahan  film,  sebaliknya  pada
daerah  yang  dilewati  oleh  sedikt  sinar-x  akan  tembus  cahaya  translucent  atau tampak  putih  radiopaque,  sedangkan  derajat  kehitaman  pada  film  merupakan
ukuran kerapatan masa density, sehingga hubungan density  dan kegelapan film terkait secara langsung Berry et al 2002 pada Gambar 5.
Gambar 4  Skala kehitaman film, yang diukur dari jumlah sinar-x yang terserap Thrall 2002.
Gambar 5  Hubungan kerapatan density terhadap paparan sinar-x Thrall 2002.
Menurut  Owens  dan  Biery  1992  karakteristik  energi  pancaran  sinar-x berkemampuan untuk  menembus dan melemahkan karena perbedaan  density dan
jumlah  jaringan  tubuh,  ini  digambarkan  dalam  lima  dasar  opasitas  radiografi yaitu: udara, lemak, jaringan lunak, tulang, dan metal pada Gambar 6.
Udara Lemak
Air Tulang
Logam
RADIOPACITY RADIOLUCENCY
OPTICAL DENSITY FILM BLACKNESS
RADIOGRAPHIC DENSITY
Gambar 6 Lima dasar opasitasitas radiografi akibat perbedaan penyerapan sinar-x Thrall 2002.
Selain  density, ketebalan objek juga mempengaruhi radioopasitas  yang terbentuk dari  paparan  sinar-x,  oleh  karena  itu  semakin  tebal  objek  yang  dilalui  sinar-x
maka  semakin  sedikit  sinar-x  yang  dapat  merubah  film  sehingga  gambaran  pada film berwarna putih Berry et al 1997 pada Gambar 7.
Gambar 7 Skema pengaruh ketebalan terhadap radioopasitas Thrall 2002.
Pada ketajaman gambar radiografi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu gerakan,  kecepatan  film,    focal  spot  size,    focal  spot  film  distance  FFD,  object
film distance OFD, intensifiying screen, dan grid. Gerakan merupakan penyebab utama  di  dalam  radiologi  kedokteran  hewan,  gerakan  dapat  menghasilkan
gambaran  yang  tidak  tajam  sehingga  membutuhkan  waktu  paparan  yang  cepat untuk mendapatkan gambaran radiografi yang bagus. Pada Gambar 8 menjelaskan
jenis  film  sinar-x  yang  tersedia  dalam  berbagai  kecepatan,  kecepatan  film berhubungan  dengan  ukuran  partikel  kristal  perak  bromida  pada  emulsi  dalam
film  x-ray,  kristal  perak  bromida  yang  berukuran  besar  atau  lapisan  yang  lebih tebal  merupakan  kelompok  dari  film  x-ray  yang  cepat  high  speed  film,
sedangkan  kristal  perak  bromida  yang  berukuran  lebih  kecil  atau  tipis  termasuk pada kelompok film x-ray yang lambat slow film, oleh karena itu ketajaman film
berhubungan  langsung  dengan  kecepatan  film  dan  gambaran  yang  jelas  dapat menggunakan slow film dikarenakan area yang terpapar lebih kecil Thrall 2002.
Beberapa mesin sinar-x memiliki focal spot yang berukuran besar dan kecil. Pada penggunaan  focal  spot  kecil  menyebabkan  kejelasan  gambar  yang  bagus
dibandingkan menggunakan focal spot besar, dikarekan penumbra yang dihasilkan pada focal spot yang besar lebih besar sehingga mempengaruhi kejelasan gambar.
Pada  Focal  spot-Film  Distance  FFD  adalah  jarak  film  dengan  focal  spot.  Pada Gambar 9 menjelaskan jarak focal spot yang semakin pendek akan menyebabkan
penumbra  yang  besar,  sedangkan  focal  spot  yang  lebih  jauh  menghasilkan penumbra  lebih  kecil  sehingga  kejelasan  gambar  lebih  baik  Thrall    Widmer
2002. Pada Object Film Distance OFD apabila jarak pasien terhadap film lebih
dekat  maka  akan  menghasilkan  penumbra  yang  kecil,  sebaliknya  apabila  jarak pasien  terhadap  film  jauh  akan  menghasilkan  penumbra  yang  besar  sehingga
kejelasan  gambar  berkurang  pada  Gambar  10.  Intensifying  screen  digunakan untuk  mengubah  sinar-x  menjadi  cahaya  tampak,  karena  Intensifying  screen
mengandung  crystal  phosphorescent  yang  memancarkan  cahaya  ketika  terpapar sinar-x.  Hamburan  radiasi  merupakan  faktor  utama  yang  berkontribusi  pada
pengurangan  kejelasan  gambar.  Grid  berbentuk  datar  dan  persegi  dengan  jalur berseri  dan  landasan  dari  alumunium  foil,  sehingga  grid  memberikan  kualitas
diagnosa  pada  radiografi  karena  menyerap  hamburan  radiasi  Thrall    Widmer 2002.
Gambar 8 Skematis paparan sinar-x yang lewat pada fast film dan slow film Soehartono, 2005.
Gambar 9    Skema Focal spot-Film Distance FFD apabila jarak focal spot semakin jauh maka menghasilkan  penumbra  yang  lebih  kecil,  sehingga  menghasilkan  ketajaman  gambar
radiografi yang bagus Thrall  Widmer 2002.
2.3 Interpretasi radiografi dan standar pandang radiografi