10
produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk.
2.2.4 Unsur-unsur Biaya Produksi
Perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi, terdapat unsur-unsur produksi yang menjadi biaya produksi. Menurut Supriyono 2012:20 biaya
produksi dapat digolongkan ke dalam tiga unsur sebagai berikut: 1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang diolah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejak atau merupakan
bagian integral pada produk tertentu. Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai di dalam pengolahan produk.
2. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh
perusahaan kepada semua karyawan. Biaya tenaga kerja untuk fungsi produksi dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu semua balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau dikuti
jejaknya pada produk tertentu yang dihasilka perusahaan. b. Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu semua balas jasa yang
diberikan kepada karyawan, akan tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang
dihasilkan perusahaan.
11
3. Biaya Overhead adalah biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya Overhead dapat digolongkan
menjadi beberapa jenis sebagai berikut : a. Biaya bahan penolong
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung c. Biaya reserpasi dan pemeliharaan aktiva tetap
d. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu, misalnya biaya asuransi dan biaya sewa
e. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap, misalnya biaya penyusutan gedung pabrik dan mesin.
2.2.5 Anggaran 2.2.5.1 Pengertian Anggaran
Ada beberapa definisi yang dikemukakan para ahli mengenai anggaran perusahaan. diantaranya dikemukakan Munandar dalam Edwin 2015, yang
mendefinisikan tentang anggaran sebagai “Suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam
unit kesatuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang”.
Adapun pengertian anggaran yang dikemukakan oleh Yadiati dan Wahyudi 2006 yang dikutip oleh Dewi 2014 bahwa : “Anggaran adalah bidang
akuntansi yang berkaitan dengan penyusunan rencana keuangan dari keuangan
12
dari kegiatan perusahaan yang dukur dalam satu unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu di masa mendatang, serta pengendalian dan analisisnya”.
Pada dasarnya anngaran merupakan rencana kerja organisasi di masa mendatang. Proses penyiapan anggaran disebut penganggaran. Rencana kerja
perusahaan tersebut ditulis dalam bentuk angka yang merupakan target pencapaian perusahaan dalam periode tertentu. Periode anggaran umumnya satu
tahun, atau dikenal dengan anggaran tahunan annual budget. Anggaran memuat tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu perusahaan, dimana
penyusunannya berdasarkan setiap pusat pertanggungjawaban yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan. Tanpa adanya upaya yang baik untuk
mencapainya, maka anggaran yang disusun tidak dapat berfungsi dengan optimal.
2.2.5.2 Kegunaan Anggaran
Kegunaan anggaran atau manfaat anggaran menurut Halim, Supomo dan Kusufi 2014 adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat bantu untuk membuat dan mengkoordinasikan perencanaan jangka pendek short-range plans.
2. Sebagai alat komunikasi antara rencana yang disusun dengan para manajer pusat pertanggungjawaban.
3. Sebagai alat untuk memotivasi para manajer dalam mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
4. Sebagai dasar untuk mengandalikan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
5. Sebagai pedoman untuk mengevaluasi prestasi para manajer dan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
6. Sebagai piranti pendidikan bagi para manajer.
2.2.5.3 Fungsi Anggaran
13
Fungsi anggaran yang dinyatakan oleh Rudianto 2009:5 diantaranya: 1. Perencanaan Planning
Sebagaimana fungsi anggaran sebagai perencanaan yang tertulis oleh para manajer yang bersangkutan, dimana didalamnya merupakan hasil
pemikiran yang matang yang disusun dengan satuan uang atau angka. Di dalam fungsi ini berkaitan dengan segala sesuatu yang ingin dihasilkan
dan dicapai perusahaan di masa mendatang. Termasuk didalamnya menetapkan produk yang akan dihasilkan, bagaimana menghasilkannya,
sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut, bagaimana memasarkan produk tersebut dan sebagainya.
2. Pengorganisasian Organizing Setelah segala sesuatu yang ingin dihasilkan dan dicapai perusahaan di
masa depan telah ditetapkan, maka perusahaan harus mencari sumber daya yang dibutuhkan untuk merealisasikan rencana yang telah
ditetapkan tersebut. 3. Pelaksanaan Actuating
Fungsi anggaran sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan laba.
Setelah memperoleh sumber daya yang dibutuhkan, maka tugas manajemen selanjutnya adalah mengarahkan dan mengolah setiap
sumber daya yang telah dimiliki perusahaan tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
4. Pengendalian Controlling Fungsi anggaran sebagai alat pengendalian atau pengawasan yaitu
dimana anggaran berperan dalam mengevaluasi menilai atas pelaksanaan kegiatan. Penting untuk memastikan bahwa setiap sumber
14
daya yang ada telah bekerja sesuai dengan rencana yang telah dibuat perusahaan untuk menjamin tujuan perusahaan secara umum dapat
dicapai. Fungsi ini berkaitan erat dnegan upaya untuk menjamin bahwa setiap sumber daya organisasi telah bekerja dengan efisien dan efektif.
2.2.5.4 Jenis Anggaran
Menurut Bustami dan Nurlela 2006:6 secara umum anggaran dapat dikelompokkan berdasarkan sudut pandang:
1. Menurut jangka waktu a. Anggaran jangka pendek, merupakan anggaran yang disusun dalam
jangka waktu di bawah satu tahun. b. Anggaran jangka panjang, anggaran yang disusun lebih dari satu
tahun, anggaran ini sangat dibutuhkan sebagai acuan penyusunan anggaran jangka pendek.
2. Menurut bidangnya a. Anggaran operasional, merupakan anggaran yang berisi tentang
rencana kegiatan operasional perusahaan yang terdiri dari anggaran penjualan, anggaran biaya pabrikasi, anggaran beban komersil dan
anggaran laporan laba rugi. b. Anggaran Keuangan, merupakan anggaran yang disusun berkaitan
dengan anggaran kas, anggaran piutang, anggaran hutang dan anggaran neraca.
3. Menurut kemampuan menyusun
15
a. Anggaran komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap, anggaran ini merupakan
perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang secara lengkap dan terperinci.
b. Anggaran partial, merupakan anggaran yang disusun bagian perbagian dari setiap jenis anggaran.
4. Menurut dasar penyusunannya a. Anggaran variabel, merupakan anggaran yang disusun berdasarkan
kisar interval dari kapasitas tertentu, atau dengan kata lain anggaran yang disusun disesuaikan pada tingkat aktivitas tertentu.
b. Anggaran statis, merupakan anggaran yang disusun berdasarkan satu tingkat kapasitas tertentu.
2.2.5.5 Anggaran Biaya Produksi
Menurut Halim, dkk 2014:208 menyatakan bahwa anggaran biaya produksi memuat tentang anggaran biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Anggaran biaya produksi terdiri atas : 1. Anggaran Biaya Bahan Baku, memuat taksiran bahan baku yang
diperlukan dalam proses produksi, yang dinyatakan dalam satuan uang maupun kuantitas bahan baku. Dari anggaran ini akan diketahui
pembelian bahan baku yang dianggarkan, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran kas dan anggaran rugi-laba.
16
2. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung, memuat taksiran biaya tenaga kerja langsung selama periode anggaran, yang selanjutnya digunakan
sebagai dasar penyusunan anggaran kas dan anggaran rugi-laba. 3. Anggaran Biaya Overhead Pabrik, memuat taksiran biaya overhead
pabrik selama periode anggaran yang digunakan dalam penyusunan anggaran kas dan anggaran rugi-laba.
2.2.5.6 Metode Penyusunan Anggaran Produksi
Menurut Rudianto 2009:81, dalam penyusunan anggaran produksi perusahaan dapat menggunakan beberapa metode produksi, yaitu:
a. Metode Produksi Stabil, adalah suatu metode produksi dimana
perusahaan menetapkan volume produksi yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu yang volume penjualannya lebih
tinggi. b.
Metode Persediaan Stabil, adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume persediaan yang relatif sama dari bulan
ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu. c.
Metode Fleksibel, adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume produksi yang berubah terus menerus dari bulan ke
bulan. Metode ini dapat menggunakan volume produksi dan volume persediaan sesuai dengan keinginan perusahaan.
2.2.6 Analisis Varians
Varians adalah selisih antara biaya aktual dengan standar yang ditetapkan sebelum kegiatan operasi perusahaan dilakukan. varians tersebut menyangkut
17
untuk ketiga elemen biaya produksi yaitu, Varians Bahan Baku, Varians Tenaga Kerja, dan Varians Overhead Pabrik Bustami dan Nurlela, 2006:80.
2.2.6.1 Varians Bahan Baku
Selisih bahan baku aktual dengan bahan baku berdsarkan standar yang diperkenankan. Dalam varians bahan baku dapat dianalisis menjadi: varians harga
bahan baku dan varians kuantitas pemakaian bahan baku. 1. Varians Harga Bahan Baku
Adalah selisih harga bahan baku aktual dengan harga bahan baku berdasarkan standar yang diperkenankan.
Kemungkinan penyebab terjadinya varians harga bahan baku tidak
menguntungkan yaitu: a. Fluktuasi harga pasar bahan baku yang cukup tajam,
b. Jauhnya pemasok, sehingga tingginya biaya angkut yang dibebani
pada perusahaan, c. Gagalnya memanfaatkan potongan tunai yang diberikan pemasok.
d. Pembelian yang kurang ekonomis, e. Gagalnya negosiasi harga yang ditawarkan pemasok.
2. Varians Penggunaan Bahan Selisih antara kuantitas aktual yang digunakan untuk produksi dengan
pemakaian bahan berdasarkan standar yang ditetapkan, menggunakan harga beli bahan baku standar.
Kemungkinan penyebab terjadinya varians kuantitas tidak
menguntungkan yaitu: a. Kehilangan bahan baku saat penanganan tahap awal proses,
b. Pemborosan selama pemrosesan, c. Terjadi kerusakan bahan dan sisa bahan berlebihan,
d. Perubahan spesifikasi produk yang belum disesuaikan dengan standar e. Penggantian bahan baku dari standar yang diterapkan.
2.2.6.2 Varians Tenaga Kerja
Selisih biaya tenaga kerja aktual dengan biaya tenaga kerja berdasarkan standar yang ditetapkan. Dalam varians tenaga kerja ada dua varians yang
dikembangkan: varians tarifupah tenaga kerja dan varians efisiensi tenaga kerja. 1. Varians TarifUpah Tenaga Kerja
18
Selisih tarif biaya tenaga kerja aktual dengan tarif biaya tenaga kerja yang diperkenankan, menggunakan jam kerja standar.
Kemungkinan terjadinya penyebab varians tarif tenaga kerja tidak
menguntungkan yaitu: a. Terjadinya perubahan tarif yang belum disesuaikan dengan standar,
b. Penggunanaan tenaga kerja dengan klasifikasi tarifupah yang
berbeda dari yang ditetapkan ketika penyiapan standar untuk pekerjaan,
c. Penggunaan kelompok pekerja, dengan penetapan tarifupah yang berbeda yang mengakibatkan sulitnya diantisipasi jika terjadi
perubahan. 2. Varians Efisiensi Tenaga Kerja
Selisih jam kerja aktual dengan jam kerja standar yang diperkenankan, menggunakan tarif tenaga kerja standar.
Kemungkinan penyebab terjadinya varians efisiensi tenaga kerja tidak
menguntungkan yaitu: a. Tenaga kerja bekerja kurang efisien,
b. Kurang terlatihnya tenaga ker, c. Terjadinya perubahan urutan kerja,
d. Peralatan kurang efisien, e. Kerusakan mesin,
f. Penggunaan bahan yang tidak sesuai standar ditetapkan.
2.2.6.3 Varians Overhead Pabrik
Selisih biaya overhead pabrik aktual dengan biaya overhead pabrik berdasarkan standar yang diperkenankan. Dalam menganalisis biaya overhead
pabrik ini dapat dilakukan dengan metode dua varians, metode tiga varians dan metode empat varians. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah
metode tiga varians. 1. Varians Pengeluaran Spending Variance
Selisih varians biaya overhead pabrik aktual dengan jumlah anggaran fleksibel yang disesuaikan dengan aktivitas aktual yang diperkenankan.
2. Varians Efisiensi Variabel Variable Efficiency Variance
19
Varians biaya overhead pabrik variabel dengan membandingkan overhead pabrik variabel dengan menggunakan aktivitas aktual dengan
overhead pabrik menggunakan aktivitas standar. Varians ini mencerminkan pemakaian yang efisien dan tidak efisien untuk dijadikan
dasar oleh perusahaan dalam membebankan biaya overhead pabrik. 3. Varians Volume Volume Variance
Varians antara anggaran fleksibel pada aktivitas standar dari dasar alokasi yang diperbolehkan dengan standar biaya overhead pabrik yang
dibebankan ke produk. Varians ini mengidentifikasikan aktivitas yang tersedia tidak digunakan secara efisien.
2.2.7 Kinerja Manajerial
Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang. Kinerja merupakan sesuatu capaian kerja yang dihasilkan oleh suatu seseorang atau organisasiperusahaan baik berbentuk barang maupun jasa. Kinerja
adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Deskripsi dai kinerja menyangkut tiga komponen penting yakni
tujuan, ukuran dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi yang berguna untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini
memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi terhadap setiap personel. Kinerja manajerial merupakan
hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pembinaan, dan pengawasan. Variabel kinerja
manajerial diukur dengan menggunakan instrumen self rating yang dikembangkan
20
oleh Mahoney 1963 dalam Alfar 2006 dalam Eva 2010, di mana setiap responden diminta untuk mengukur kinerja sendiri ke dalam delapan dimensi
yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan.
Menurut Mahoney et.al 1963 dalam Eva 2010, kinerja manajerial dapat diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Perencanaan adalah penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi
waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tatacara pelaksanaan, tujua, prosedur,
penganggaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
2. Investigasi merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan,
pembuatan laporan, sehingga mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.
3. Pengkoordinasian merupakan proses jalinan kerjasama dengan bagian- bagian lain dalam organisasi melalui tukar-menukar informasi yang
dikaitkan dengan penyesuaian program-program kerja. 4. Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh pimpinan terhadap
rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga hasil penilaian tersebut dapat diambil
keputusan yang diperlukan. 5. Supervisi, yaitu penilaian atas usulan kinerja yang diamati dan
dilaporkan.
21
6. Staffing, yaitu memelihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru, menempatkan dan
mempromosikan pekerjaan tersebut dalam unitnya atau unit kerja lainnya.
7. Negosiasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembellian, penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa.
8. Representasi, yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok
bisnis dan konsultasi dengan kantor-kantor lain. Kinerja dapat dikatakan efektif apabila tujuan dari penyusunan anggaran
tercapai dan keterlibatan bawahan dalam proses penyusunan anggaran serta memotivasi bawahan, mengidentifikasi dan melakukan negoisasi dengan atasan
mengenai target anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan melaksanakannya sehingga dapat mengurangi dampak negatif anggaran yaitu faktor kriteria, sistem
penganggaran reward dan konflik.
2.2.8 Manfaat Varians dalam Penilaian Kinerja Manajerial