Keragaan Numbu dan UPCA S1 di Tanah Masam

25 Galur - galur sorgum yang memiliki mekanisme stay green sangat penting di Indonesia karena gen stay green menunda daun menjadi kering setelah panen sehingga hijauannya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

II. Keragaan Numbu dan UPCA S1 di Tanah Masam

Pada percobaan ini Numbu dan UPCA S1 digunakan sebagai varietas pembanding. Penggunaan Numbu sebagai pembanding karena Numbu merupakan varietas yang toleran terhadap tanah masam, sedangkan UPCA S1 merupakan tetua peka tanah masam, hal ini berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan di tanah masam. Tabel 3. Hasil uji-t Numbu dan UPCA S1 di tanah masam. No. Karakter Numbu UPCA S1 t-test 1. Jumlah Daun helai 8.30 5.41 6.96 2. Luas daun bendera cm 177.06 149.83 0.75 tn 3. Panjang daun bendera cm 79.83 76.49 0.36 tn 4. Lebar rata-rata daun bendera cm 2.19 1.89 1.77 tn 5. Lebar daun bendera terlebar cm 6.62 6.65 0.03 tn 6. Kehijauan daun akhir vegetatif 39.17 41.29 1.39 tn 7. Kehijauan daun akhir generatif 28.31 42.59 7.76 8. Tinggi tanaman cm 182.39 146.49 2.55 9. Diameter batang cm 1.22 1.03 2.14 10. Bobot biomasa g 266.50 162.73 2.59 11. Umur berbunga 50 hst 70.00 76.00 -0.07 tn 12. Umur panen 80 hst 111.00 104.00 -0.16 tn 13. Panjang malai cm 16.20 16.68 0.61 tn 14. Bobot malai kering g 35.86 28.99 1.12 tn 15. Bobot biji permalai g 31.43 27.60 0.60 tn 16. Bobot 1000 butir g 33.74 28.30 3.36 Keterangan : = berbeda nyata pada taraf 5 berdasarkan uji-t, tn= tidak berbeda nyata pada taraf 5 berdasarkan uji-t Hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnaini 2010 menunjukkan bahwa tanaman UPCA S1 pada stadia bibit di kondisi tercekam Al memiliki performa tajuk pendek, daun kecil dan meruncing tajam dengan akar pendek, merah dan 26 tebal, sedangkan Numbu memiliki performa tajuk tumbuh normal, daun berbentuk pita dengan akar yang panjang, putih dan rimbun. Numbu memiliki nilai tengah yang lebih tinggi dibandingkan dengan UPCA S1 pada semua karakter fase bibit panjang tajuk, panjang akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, nisbah tajukakar, dan bobot tajukakar. Penelitian yang dilakukan oleh Agustina 2011 menunjukkan bahwa Numbu memiliki sistem perakaran yang lebih baik dibandingkan genotipe peka pada cekaman Al yang ditunjukkan oleh keragaan bobot kering akar, panjang akar, panjang tajuk dan bobot kering tajuk. Hasil uji-t pada taraf 5 Tabel 3 menunjukkan bahwa tetua Numbu berbeda secara statistik untuk karakter jumlah daun, tinggi tanaman, diameter batang, bobot biomasa, dan bobot 1000 butir dibandingkan UPCA S1. Percobaan yang dilakukan oleh Gandhi 2012 di lahan optimum menunjukkan bahwa tinggi tanaman, lingkar batang, dan bobot 1000 biji Numbu lebih baik dibandingkan UPCA S1, sedangkan untuk bobot bijimalai tidak nyata. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh percobaan Sungkono 2010 dan Puspitasari 2011 yang menunjukkan bahwa Numbu memiliki keragaan lebih baik di tanah masam untuk karakter tinggi tanaman, diameter batang, bobot biomasa dan bobot bijimalai dibandingkan UPCA S1. Karakter jumlah daun, tinggi tanaman, umur panen, panjang malai, bobot 1000 biji pada varietas Numbu yang diuji memiliki keragaan yang lebih rendah dibandingkan deskripsi varietas Numbu pada Lampiran 4. Hal yang sama juga terjadi pada UPCA S1 dimana karakter jumlah daun, tinggi tanaman, panjang malai, bobot bijimalai, dan bobot 1000 biji memiliki keragaan yang lebih rendah dibandingkan deskripsi varietas UPCA S1 pada Lampiran 4. Hal ini menunjukkan bahwa kedua pembanding mengalami cekaman tanah masam, namun galur Numbu memiliki keragaan tanaman yang lebih baik terhadap tanah masam sehingga pemilihan Numbu sebagai varietas pembanding tahan tanah masam dan UPCA S1 sebagai varietas peka tanah masam sudah tepat. 27

III. Keragaan Karakter Agronomi Galur - Galur Sorgum, UPCA S1,