Upaya Pelestarian Objek wisata

14 Selain masyarakat di sekita objek wista, lingkungan alam sekitar objek wisata juga harus diperhatikan dengan seksama agar tidak rusak, tercemar, rusaknya ekosistem dari fauna dan flora. Oleh sebab itu perlu ada upaya menjaga kelestarian lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan pengelolaan suatu objek wisata.

2.4 Sistem Daerah Tujuan Wisata

Suatu DTW atau Daerah Tujuan Wisata terdiri dari 5 jenis komponen, diantaranya ialah : 1. Gateway atau pintu masuk, pintu gerbang, dan jumlahnya adalah satu atau lebih, berupa Bandar Udara, Pelabuhan Laut, Pelabuhan ferry, Terminal Kereta Api dan Terminal Bus. 2. Tourist Center, ataun pusat pengembangan pariwisata PPP, yang dapat berupa suatu atau beberapa kawasan wisata resort atau suatu bagian kota yang ada. 3. Attraction atau atraksi, yang berkelompok satu atau lebih. Makin banyak kelompok atraksi yang bervariasi, akan dapat menahan wisatawan untuk tinggal lebih lama dalam DTW. 4. Tourist Corridor, atau pintu masuk wisata, yan menghubungkan gateway dengan tourist center ke attractions. 5. Hinterland atau tanah yang tidak digunakan untuk 4 komponen tersebut. Seperti Trekking berjalan kaki dan menginap yang dapat dilakukan di Hinterland. Dan untuk melakukan kegiatan ini harus mempunyai syarat utama yaitu keamanan bagi wisatwan.

2.5 Upaya Pelestarian Objek wisata

Kelestarian daerah tujuan wisata maupun objek wisata sangat berperan penting dalam menjaga kelestarian alam, ekosistem flora maupun fauna, dan kehidupan manusia. 15 Pemerintah sangat konsisten dalam upaya pelestarian objek wsiata maupun daerah tujuan wisata, salah satunya dengan adanya peraturan dan undang-undang yang di kelurakan pemerintah mengenai kebijakan pelestarian. Adapun peraturan dan undang-undang tersebut diantaranya yaitu : a. Undang-Undang RI No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya c. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil d. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL e. Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2005 tentang keamanan hayati produk rekayasa genetik f. Peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional tahun 2010-2025 g. Perpres Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengesahan ASEAN Tourism Agreement Persetujuan Pariwisata ASEANASEAN Tourism Agreement h. Instruksi Presiden Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata. i. Peraturan Menbudpar Nomor KM-67UM.001MKP2004 tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata Di Pulau-pulau Kecil. 16 j. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: KEP-012MKPIV2001, 2- 4-2001, tentang Pedoman Umum Usaha Pariwisata, mengatur perizinan usaha pariwisata bagi Daerah KabupatenKota dengan pengelompokan : 1. Usaha Jasa yang terdiri dari atas : a. Jasa Biro Perjalanan Wisata b. Jasa Agen Perjalanan wisata c. Jasa Pramuwisata d. Jasa Konvensi, Perjalanan Isentif dan Pameran e. Jasa Impresariat f. Jasa Konsultan Pariwisata g. Jasa Informasi Pariwisata 2. Pengusaha Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan dalam: a. Pengusaha Obyek dan Daya Tarik Alam b. Pengusaha Obyek dan Daya Tarik Budaya c. Pengusaha Obyek dan Daya Tarik Minat Khusus 3. Usaha Sarana Pariwisata yang terdiri dari : a. Penyediaan Akomodasi : Beberapa Peraturan Pemerintah Pusat dan Daerah. b. Penyediaan Makan dan Minum : Beberapa Peraturan Pemerintah Pusat dan Daerah. c. Penyediaan Angkutan Wisata d. Penyediaan Sarana Wisata Tirta e. Kawasan Pariwisata. 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul