39
dilihat bahwa nilai minimum atau nilai terendah selama 4 tahun dari 9 perusahaan manufaktur adalah 0,0013 dan nilai tertinggi sebesar 0,35. Secara umum rata-rata
arus kas bebas perusahaan selama 4 tahun adalah 0,14. Standar deviasi sebesar 0,08 selama 4 tahunn yang berarti bahwa penyebaran dari variabel earning
variability adalah sebesar 0,08. 4.2 Uji Hausman
Uji hausman merupakan pengujian yang dilakukan untuk menentukan model mana yang paling bagus dilakukan dalam model estimasi. Hasil uji
hausman dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Ho : Random Effect Model diterima dan H1 ditolak
H1 : Fixed Effect Model diterima dan Ho ditolak
Tabel 4.2 Uji hausman
Correlated Random Effects
Test Summary Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq d.f.
Prob.
Cross-section random
3.157202 4
0.5319 Redundant Fixed Effects
Effects Test Statistic
d.f. Prob.
Cross-section F 1.892969
8,23 0.1105
Chi-section Chi- square
18.211240 8
0.0197
Sumber: Lampiran
Berdasarkan hasil uji hausman yang dilakukan, diperoleh nilai chi square correlated random effect adalah sebesar 3,15 dengan probabilitas signifikansi 0,53
sedangkan nilai chi square Redundant Fixed Effects Test adalah sebesar 18,21 dengan probabilitas signifikansi 0,01. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai Chi-
40
Square statistik yang tidak signifikan pada tingkat signifikan 5. sehingga model estimasi yang dipakai yaitu Random Effect Model REM.
4.3 Hasil Model Estimasi
Secara matematis model persamaan regresi data panel didalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
DPR
it
= β
+ β
1
Ins
it
+ β
2
Beta + β
3
EV
it
+ β
4
Pro
it
+ e
it
......................................3 Kemudian persamaan tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma
natural: LnDPR
it
= β + β
1
LnIns
it
+ β
2
LnBeta + β
3
LnEV
it
+ β
4
LnPro
it
+ e
it
................4 Berdasarkan hasil regresi data pael dengan menggunakan program eviews
7, maka diperoleh hasil estimasi sebagai berikut: Tabel 4.3
Koefisien Variabel Variable
Coefficiient Std.Error
t-Statistic Prob.
C 468.2881
264.6268 1.769617
0.0866 INS?
-6.266886 5.317270
-1.178591 0.2475
BETA? -111.8165
94.32971 -1.185379
0.2449 EV?
-399.8335 500.3748
-0.799068 0.4303
PRO? 1058.983
714.0750 1.483013
0.1482
Sumber: Lampiran
Berdasarkan hasil regresi dalam tabel 4.3 diatas, interpretasi model persamaan yang dapat dibuat adalah sebagai berikut:
LnDPR
it
= 468,28 – 6,26 LnIns
it
– 111,81 LnBeta – 399,83 LnEV
it
+ 1058,98 LnPro
it
.........5
Adapun interpretasi dari hasil estimasi yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai berikut:
41
1. Insider Ownership
Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa insider iwnership tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Dari hasil regresi data diperoleh nilai probability sebesar 0,24
lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5. Perbedaan hasil penelitian disebabkan karena jumlah sampel perusahaan
manufaktur yang terdapat insider ownership dan persentase kepemilikan yang sangat sedikit
.
Dengan demikian hipotesis 1 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ‘Insider Ownership berpengaruh terhadap kebijakan dividen’ ditolak.
2. Risiko Pasar beta
Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa risiko pasar beta tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Dari hasil regresi data diperoleh nilai probability sebesar 0,24 lebih besar dari tingkat signifikansi
α = 5. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Arvindra Belfa Yudha 2011 yang menyatakan bahwa risiko pasar tidak memiliki pengaruh yang signifikan antara terhadap kebijakan dividen.
Dengan demikian hipotesis 2 dalam penelitian ini yang me
nyatakan bahwa ‘Risiko pasar berpengaruh terhadap kebijakan dividen’ ditolak.
3. Earning Variability EV
Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa
e
arning variability
memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen dengan koefisien -399,83. Hasil estimasi menunjukkan bahwa risiko pasar beta tidak berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen, yang ditunjukkan oleh nilai probability earning variability sebesar 0,43 lebih besar dari tingkat signifikansi
α = 5.
42
4. Profitability Pro
Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa profitability memiliki
pengaruh positif terhadap kebijakan dividen dengan koefisien 1058,98. Hasil
estimasi menunjukkan bahwa risiko pasar beta berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, yang ditunjukkan oleh nilai probability sebesar 0,14 lebih
besar dari tingkat signifikansi α = 5.
4.4
Analisis Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara insider ownership terhadap kebijakan dividen, sehingga hipotesis 1 dalam
penelitian ini ditolak. Dari pengujian hipotesis 1 dapat diketahui bahwa penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Atika Jauhari 2000 yang
menyatakan bahwa insider ownership tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen, akan tetapi
hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratih Fitria Sari 2010, Arvindra Belfa Yudha 2011, Christina Heti Tri
Rahmawati 2011 dan Ina Sariwati 11, meskipun dengan model estimasi yang berbeda.
Tidak terbuktinya hipotesis 1 pada penelitian ini dimungkinkan karena beberapa hal yaitu:
1. Insider membagikan dividen untuk mengurangi konflik keagenan yang terjadi antara manajemen dan pemegang saham. Hal ini didasarkan pada pemahaman
bahwa antara manajer dan pemegang saham adalah sama dan dianggap memiliki kesamaan preferensi. Sehingga dengan membayarkan dividen maka manajemen
dianggap tidak melakukan tindakan perquisites karena internal cash flow akan diserap untuk membayar dividen bagi pemegang saham.
43 2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa insider ownership tidak berpengaruh
terhadap Dividend Payout Ratio. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Atika Jauhari Hatta 2002 yang menyatakan faktor insider ownership yang tinggi bukanlah faktor terbesar yang secara signifikan mempengaruhi kebijakan
pembagian dividen melainkan adalah fokus perusahaan. Hal tersebut juga merupakan kebalikan dari tingkat kepemilikan saham minoritas yang
cenderung mempengaruhi kebijakan dividen terhadap tingkat insider ownership yang tinggi.
Tidak terbuktinya hipotesis 2 pada penelitian ini dimungkinkan karena beberapa hal yaitu:
1. Perusahaan beranggapan dengan membayar dividen maka risiko yang akan dihadapi perusahaan akan lebih kecil dibandingkan apabila perusahaan
menahannya dalam bentuk laba ditahan. 2. Sesuai dengan bird in the hand theory yang dikemukakan oleh Gordon dan Lintner,
bahwa investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal capital gains yang dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan seandainya para
investor menerima dividen. Demikian juga halnya dengan investor di Indonesia yang lebih menyenangi keuntungan dividen yang diperoleh dibandingkan
keuntungan yang didapat dari keuntungan modal capital gain. Periode dalam penelitian ini menggunakan tahun 2010-203 sebagai periode
penelitian. Di mana, dalam periode tersebut pasar modal di Indonesia dinilai telah berhasil melewati periode masa krisis, sehingga kemungkinan risiko pasar yang
dihadapi perusahaan manufaktur sebagai sampel dalam penelitian ini tidak sebesar periode sebelum dan selama krisis yang terjadi.
44
BAB V PENUTUP