12
12 Merupakan suatu ikhtisar yang memuat penjelasan mengenai kebijakan-
kebijakan akutansi yang mempengaruhi posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak
terpisahkan atau bagian integral dari suatu laporan keuangan perusahaan.
Alasannya adalah karena laporan keuangan itu sendiri singkat dan padat, sebab itu tak mungkin menyajikan semua informasi penting yang
berhubungan dengan suatu rekening tertentu.Karena itu penjelasan yang tidak bisa diringkas dijelaskan secara lebih terinci pada Catatan Atas
Laporan Keuangan yang merupakan penjelasan tertulis mengenai aspek- aspek penting dari berbagai item.
4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Beberapa sifat dan keterbatasan laporan keuangan Syafrida hani, 2012: 15 adalah:
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodic pada dasarnya merupakan laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang
sifatnya sementara; 2. Laporan keuangan menunjukkan angka yang kelihatannya
bersifat pasti dan tepat, tetapi dasar penyusunannya dengan standart nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah;
3. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan
perusahaan; 4. Laporan Keuangan bersifat historis yang merupakan laporan
kejadian-kejadian di masa lalu atau yang telah lewat; 5. Laporan Keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk
memenuhi keperluan tiap-tiap pemakai; 6. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam sikapnya
menghadapi ketidakpastian;
Universitas Sumatera Utara
13
13 7. Laporan keuangan lebih menekankan keadaan yang sebenarnya
dilihat dari sudut ekonomi daripada berpegang pada formilnya; dan
8. Laporan keuangan dengan menggunakan istilah-istilah teknis, sering terdapat istilah-isilah yang umum tetapi diberi pengertian
yang khusus. Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa sifat dan keterbatasan
laporan keuangan diantaranya yaitu laporan keuangan bersifat historis, umum, melaporkan informasi material, bersifat konservatif, menekankan
pada makna ekonomis, menggunakan istilah-istilah teknis,menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan bersifat kualitatif
dan fakta.
5. Pengguna Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2010: 2 pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan,
pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat.Mereka menggunakan
laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
1. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Universitas Sumatera Utara
14
14 2.
Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan Kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan. 5. Pelanggan
Para pelanggan berkepeningan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
15
15 6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berbeda dibawah kekuasaannya bekepentingan dengan alokasi sumber daya dank arena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan.Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7. Masyarkat
Peusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestic.Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan trend dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta
rangkaian aktivitasnya.
2.1.2. Ketepatan Waktu Timeliness
Menurut IAI 2009 bahwa “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Informasi yang relevan
akanbermanfaat bagi para pemakai apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang
akan diambil. Menurut Baridwan 2010,“Tepat waktu diartikan bahwa informasi
Universitas Sumatera Utara
16
16 harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk
membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut”. Ketepatan waktu
tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi informasi tidak dimunkinkan jika laporan keuangan tidak tepat waktu.
Menurut Mc Gee 2007,“Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan waktu”. Rentang waktu antara
tanggal laporan keuangan perusahaan dan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan ke publik berhubungan dengan kualitas informasi keuangan yang
dilaporkan. Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi
laporan keuangan berguna bagi para pemakainya.Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.Untuk
mendapatkan informasi yang relevan tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah kendala ketepatan waktu.
Hendriksen dan Van Breda 2006 dalam Adhy 2010: 45 menyatakan bahwa “Informasi tidak dapat relevan jika tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia
bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan.Ketepatan waktu tidak menjamin relevansinya, tetapi relevansi tidaklah
mungkin tanpa ketepatan waktu”.Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan.Akumulasi, peringkasan dan penyajian
Universitas Sumatera Utara
17
17 selanjutnya informasi akuntansi yang dilakukan secepat mungkin untuk menjamin
tersedianya informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang
teratur yang memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai.
Dyer dan Mc Hugh 1975 dalam Hilmi dan Ali 2008:198 menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya:
1. Preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh
bursa, 2. Auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan
keuangan sampai tanggal laporan auditor di tanda tangani, 3. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa. Sesuai dengan peraturan X.K.2 yang diterbitkan Bapepam, maka
penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diambil dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah
tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut.Keterlambatan laporan keuangan bisa berakibat buruk bagi perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung.Secara tidak langsung, para investor mungkin menanggapi keterlambatan tersebut sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.Secara
langsung, sebagai contoh di pasar modal Indonesia pada tahun 2009, perusahaan- perusahaan publik yang melanggar prinsip keterbukaan informasi dengan tidak
menyampaikan laporan keuangan tahunan tepat waktu telah dikenakan sanksi administrasi dan denda.
Universitas Sumatera Utara
18
18
2.1.3. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan.Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan
hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan profitable. Tanpa adanya keuntungan profit, maka akan sulit bagi perusahaan
untuk menarik modal dari kas. Dalam melakukan analisis perusahaan, di samping melihat laporan keuangan perusahaan, juga harus dilakukan dengan melakukan
analisis rasio keuangan. Rasio profitabilitas terbagi menjadi dua jenis rasio, yaitu: 1 Rasio profitabilitas yang terkait dengan penjualan
2 Rasio yang berkaitan dengan investasi Agnes sawir hal 17 , profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari
berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini
memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Profitabilitas ini diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan
dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolok ukur keberhasilan perusahaan seperti aktiva perusahaan, penjualan dan investasi, sehingga dapat diketahui
efektivitas pengelolaan keuangan dan aktiva dalam perusahaan. Menurut Harahap 2007: 303 bahwa :
Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas meggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio ini
Universitas Sumatera Utara
19
19 menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
disebut juga Operating Ratio. ROA yang digunakan diukur dengan membagi laba bersih Net Income
After Tax dengan total aktiva Average Total Asset, dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROA = NET INCOME AFTER TAX X 100
AVERAGE TOTAL ASSET
2.1.4. Debt to Equity Ratio DER
Debt to equity ratio dikenal juga sebagai rasio financial leverage. Menurut Harahap hal 303 bahwa :
Debt to equity ratio digunakan umtuk menggambarkan sampai sejauhmana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak
luar.Semakin kecil rasio ini semakin baik.Rasio ini disebut juga rasio laverage. Untuk keamanan ihak luar rasio terbaik jika jumlah modal
lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio leverage ini sebaiknya besar.
Tingginya rasio debt to equity mencerminkan tingginya rIsiko perusahaan.Tingginya risiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa
perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok ataupun bunganya.
Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal
sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini dapat dihitung denan rumus, yaitu:
DER = TOTAL DEBT
TOTAL SHARE HOLDERS EQUITY
Universitas Sumatera Utara
20
20
2.1.5. Ukuran Perusahaan 1. Pengertian Ukuran Perusahaan
Menurut Ferry dan Jones, 1979 dalam Panjaitan, 2014, hal. 84 bahwa : Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan
besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham, kapitalisasi pasar, dan
lain-lain yang semuanya berkorelasi tinggi. Semakin besar total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham, dan kapitalisasi pasar
maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu
perusahaan besar large firm, perusahaan menengah medium-size, dan perusahaan kecil small firm.Sedangkan menurut Yusuf dan Soraya 2004: 168
bahwa“Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan, ditunjukan oleh natural logaritma dari total aktiva”.
Ariyanto 2002:164 menjelaskan bahwa “Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal, semakin besar perusahaan
maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan investasi”. Semakin besarukuran suatu perusahaan, maka
kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang
operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi.
Menurut Agnes Sawir 2004:101-102 ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan
yang berbeda:
Universitas Sumatera Utara
21
21 a. Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan
perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik
untuk obligasi maupun saham. Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat
menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan
sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan return lebih tinggi
secara signifikan. b. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar
dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran
spesial yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang yang digunakan,
semakin besar kemungkinan kemungkinan pembuatan kontrakyang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari
penggunaan kontrak standar hutang. c. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return
membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Pada akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh
karakteristik lain yang mempengaruhi struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut seperti perusahaan sering tidak
mempunyai staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu
sistem manajemen. Sudarmadji 2007:89 menjelaskan bahwa ”Penentuan perusahaan ini
berdasarkan kepada total asset perusahaan. Total aktiva dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih
stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan”. Semakin besar aktiva suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula modal yang
ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin
besar pula perusahaan di kenal oleh masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
22
22
2. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan sangat berpengaruh pada tiga faktor utama, yaitu : a. Besarnya total aktiva
b. Besarnya hasil penjualan c. Besarnya kapitalisasi pasar
Namun disamping faktor utama diatas, ukuran perusahaan pun dapat ditentukan oleh faktor tenaga kerja, nilai pasar saham, log size, dan lain-lain yang
semuanya berkorelasi tinggi.Variabel ukuran perusahaan diukur dengan Logaritma Natural Ln dari total aktiva. Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva
masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data
yang tidak normal tersebut maka data total aktiva perlu di Ln kan. Logaritma Natural sendiri adalah logaritma yang berbasis e adalah 2,7182818….yang
terdefinisikan untuk semua bilangan real positif x dan dapat juga didefinisikan untuk bilangan kompleks yang bukan nol.
Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan. Hal ini menyebabkan kecenderungan perusahaan memerlukan dana yang lebih
besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Kebutuhan akan pendanaan yang lebih besar memiliki kecenderungan bahwa perusahaan menginginkan
pertumbuhan dalam laba. Menurut Bambang Riyanto 2008:299-300, “Suatu perusahaan yang
besar di mana sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau
Universitas Sumatera Utara
23
23 tergesernya control dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan”.
Sebaliknya perusahaan yang kecil di mana sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlahsaham akan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap kemungkinan hilangnya control pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian maka pada perusahaan yang
besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan
penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Ukuran perusahaan adalah suatu skala atau nilai dimana perusahaan
dapat diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aktiva, log size, nilai saham, dan lain sebagainya.Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total
aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar.Jika semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasarnya maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.
Ketiga variabel tersebut dapat digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar ukuran perusahaan tersebut, misal semakin
besar aktiva maka akan semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi
pasar maka akan semakin besar pula perusahaan itu dikenal dalam masyarakat. Ukuran perusahaan sangat berpengaruh kepada struktur pendanaan
dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akan ada kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman yang lebih besar
pula. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang besar. Dan salah satu pemenuhan dana yang tersedia adalah dengan pendanaan
Universitas Sumatera Utara
24
24 eksternal. Pendanaan eksternal ini dapat diperoleh dari penerbitan saham,
penerbitan obligasi dan hutang, sehingga dalam rangka pemenuhan kebutuhan pendanaan tersebut perusahaan akan lebih meningkatkan kualitas implementasi
corporate governance dalam menjalankan perusahaan. Perusahaan yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk
mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran
besar memiliki profitabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industry. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih
fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Adapun perhitungan ukuran
perusahaan menurut Yusuf dan Soraya 2004:130 adalah sebagai berikut :
Ukuran Perusahaan =Ln. Total Aktiva
2.2. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu sehubungan dengan pengaruh laba bersihterhadap harga saham akan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
penelitian Variabel
penelitian Hasil penelitian
Ukagko 2004
Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap
Variabel Independen : Debt
to equity ratio, firm
size, Debt
to equity
ratio, profitability dan operation of
complexity untuk tahun 2002 secara signifikan berpengaruh
Universitas Sumatera Utara