Beasiswa RPSA Putra Bangsa Sebagai Sarana Pemberdayaan Anak Jalanan

4. Tahap IV . Pemberdayaan anak

Pemberdayaan anak jalanan melalui HNSDP mencakup pemberdayaan melalui pendidikan yang berupa beasiswa dan pelatihan ketrampilan, dan melalui pendampingan ekonomi berupa pemberian bantuan modal usaha.

a. Pelaksanaan Program Pemberdayaan Melalui Pendidikan

Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan danatau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Peranan peserta didik dalam kehidupan masyarakat, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok masyarakat merupakan keluaran output dari sistem dan fungsi pendidikan. Pada hakikatnya fungsi pendidikan yaitu untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan, dan martabat manusia baik individu maupun sosial. Dengan kata lain pendidikan sebagai sarana pemberdayaan individu dan masyarakat guna menghadapi masa depan. Pelaksanaan program ini yaitu melalui :

1. Beasiswa

Program beasiswa ini merupakan salah satu program LSK Bina Bakat melalui RPSA Putra Bangsa yang berbentuk pemberian bantuan berupa beasiswa untuk anak jalanan binaan. Pemberian beasiswa ini dimaksudkan agar anak dapat membiayai keperluan sekolahnya dan pendukungnya agar anak jalanan tidak putus sekolah, anak jalanan yang berusia 6-18 tahun yang sudah putus sekolah dapat kembali bersekolah jika memungkinkan, dan anak jalanan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk terus bersekolah dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sasaran dari program ini yaitu: · Anak baik laki-laki maupun perempuan yang berasal dari keluarga miskin. · Masih bersekolah di SD, SMP dan SMU yang dibuktikan dengan buku rapor dan kartu pelajar atau bukti lain yang dapat mendukung bahwa anak tersebut benar-enar bersekolah. · Apabila memungkinkan bagi anak jalanan usia 6-18 tahun yang telah putus sekolah dapat kembali bersekolah yang dibuktikan dengan buku rapor, kartu pelajar maupun bukti pendukung lainnya. · Mempunyai kegiatan ekonomi dijalanan baik secara terus menerus maupun tidak. · Tempat tinggalnya dapat dijangkau oleh pekerja sosial Tingkat pendidikan anak yang mendapat beasiswa jika dilihat dari jenjang pendidikan yang ditempuh dapat dibedakan menjadi : SD 8 orang, SMP 7 orang, SMASMK 5 orang. Beasiswa ini diberikan berupa uang SPP yang langsung dibayarkan pada pihak sekolah melalui pengurus RPSA. Selain SPP, alokasi beasiswa digunakan untuk membayar iuran bulanan, biaya ekstrakurikuler, membeli perlengkapan sekolah seperti, baju seragam, sepatu, keperluan alat tulis dan kebutuhan lain yang sekiranya mereka butuhkan dalam proses sekolahnya. Berdasarkan data dari LSK Bina Bakat bahwa pemberian beasiswa dilakukan dengan cara: 1. Melakukan sosialisasi dan penjelasan fungsi program pemberian beasiswa kepada anak binaan dan orang tua. 2. Memberikan bantuan biaya beasiswa dan melakukan pendampingan dalam penggunaan dana. Pemberian bantuan beasiswa ini diberikan secara langsung oleh petugas sosial kepada pihak sekolah tempat anak binaan bersekolah. Hal ini dimaksudkan agar uang bantuan tersebut tidak disalah gunakan oleh anak binaan. Berikut merupakan penuturan Bapak Muladi: ”pemberian bantuan beasiswa ini biasanya kami sendiri yang menyerahkan pada pihak sekolah, kalau kita kasih berupa uang kepada anak takutnya nanti malah disalah gunakan, bukan buat sekolah malah buat jajan”Wawancara 161107 3. Melakukan monitoring dan pendampingan dilapangan, disini pekerja sosial bertugas memantau perkembangan anak binaan dengan cara datang langsung ke sekolah dimana anak binaan tersebut bersekolah. Selain untuk melakukan monitoring, kunjungan tersebut juga sekaligus melengkapi kebutuhan anak binaannya, seperti membayar uang SPP, membayar uang iuran pembangunan dan lain sebagainya. Melalui ketiga pendekatan diatas diharapkan anak binaan akan memanfaatkan beasiswa tersebut dengan benar dan meningkatkan prestasi belajarnya. Proses pemberian bantuan beasiswa ini dilakukan dengan cara menyeleksi calon penerima beasiswa, mengadakan wawancara, temu kelompok, konsultasi tatap muka, dan kunjungan ke rumah anak binaan. Seleksi yang diadakan yaitu berdasarkan data yang diperoleh dari penjangkauan dan identifikasi para pekerja sosial yang ada di jalanan dengan melihat kenyataan sikap dan perilaku anak jalanan selama proses resosialisasi berlangsung. Jadi dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah: · Seleksi data anak · Pemberitahuan kepada anak dan pihak sekolah · Pembayaran beasiswa ke sekolah · Pemberian tutorial · Monitoring · Menyampaikan laporan kepada petugas administrasi Pembatalan bantuan beasiswa ini dapat dilakukan apabila: · Anak binaan meninggal dunia. · Berhenti bersekolah karena suatu sebab yang tidak bisa dihindarkan. · Anak binaan memperoleh beasiswa dari lembaga lain. · Beasiswa untuk anak tersebut bisa dialihkan untuk anak jalanan binaan lain yang mempunyai tingkat pendidikan yang sama dengan anak yang digantikan. Dalam pemberian bantuan beasiswa ini LSK Bina Bakat bekerjasama dengan beberapa sekolah yang ditempati anak binaan baik mulai dari tingkat SD sampai tingkat SMU. Berikut merupakan tabel sekolah mitra LSK Bina Bakat tahun 2007: Tabel sekolah mitra LSK Bina Bakat tahun 2007 No Tingkatan Pendidikan Nama Sekolah 1 SD · SD Nayu Barat III · SD Gebang 225 Surakarta · SD Nayu Barat 1 Surakarta 2 3 SLTP SMU · SD Prawit 1 Surakarta · SMP Muh 4 Surakarta · SMP N 17 Surakarta · SMP Gondangrejo 2 Karanganyar · SMP Muh 1 Surakarta · SMA Muh 5 Surakrta · SMA FX. Xaverius · SMK TP 3 Surakarta · SMK N 4 Surakarta Jumlah 12 Sumber : Data LSK Bina Bakat Bentuk keseriusan LSK Bina Bakat dalam pemberdayaan anak jalanan dapat dilihat dari bentuk kerjasama yang diadakan dengan SD Gebang 225 yaitu mengadakan Kelas Layanan Khusus KLK kelas ini khusus diperuntukan bagi anak jalanan binaan LSK Bina Bakat. Sampai saat ini tercatat 20 siswa di kelas tersebut. Dari kenyataan diatas dapat disimpulkan bahwa program pemberian beasiswa di RPSA cukup efektif selain mengurangi jam kerja anak aktifitas di jalan, program tersebut mampu menyekolahkan kembali anak yang putus sekolah.

2. Pendidikan Non Formal