BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian yang berisikan deskripsi dan interpretasi dari hasil penelitian. Dari bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan-
kesimpulan yang berdasarkan pada model analisis framing Gamson dan Modegliani terhadap pemberitaan mengenai Citra Aburizal Bakriepemilu presiden
2014 di Majalah TEMPO. Selain kesimpulan, pada bab ini juga terdapat saran-
saran dari peneliti terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil temuan data yang telah disajikan dalam bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis yang dilakukan terhadap naskah berita Laporan Utama
Majalah Tempo eidisi 25 November-1Desember 2013 terkait citra Aburizal Bakrie membuahkan sebuah sikap redaksional Majalah
TEMPO bahwa sosok Aburizal Bakrie tidak layak menjadi Presiden di Indonesia. Aburizal yang sukses menjalankan berbagai bidang usaha
dinilai akan membawa banyak kepentingan-kepentingan ‘sendiri’ jika kelak memimpin negeri ini. Pun, banyak faktor internal dan eksternal
yang nyatanya tidak mendukung niat ikhlasnya menjadi Presiden Republik Indonesia
2. Majalah TEMPOmengkontruksi mantan Menteri Perekonomian dan
Kesejahteraan Masyarakat pada Kabinet Indonesia Bersatu serta Ketua Umum Partai Golkar periode sekarang bukanlah sosok yang sukses
dibidang politik. Bahkan kegagalan memimpin partainya sendiri sudah menjadi rahasia umum diberbagai media. Akibatnya elektabilitas kian
tak dapat diselamati. 3.
Majalah TEMPO berhasil menarasikan secara detail jenjang karier usaha keluarga Bakrie dengan data-data yang dapat
dipertanggungjawabkan. Kesemuanya tentu memiliki pengaruh pada penilaian masyarakat sendiri mengenai Citra Aburizal.
Universitas Sumatera Utara
4. Meski berani mengambil sebuah sikap keredaksionalan sendiri,
Majalah TEMPO tetap memperhatikan kode etik jurnalistik. Keberimbangan ditunjukkan pada Laporan Utama versi dialog
langsung dengan Aburizal. Di sini pertanyaan dan jawaban dituliskan secara langsung tanpa narasi.
5. Tulisan panjang yang dikemas dengan gaya bercerita atau feature
mempunyai kekuatan untuk mengupas sebuah berita secara komprehensif. Selain deskripsi dan unsur-unsur pendukung cerita yang
membuat tulisan jadi enak dibaca, panjangnya tulisan juga memungkinkan penulis untuk membuat berita secara mendalam. Ini
bukan perkara sekadar panjang, melainkan kedalaman berita yang mampu membuat pembaca lebih paham atas sebuah permasalahan,
termasuk untuk mengkonstruksi sebuah pesan. Berita panjang bisa mengkonstruksi sebuah pemahaman hanya dengan satu tulisan. Hal ini
jelas berbeda jika dibandingkan dengan berita yang umumnya ditulis dalam bentuk straight news. Berita jenis ini terkadang tidak lengkap
unsur 5W 1H sehingga lebih sulit untuk mencari konstruksi atas sebuah kejadian.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran