tentang .media darling. 2009 yang menjadi media darling Jusuf Kalla. Tapi dalam
pemilu, SBY menang 61 persen, jadi tidak usah khawatir.
Visual Image: Foto Megawati dan Jokowi yang menekankan keduanya merupakan
lawan politik Aburizal Bakrie.
4.2 Pembahasan
Universitas Sumatera Utara
Awalnya Laporan Utama ini dibuka dengan sebuah narasi yang berjudul Calon Presiden Satu Digitsebagai pembahasan utama yakni hasil berbagai
lembaga survey yang relative independen tentang elektabilitas seorang Ketua Umum Partai Golkar yang rendah. Aburizal Bakrie yang sudah dipastikan
menjadi calon presiden dari fraksi Partai Golkar atas kesepakatan rapat pleno yang diadakan Partai Golkar 2012 lalu nampaknya akan banyak menemukan jalan terjal
menuju kursi pencalonan presiden Republik Indonesia 2014. Berbagai upaya telah dilakukan guna mengerek elektabilitas
Aburizal.Hasil survey lembaga yang relative independen pun dilawan dengan hasil survey sewaan Aburizal sendiri. Sedikit berbeda Aburizal tak lagi
memasukkan nama Gubernur Jakarta, Joko Widodo karena dipastikan tidak akan dicalonkan oleh Ketua Umum PDI-P dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo
Subianto yang dirasionalkan dari hasil legislatife tidak mencukupi untuk mencalonkan diri sebagai presiden periode 2014-2019. Toh, hasilnya tidak sesuai
dengan harapan.Nama Aburizal tetap tak menduduki rangking pertama karena lebih unggul Megawati darinya.
Usaha internal dari Partai Golkar sendiri pun terus digencarkan.Iklan tentang sosok Aburizal Bakrie sebagai calon pemimpin yang baik tayang setiap
hari di dua media miliknya. Berita-berita safari dari wilayah satu ke wilayah lain pun menjadi andalan di media-media miliknya juga.
Tim pemenangan telah dibentuk dengan diketuai Andi Malarangeng dan posko pemenangan tiap daerah pun diresmikan. Akhirnya, segala tingkah laku
Aburizal pun diatur dari cara mulai duduk hingga berbicara. Ia tak boleh tampil salah sedikitpun. Lebih jauh usaha yang telah dilakukannya yakni mendekati
berbagai nama-nama besar seperti Gubernur Jawa Timur untuk menjadi pendampingnya maju dalam ajang pencalonan presiden.
Teks kedua berjudul Layar Tersendat Sang Kandidat.Di sini Majalah Tempo melakukan wawancara mendalam dengan beberapa elit politik Partai
Golkar seperti Wakil Ketua Umum Partai Golkar yaitu, Cicip Sutardjo.Kepada TempoCicip mencaeritakan pertemuannya dengan Akbar Tandjung mantan Ketua
Umum Partai Golkar yang nyatanta tidak setuju dengan pencalonan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden dari Partai Golkar.
Universitas Sumatera Utara
Dibuka dengan permasalahan Akbar di atas selanjutnya Tempo menjabarkan berbagai masalah yang ada dalam tubuh Partai Golkar.Untuk hasil
keputusan rapat terbesar saja Partai Golkar ternyata tidak mencapai satu suara. Hal ini ternyata dilatar belakangi dengan banyak anggota partai yang selama ini
tidak sepakat dengan gaya kepemimpinan Aburizal dalam mengelola Partai Golkar. Aburizal banyak membuat perubahan pada sistem Partai Golkar dari
sebelumya. Meski jelas terbagi menjadi dua kubu, kubu pro Aburizal tetap
menyanggah bahwa partainya mengalami perpecahan.Alasan perbedaan pendapat memang sering terjadi menjadi tameng untuk menjawabi seputar pertanyaan yang
diajukan tentang Golkar. Selanjutnya teks ketiga yang berjudul Nyarwa Sembilan Petarung Jalanan
mengupas tuntas tentang sosok Aburizal sebagai pengusaha sukses dan tersohor di Negeri ini. Tempo dengan detail menjabarkan perusahaan apa saja yang menjadi
milik Aburizal serta permasalahan-permasalahan yang turut membawa namanya menuai berbagai permasalahan.
Terakhir teks keempat yang berjudul Aburizal Bakrie: Lawan Terberat Saya adalah Megawati merupakan teks terakhir penutup laporan utama edisi ini.
Ditampilkan dengan gaya khas dialog Tempo dengan meningalkan gaya narasi seperti pada teks-teks sebelumnya. Segala jawaban Aburizal Bakrie atas
pertanyaan seputar elektabilitas serta lawan-lawan yang mungkin dihadapinya nanti dijawab dengan lugas oleh Ketua Umum Partai Golkar ini.
Belakangan entah mungkin sebagai salah satu strategi membentuk citra atau agenda kampanye, Tempo mengatakan Aburizal tidak seperti dahulu ketika
menjadi menteri perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu yang susah ditemui wartawan. Kini Ia lebih murah hati untuk menjawab segala pertanyaan yang
diajukan wartawan kepadanya. Laporan Utama ini didukung dengan dua opini dari Todung Mulya Lubis
yang mejabarkan tentang keadaan korupsi di Indonesia dan yang kedua AAGN Ari Dwipayana yang mengupas keadaan Aburizal yang memang tidak akan
menemukan jalan lurus dalam tujuannya mencalonkan diri sebagi Presiden 2014- 2019. Selain itu ada satu bagan sejarah perjalanan Aburizal Bakrie dari mulai
Universitas Sumatera Utara
pembangunan bisnisnya hingga karir dipolitiknya juga hasil-hasil lembaga survey tentang elektabilitasnya.
Secara keseluruhan bahkan jelas dalam opini Redaksi Tempo juga telah menyatakan bahwa Aburizal Bakrie seorang pengusaha besar di negeri ini adalah
bukan sosok yang layak menjadi calon presiden dan memimpin negeri ini. Akan banyak kepentingan usahanya yang dikhawatirkan akan diletakkan di atas
kepentingan masyarakat secara umum. Kontruksi atas ketidak setujuan Tempo atas pencalonan Aburizal Bakrie
sebagai calon presiden digambarkan dengan runut dan dalam kaidah etika jurnalistik yang baik. Keberimbangan disetiap pembahasan issue juga menjadi
poin yang disajikan Tempo dengan baik. Menurut McLuhan, media massa adalah perpanjangan alat indera kita.
Dengan media massa kita memperoleh informasi benda, orang atau tempat yang tidak kita alami secara langsung. Realitas yang ditampilkan media adalah realitas
yang sudah diseleksi – realitas tangan-kedua second hand reality televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan tokoh
yang lain. Surat kabar – melalui proses yang disebut “gatekeeping” menyeleksi berita. Payahnya, karena kita tidak dapat dan tidak sempat mengecek peristiwa-
peristiwa yang disajikan media, kita cenderung memperoleh informasi itu semata- mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa.
Jadi, akhirnya, kita membentuk citra tentang lingkungan sosial kita berdasarkan realitas kedua yang ditampilkan media massa.
Universitas Sumatera Utara
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian yang berisikan deskripsi dan interpretasi dari hasil penelitian. Dari bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan-
kesimpulan yang berdasarkan pada model analisis framing Gamson dan Modegliani terhadap pemberitaan mengenai Citra Aburizal Bakriepemilu presiden
2014 di Majalah TEMPO. Selain kesimpulan, pada bab ini juga terdapat saran-
saran dari peneliti terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan.
5.1 Simpulan