atau patroli terhadap lahan hutan mereka sehingga, keamanan lahan hutan kurang terjamin. Masyarakat juga tidak memiliki peraturan-peraturan khusus yang harus
dilakukan dan dipatuhi.
c. Manajemen Konflik Pengelolaan Hutan Rakyat
Konflik merupakan suatu proses interaksi sosial, dimana dua orang atau lebih, atau dua kelompok atau lebih, berbeda atau bertentangan terhadap suatu
permasalahan dalam pendapat dan tujuan mereka. Tujuan manajemen konflik adalah untuk mencapai kinerja yang optimal dengan cara meminimalkan akibat
konflik yang merugikan. Kajian manajemen konflik pada pengelolaan hutan rakyat membahas mengenai konflik dan alternatif pemecahan jika terjadi konflik.
Adapun kajian tersebut di sajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Manajemen Konflik Pengelolaan Hutan Rakyat di Koperasi Serba Usaha
KSU Hutan Mas di Desa Matiti
Kriteria Uraian
Masalah Alternatif Pemecahan
Manajemen konflik Konflik pada
pengelolaan hutan rakyat :
Konflik yang sering terjadi adalah masalah
keamanan kawasan hutan yang dimiliki
oleh masyarakat Kurangnya
pengawasan terhadap kawasan hutan
mengakibatkan terjadinya khasus
pencurian hasil hutan di lahan hutan
masyarakat. Melakukan tinjauan
rutin terhadap kawasan hutan dan memperketat
pengawasan terhadap areal hutan dan hasil
hutan rakyat.
Cara penyelesaian konflik:
Apabila terjadi konflik yang melibatkan
masyarakat diluar anggota koperasi, maka
masalah diselesaikan secara kekeluargaan.
- -
Konflik yang pernah terjadi dengan masyarakat diluar anggota yaitu masalah pencurian getah kemenyan. Konflik tersebut dapat diselesaikan secara
kekeluargaan tanpa melibatkan pihak kepolisian dan media massa karena sistem
Universitas Sumatera Utara
kekerabatan yang masih erat antar masyarakat, sehingga cara kekeluargaan menjadi pilihan dalam penyelesaian masalah tersebut. Konflik ini sering terjadi
akibat kurangnya pengawasan terhadap kawasan hutan, khusnya areal hutan yang jaraknya jauh dari pemukiman atau jalan, sehingga areal hutan tersebut sulit
dijangkau oleh masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota koperasi, sejauh ini masalah
yang sering dihadapi oleh masyarakat dalam mengelola dan mengawasi areal hutan yaitu terkait masalah sarana dan prasarana. Masyarakat menganggap
pengurus koperasi terlalu lamban dalam melaksanakan kegiatan operasional yang sudah ditetapkan sebelumnya. Sementara itu, pengurus koperasi menganggap
bahwa masyarakat kurang paham pada tujuan dan sasaran koperasi,. Masyarakat mengharapkan semua kegiatan dapat memberikan hasil dengan cepat, padahal
semua prosedur kegiatan pengelolaan hutan sudah disusun dalam Standar Operasional Prosedur SOP koperasi. Namun, sampai saat ini hasil pengelolaan
hutan masih kurang maksimal karena selain masih dalam tahap awal pengelolaan, koperasi juga mengalami kesulitan dalam hal melengkapi dokumen, perijinan dan
dana. Hal tersebut membuat kinerja koperasi menjadi kurang lancar. Sama halnya dengan masyarakat yang berada di luar anggota koperasi,
masyarakat tersebut menyelesaikan konflik secara kekeluargaan. Konflik yang sering dihadapi oleh masyarakat yang memiliki hutan rakyat yaitu mengenai
keamanan kawasan dan pencurian hasil hutan. Dari hasil wawancara, sejauh ini konflik dapat diselesaikan secara kekeluargaan tanpa melibatkan pihak kepolisian
dan media massa karena sistem kekerabatan yang masih erat antar masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
d. Kewenangan Untuk Mengelola Status Kepemilikan Lahan Hutan akyat