Mekanisme Pengelolaan Lokal Hutan Rakyat

dan kayu. Strategi yang dapat digunakan dalam pemberdayaan masyarakat adalah dengan melakukan penguatan kelembagaan yang merupakan sebuah kegiatan dalam rangka memberdayakan masyarakat sekitar hutan agar mau dan mampu berperan serta dalam pengelolaan dan pelestarian hutan untuk meningkatkan kesejahteraannya.

b. Mekanisme Pengelolaan Lokal Hutan Rakyat

Koperasi Serba Usaha Hutan Mas di Desa Matiti memiliki mekanisme pengelolaan lokal yang berfungsi untuk mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya hutan oleh masyarakat. Mekanisme peraturan tersebut bertujuan agar hutan yang dikelola dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keberadaan hutan tetap lestari. Adapun kajian tersebut di sajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Mekanisme pengelolaan lokal Koperasi Serba Usaha KSU Hutan Mas di Desa Matiti Kriteria Uraian Masalah Alternatif Pemecahan Mekanisme pengelolaan lokal Jenis pengetahuan lokal:  Budaya gotong royong  Penyelesaian masalah secara kekeluargaan - - Masyarakat melakukan patroli dan pengawasan terhadap pengelolaan hutan rakyat Tidak semua masyarakat aktif untuk mengikuti setiap mekanisme yang telah ditentukan Meningkatkan antusias masyarakat dengan memaksimalkan kegiatan ssosialisasi yang memiliki manfaat langsung bagi masyarakat Pelestarian hutan secara alami dan penerapan sistem tanam kembali. Kegiatan pemanenan belum berjalan akibat keterbatasan sarana dan prasarana Melibatkan partisipasi pemerintah dalam pembangunan hutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Masyarakat menghormati peraturan-peraturan yang menjamin pemanfaatan hutan secara lestari - - Universitas Sumatera Utara Masyarakat yang menjadi anggota koperasi saat ini tidak memiliki pengetahuan lokal yang bersifat khusus seperti tempat-tempat yang dianggap keramat atau pantangan-pantangan yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Mekanisme pengetahuan lokal yang telah dimiliki masyarakat Desa Matiti secara turun-temurun sampai sekarang yaitu pngelolaan hutan secara gotong-royong dan penyelesaian masalah secara kekeluargaan. Pengetahuan lokal tersebut tidak ada secara tertulis tetapi sudah dilakukan secara turun-temurun dan telah menjadi kebudayaan bagi anggota masyarakat. Koperasi Serba Usaha KSU Hutan Mas di Desa Matiti memiliki kebijakan dalam pelestarian hutan. Salah satu kebijakan tersebut yaitu dengan merawat hutan secara alami. Mereka menganggap bahwa hutan yang diolah secara alami produktifitasnya lebih baik. Masyarakat juga membuat kebijakan bahwa setiap satu pohon yang ditebang akan ditanami kembali dengan lima pohon. Namun, sampai saat ini kebijakan tersebut kurang berjalan karena kegiatan pemanenan baru dilakukan satu kali saja. Sebelum kebijakan tersebut diterapkan masyarakat hanya menebang pohon kemenyan yang sudah tidak produktif lagi. Jika dibandingkan dengan masyarkat yang tidak bergabung dengan KSU Hutan Mas, sebagian masyarakat tersebut memiliki pengetahuan lokal yang bersifat khusus. Beberapa masyarakat masih melakukan kegiatan ritual sebelum bekerja di hutan yang disebut dengan itak gurgur. Ada juga masyarkat yang menggunakan satu baju saja pada saat bekerja di hutan dan baju tersebut tidak boleh diganti dengan baju lain kecuali baju tersebut tidak dapat dipakai lagi. Tujuan dari semua kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan hasil hutan khususnya kemenyan. Namun, masyarakat tidak melakukan pengawasan rutin Universitas Sumatera Utara atau patroli terhadap lahan hutan mereka sehingga, keamanan lahan hutan kurang terjamin. Masyarakat juga tidak memiliki peraturan-peraturan khusus yang harus dilakukan dan dipatuhi.

c. Manajemen Konflik Pengelolaan Hutan Rakyat