Variabel Penelitian Definisi Operasional

2. Jumlah leukosit adalah leukosit dalam darah mencit BalbC yang dihitung dengan menggunakan alat hemositometer dan dilihat di bawah mikroskop cahaya, sel-sel leukosit yang dihitung adalah yang mengendap pada 4 kotak besar bilik hitung Improved Neubaur dengan rumus, hitung leukositmm 3 = jumlah sel yang dihitung dalam 4 kotak besar x pengenceran 20 dibagi volume kotak besar 0,4mm 3 dengansatuan jumlah leukositmm 3 . 3. Persentase limfosit adalah persentase jumlah limfosit dalam 100 leukosit yang dihitung dengan cara membaca di bawah mikroskop, dari zona baca pada sediaan apus darah tepi dengan ciri-ciri inti bulat atau oval yang dikelilingi oleh pinggiran sitoplasma sempit berwarna biru yang mengandung sedikit sedikit granula, dengan satuan persentase limfosit dalam persen .

F. Instrumen Penelitian

1. Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk pemeliharaan mencit : kandang mencit, ram kawat, alas kandang, tempat makanan, tempat minuman, sikat. b. Untuk perlakuan pada mencit : neraca analitik, mikropipet, vortex, kaca objek, sonde lambung, spuit 1 cc steril, pipet volume, pipet pasteur, pipet eppendrof, petridish, inkubator, ose. c. Untuk pengambilan data : sarung tangan, pinset, spuit 3 ml, seperangkat alat bedah steril, alat homogenisasi, mikroskop cahaya, alat hemositometer yang terdiri dari bilik hitung Improved Neubaur dan pipet leukosit. 2. Bahan dan Reagen Penelitian Bahan-bahan yang diperlukan yaitu : pakan ternak standar untuk mencit BalbC, bakteri Klebsiella pneumoniae yang didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi FK UGM, larutan ekstrak daun sirih Piper betle Linn yang dibuat di Laboratorium Farmasi FKIK UMY, sampel berupa darah mencit yang diambil dari pembuluh darah retroorbital mencit dengan menggunakan kapiler hematokrit dan darah dari ekor mencit. Reagen yang digunakan adalah alkohol 70, dan larutan Giemsa, antikoagulasi EDTA, larutan pengencer Turk dan minyak imersi, kemudian media McConkey, NaCl fisiologis steril, eter, dan heparin. 1 Pembuatan ekstrak daun sirih Pembuatan ekstrak daun sirih yaitu dengan mengeringkan daun sirih kemudian dibuat dalam bentuk serbuk, kemudian serbuk ditimbang sesuai kebutuhan dosis dan dimaserasi dengan menggunakan pelarut metanol, selama 3 jam dan sebanyak 10 siklus, suhu dijaga pada 65 derajat celcius. Kemudian ekstrak disaring dengan menggunakan corong buchner untuk mendapatkan filtratnya. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporat sampai diperoleh ekstrak kental Chakraborty and Shah, 2011. 2 Pembuatan suspensi bakteri Klebsiella penumoniae Prosedur pembuatan suspensi bakteri Klebsiella penumoniae adalah Klebsiella penumoniae ditanam dalam kaldu brain heart indusion BHI yang mengandung 100 μgml ampisilin dan diinkubasikan dalam 37 derajat celcius selama 18 jam. Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm dalam 15 menit. Dicuci sebanyak dua kali dalam larutan NaCl 0,85. Setelah pencucian kedua, diencerkan dengan NaCl 0,85 hingga mendapatkan volume 110 dari volume awal, sehingga menghasilkan inokulum yang dapat diinfeksikan. Jumlah