Arbitrase Penyelesaian Sengketa Antara Bank Cental Asia KC Utama Yogyakarta
102 sidang pembacaan putusan Arbitrase dapat berbeda dengan tempat
sidang pemeriksaan. Para pihak berhak menentukan pilihan hukum yang akan
berlaku terhadap penyelesaian sengketa yang mungkin atau telah timbul antara Para Pihak. Apabila Para Pihak menentukan lain, maka
hukum yang diterapkan adalah hukum tempat Arbitrase dilakukan. Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase berwenang memutuskan untuk
menyatakan sah atau tidaknya suatu perjanjian danatau perjanjian Arbitrase. Masing-masing pihak yang bersengketa dapat diwakili oleh
kuasa hukumnya dengan surat kuasa yang bersifat khusus. Para pihak dilarang merekam acara persidangan baik rekaman audio, rekaman
visual maupun rekaman audio visual. Pengiriman surat-menyurat oleh Para Pihak juga harus melalui Sekretaris. Proses Arbitrase bersifat
rahasia dan berlangsung secara tertutup yang hanya dihadiri oleh Para Pihak, Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase dan Sekretaris kecuali
diizinkan oleh Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase dengan persetujuan Para Pihak.
Dalam waktu paling lama 14 empat belas hari setelah menerima berkas-berkas Permohonan Arbitrase dari Pengurus, Arbiter
Tunggal atau Majelis Arbitrase melalui Sekretaris menyampaikan surat panggilan kepada Para Pihak. Sidang pertama diselenggaran
paling tidak 14 empat belas hari sejak tanggal disampaikannya surat panggilan sidang kepada Para Pihak. Apabila Pemohon tanpa alasan
103 yang sah tidak menghadap dalam persidangan pertama sedangkan
Pemohon telah dipanggil secara patut maka Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase menyatakan bahwa Permohonan Arbitrase gugur
dan tugas Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase selesai. Akan tetapi jika Termohon yang tidak datang maka akan ditunda dan dipanggil
kembali dan jika tetap tidak datang maka pemeriksaan akan dilanjutkan.
Apabila para pihak selama pemeriksaan setuju untuk melakukan upaya damai, Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase dapat
menunda proses persidangan Arbitrase untuk memberikan kesempatan kepada Para Pihak dalam mengupayakan perdamaian sesuai pilihan
penyelesaian yang disepakati oleh Para Pihak dan melaporkan hasilnya kepada Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase pada hari sidang yang
ditetapkan. Jika upaya damai berhasil maka harus membuat suatu Akta Perdamaian yang final dan mengikat Para Pihak untuk mematuhinya.
Jika tidak dikuatkan dalam suatu akta maka Kesepakatan Perdamaian memuat klausula pencabutan gugatan danatau klausula menyatakan
perkara telah selesai. Jawaban Termohon disampaikan kepada Arbiter Tunggal atau
Majelis Arbitrase. Terhadap jawaban tersebut Pemohon tidak dapat mengajukan Replik memberi tanggapan dan Termohon juga tidak
berhak memberikan tanggapan atau Duplik. Alat bukti dalam persidangan Arbitrase meliputi bukti tertulis termasuk yang bersifat
104 elektronik, bukti saksi, persangkaan dan sumpah. Atas perintah
Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase atau atas permintaan Para Pihak kepada Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase, dapat
dimintakan kepada seseorang untuk memberikan keterangan saksi saksi fakta danatau ahli dalam Pemeriksaan Arbitrase. Setelah
selesai Para Pihak akan membuat kesimpulan atas permasalahan yang dihadapi dalam persidangan Arbitrase.
c. Putusan Abitrase
Dalam Putusan Arbitrase memuat Pertimbangan hukum. Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase dalam mengambil keputusan
berdasarkan ketentuan hukum, atau berdasarkan keadilan dan kepatuhan. Majelis Arbitrase, Ketua Majelis bertugas menyampaikan
rancangan Putusan Abitrase. Anggota Majelis menyampaikan masing-masing pertimbangan hukumnya kepada Ketua Majelis.
Penyusunan Putusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat sehingga jika tidak tercapai musyawarah untuk mufakat maka
keputusan diambil atas dasar suara terbanyak. Putusan harus ditandatangani oleh Majelis Arbitrase. Putusan Abitrase memuat:
1 Kepala
putusan y
ang berbunyi “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”.
2 Nama lengkap dan alamat Para Pihak.
3 Nama lengkap dan alamat Arbiter.
4 Uraian singkat sengketa.
105 5
Pendirian Para Pihak. 6
Keterangan bahwa Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase telah mengupayakan perdamaian di antara Para Pihak.
7 Pertimbangan dan kesimpulan Arbiter Tunggal atau Majelis
Arbitrase mengenai keseluruhan sengketa. 8
Pendapat tiap-tiap Arbiter dalam hal terdapat perbedaan pendapat dalam Majelis Arbitrase.
9 Amar putusan, termasuk didalamnya memuat jangka waktu
Putusan Arbitrase harus dilaksanakan dan kewajiban atas biaya-biaya.
10 Tempat dan tanggal putusan.
11 Tanda tangan Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase.
12 Keterangan mengenai alasan Arbiter yang tidak tandatangan
dalam Putusan Arbitrase. Atas permohonan salah satu Pihak, Arbiter Tunggal atau
Majelis Arbitrase berwenang menjatuhkan Putusan Sela, termasuk Putusan Provisionil Putusan Sela yang dianggap perlu sehubungan
dengan penyelesaian sengketa. Putusan sela dibacakan di muka persidangan selama jangka waktu pemeriksaan, dalam waktu yang
telah ditetapkan Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase. Putusan akhir harus sudah dibacakan oleh Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase
pada sidang pembacaan putusan dalam waktu paling lama 30 tiga puluh hari setelah sidang pemeriksaan dinyatakan ditutup.
106 Permohonan koreksi terhadap kekeliruan administratif
danatau menambah atau mengurangi sesuatu tuntutan dapat dilakukan dalam waktu paling lama 14 empat belas hari setelah
Salinan Putusan Arbitrase diterima Para Pihak. Dalam waktu 30 tiga puluh hari sejak putusan dibacakan, lembar asli atau Salinan otentik
Putusan Arbitrase diserahkan dan didaftarkan oleh Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase atau kuasanya kepada Panitera Pengadilan
Negeri. Putusan Arbitrase mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat Para Pihak maka tidak dapat diajukan banding, kasasi atau
peninjauan kembali.