Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA Distribusi Kejadian ISPA berdasarkan Pemberian ASI Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian ISPA

Responden yang mengalami ISPA didapatkan sebanyak 48 orang 48 dengan frekuensi 3 jarang sebanyak 33 0rang 33 dan frekuensi 3 sering sebanyak 15 orang 15. Responden yang tidak pernah mengalami ISPA sebanyak 52 orang 52.

5.1.3. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif

Dari penelitian ini dapat diketahui besar pemberian ASI eksklusif pada responden yang datang ke Puskesmas Teladan. Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI eksklusif N Ya 57 57 Tidak 43 43 Total 100 100 Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa jumlah sampel yang dapat ASI eksklusif lebih tinggi yaitu sebesar 57 dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif yaitu 43.

5.1.4. Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA

Dari penelitian ini dapat diketahui besar kejadian ISPA di Puskesmas Teladan. Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA ISPA N Ya 48 48 Tidak 52 52 Total 100 100 Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa besar kejadian ISPA di wilayah penelitian adalah sebesar 48 sedangkan yang tidak mengalami ISPA sebanyak 52. Universitas Sumatera Utara

5.1.5. Distribusi Kejadian ISPA berdasarkan Pemberian ASI

Pada penelitian ini dapat diketahui besar kejadian ISPA berdasarkan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Tabel 5.4. Distribusi Kejadian ISPA berdasarkan Pemberian ASI Esklusif. ASI Eksklusif ISPA Total Ya Tidak N N N Ya 15 31,3 42 80,8 57 57 Tidak 33 68,8 10 19,2 43 43 Total 48 100 52 100 100 100 Berdasarkan tabel 5.4 didapati bahwa kejadian ISPA tertinggi dialami oleh bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif yaitu sebesar 68,8 dibanding yang mendapat ASI eksklusif yaitu sebesar 31,3.

5.1.6. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian ISPA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian ISPA pada bayi usia 0-12 bulan. Tabel 5.5. Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian ISPA. ASI Eksklusif ISPA Total RP P value Ya Tidak N N n Ya 15 31,3 42 80,8 57 57 0,000 Tidak 33 68,8 10 19,2 43 43 0,3 Total 48 100 52 100 100 100 Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan terdapat 48 bayi 48 yang mengalami ISPA sedangkan 52 bayi lainnya 52 Universitas Sumatera Utara tidak mengalami ISPA. Dari 57 bayi yang mendapat ASI eksklusif mengalami ISPA 15 orang 31,3 sedangkan yang tidak mengalami ISPA sebanyak 42 orang 80,8. Terdapat 43 orang yang tidak mendapat ASI eksklusif dan 33 bayi 68,8 diantaranya mengalami ISPA dan 10 0rang 19,2 yang tidak mengalami ISPA. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode chi square dengan tingkat kemaknaan 0,05 α=5 diperoleh nilai p p value sebesar 0,001 p0,05, maka H0 ditolak yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian ISPA pada bayi usia 0-12 bulan. Berdasarkan penelitian ini juga dapat dihitung besar rasio prevalens dan didapatkan hasilnya 0,3, berarti ASI justru merupakan faktor pencegah terjadinya ISPA pada bayi, yakni bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki risiko untuk menderita ISPA 0,3 kali dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif.

5.2. Pembahasan