Gambar 2.2. Proses Enkripsi Dan Dekripsi Asymetric Cryptosystem
2.4.3. Kriptosistem Hibrid Hybrid Cryptosystem
Kriptosistem hibrid Hybrid cryptosystem merupakan suatu sistem kriptografi yang menggabungkan sistem kriptografi simetri dan sistem keriptografi asimetri Azizah, 2013
sehingga di dapatlah sebuah kriptosistem dengan fungsi algoritma yang lebih kompleks.
2.5. Teknik Dasar Kriptografi
2.5.1 Teknik Subtitusi Teknik subtitusi adalah suatu teknik kriptografi di mana pesan yang telah di tulis akan di ganti
suatu kode dengan kode yang lain, dengan menggunakan tabel subtitusi. Dapat di tampilkan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1. Teknik subtitusi A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
J X E Q S A M H Z C T L O V F B Y U D W I K G P R N
Tabel subtitusi dilakukan secara acak, dengan cara tuliskan dan susun tabel alphabet di mulai dari huruf A hingga Z. Lalu buat kembali tabel alphabet kedua tuliskan alphabet itu
kembali secara acak. Dalam contoh diatas dapat dilihat Huruf A pada tabel alphabet pertama diganti dengan huruf J pada tabel alphabet kedua, dan huruf B di ganti dengan huruf X begitu
seterusnya. Misalkan kata “ SECRET MESSAGE” akan di enkripsi dengan teknik subtitusi dengan tabel diatas menjadi “ DSEUSW OSDDJMS”. Untuk memperoleh kata “SECRET
MESSAGE ” kembali maka di lakukan pula melihat tabel subtitusi diatas.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Teknik Blocking Teknik blocking yaitu membagi pesan plaintext kedalam blok-blok pesan yang kemudian akan
di enkripsi secara independen. Misalkan kalimat “SECRET MESSAGE” akan di bagi kedalam blok-blok seperti tabel 2.2.
Tabel 2.2. Teknik Blocking S
T S
E A
C M
G R
E E
E S
Selajutnya teknik dapat di enkripsi per-blok, misalkan untuk proses pengacakan sederhana dengan pembacaaan yang terbalik yaitu karena proses penyimpanan pada blok
dilakukan per kolom, maka proses enkripsi akan dilakukan dengan cara menaruh kalimat “GNIKCOLB KINKET” pada blok-blok pesan berbaris dan membaca dengan per-kolom dan
menjadi kalimat “TEKNIK BLOCKING” kembali.
2.5.3. Teknik permutasi Teknik permutasi sering juga disebut transposisi. Teknik ini memindahkan atau merotasikan
karakter dengan aturan tertentu, prinsipnya adalah berlawanan tetap tapi identitasnya yang diacak. Sebelum dilakukakn permutasi, umumnya plaintext terlebih dahulu di bagi menjadi
blok-blok dengan panjang yang sama. Untuk contoh di atas, plaintext dibagi menjadi blok terdiri dari 5 karakter, dengan aturan permutasi berikut:
0 1 2 3 4 5 6 7
8 9
9 3 4 1 2 7 8 5
6 0
Gambar 2.3. Teknik Permutasi Munir, 2008
Universitas Sumatera Utara
Misalkan kalimat “PERTEMUAN RAHASIA” di enkripsi menjadi “NREETAUMP HARAAIS” dengan cara membaginya kalimat kedalam blok – blok dan melakukan proses
permutasi seperti pada gambar di atas dengan teknik pengacakan. Proses dekripsi dilakukan serupa denga membagi kedalam 5 blok pula dan membalik permutasinya.
Gambar 2.4. Teknik Permutasi Munir, 2008.
2.5.4. Teknik Ekspansi Teknik akan menambahkan beberapa byte kata kedalam plaintext dengan aturan tertentu.
Proses penambahan beberapa byte kata ini diharapkan dapat menyembunyikan informasi dapat plaintext. Salah satu contoh penggunaan teknik ini adalah dengan menukar huruf awal dan
akhir kata yang diberi awalan “an” proses enkripsi dengan cara ekspansi terhadap plaintext
terjadi sebagai berikut:
Gambar 2.5. Teknik Ekspansi Munir 2008
P E
R T E
M U A N R A H A S
I A
N R E E
T A U M P
H A R A A I S
8 A N P E R T E M U A N A N
R A H A S I A A N
8 A N N R E E T A U M P A N
H A R A A I S A N
Universitas Sumatera Utara
Ciphertext nya adalah “8AN NREETAUMPAN HARAAISAN”. Aturan ekspansi dapat
dibuat lebih kompleks dan terkadang teknik ekspansi dapat di gabungkan dengan teknik lainnya.
2.5.5. Teknik Pemampatan Compaction Mengurangi panjang pesan atau jumlah bloknya adalah cara lain untuk menyembunyikan isi
pesan. Misalkan untuk plaintext “PERTEMUAN RAHASIA” setiap kata ke dua akan di
hilangkan dan di sertakan pada akhir kalimat yang sebelumny a di beri tanda “ ”. Proses yang
terjadi untuk plaintext tersebut adalah:
Gambar 2.6. Teknik Pemampatan.
Aturan penghilangan karakter dan karakter khusus dan berfungsi sebagai pemisah menjadi dasar untuk proses dekripsi ciphertext menjadi plaintext kembali. Dengan
menggunakan kelima menjadi teknik kriptografi diatas, dapat di ciptakan teknik kriptografi yang amat banyak walaupun sekilas terlihat sederhanana, kombinasi teknik dasar kriptografi
dapat menghasilkan teknik kriptografi turunan yang cukup kompleks, dan bebrapa teknik dasar kriptografi masih di gunakan dalam kriptografi modern.
2.6. Algoritma Euclid dan Extended Euclid