Sistem Kriptografi LANDASAN TEORI

2.2. Tujuan Kriptografi

Tujuan dari kriptografi yang juga merupakan aspek penting dalam proses keamanan data dan informasi adalah sebagai berikut: Scheiner, 1996. 1. Authentication Autentikasi Berfungsi untuk memberikan kepastian terhadap identitas – identitas yang terlibat, meyakinkan ke aslian data, sumber data orang yang mengakses dan server yang digunakan. 2. Confidentiality Kerahasiaan Di gunakan untuk menjaga informasi dari semua pihak kecuali pihak yang memiliki otoritas terhadap informasi. 3. Data Integrity Integritas Data Di gunakan untuk memastikan agar informasi yang di kirimkan tidak mengalami modifikasi maupun manipulasi dari pihak yang tidak bersangkutan selama pengiriman. 4. Non-Repudiation Nipernyangkalan Berfungsi untuk menjaga semua entitas – entitas yang saling terhubung sehingga tidak terjadi penyangkalan data yang dikirimkan ataupun yang diterima

2.3. Sistem Kriptografi

Sisem kriptografi klasik umumnya menggunakan metode subtitusi atau transposisi dan telah digunakan jauh sebelum komputer di temukan. Terdapat 5 komponen utama dalam sistem kriptografi klasik, yaitu Wandani, 1012: 1. Plaintext Teks asli, dapat berupa pesan atau data sebagai input algoritma enkripsi 2. Kunci Rahasia Kunci rahasia disebut sebagai penentu output dari algoritma enkripsi. Antar entitas harus saling mengetahui kunci ini agar dapat berkomunikasi. 3. Ciphertext Hasil proses algoritma enkripsi di mana teks asli dianggap telah tersembunyi. 4. Algoritma Enkripsi Algoritma enkripsi mengubah teks asli menjadi ciphertext dengan parameter masukan, yaitu teks asli kunci rahasia. 5. Algoritma Dekripsi Algoritma dekripsi mengubah ciphertext menjadi teks asli dengan parameter masukan, yaitu ciphertext dan kunci rahasia. Universitas Sumatera Utara Enkripsi adalah suatu proses yang melakukan perubahan kode dari bisa dimengerti plaintext menjadi kode yang tidak bisa di mengerti ciphertext. Proses pembaikannya plaintext dari ciphertext disebut dekripsi. Secara umum operasi enkripsi dan dekripsi secara matematis dapat digambarkan. E K M = C Proses Enkripsi D K C = M Proses Dekripsi Dengan Keterangan: M = Pesan yang dirahasiakan C = Plaintext D = Dekripsi E = Mekanisme enkripsi K = Simbol kuci yang digunakan. Pembacaan rumus tersebut adalah proses enkripsi E dengan kunci K akan di lakukan pengolahan pesan m menjadi pesan C, dan C adalah ciphertext atau pesan hasil enkripsi yang di harapkan berbeda dan tidak mampu menyikap informasi aslinya dari pesan M. Proses pembalikannya yaitu proses dekripsi. Pada proses dekripsi dengan kunci K, pesan C akan disandikan kembali menjadi pesan semula yaitu M sehingga di peroleh kembali pesan aslinya. Yang menjadi penting dalam proses enkripsi-dekripsi tidak hanya algoritma yang di gunakan tetapi juga kunci enkripsi. Kunci merupakan kata kunci yang digunakan dalam proses penyandian. Untuk itu walaupun algoritma enkripsi dan dekripsi di ketahui oleh publik, kunci K harus di rahasiakan.

2.4. Kriptosistem