returnsaham perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI pada tingkat kepercayaan 95.
4.6 Analisis Pembahasan
4.6.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap return saham
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa Debt to Equity Ratio selama periode penelitian secara parsial berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap return saham atau dengan kata lain H1 ditolak. Hasil peneitian ini didukung oleh penelitian Nathaniel 2008 yang meneliti pengaruh
Debt to Equity Ratio terhadap return saham pada perusahaan sektor properti menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap terhadap return saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa
meningkatnyaDebt to Equity Ratiotidak secara signifikan dapat meningkatkan return saham yang diperoleh. Artinya, semakin meningkatnya Debt to Equity
Ratio menunjukkan semakin besarnya hutang perusahaan dan ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar kreditur sehingga menyebabkan tingginya
tingkat resiko perusahaan. Hal tersebut menyebabkan investor cenderung untuk tidak menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga permintaan
terhadap saham perusahaan tersebut akan mengalami penurunan yang berakibat pada penurunan harga saham yang selanjutnya akan berdampak pada penurunan
return saham. Beberapa peneliti yang melakukan penelitian di perusahaan selain sektor
properti mengatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian Anisa 2015 menyatakan bahwa variabel Debt to
Universitas Sumatera Utara
Equity Ratio DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan return saham, selanjtnya hasil penelitian Christanty 2009 dan Arista2012
menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan return saham.
Hasil penelitian yang menyatakan Debt to Equity Ratio signifikan atau tidak signifikan terhadap return saham disebabkan karena perbedaan sampel yang
digunakan dalam penelitian.
4.6.2 Pengaruh Earning Per Share terhadap return saham
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa Earning Per Share selama periode penelitian secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham atau dengan kata lain H2 diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa meningkatnya Earning Per share dapat meningkatkan
return saham. Ini berarti, jika Earning Per share perusahaan sektor properti meningkat, maka semakin besar laba yang akan dibagikan kepada pemegang
saham. Dengan besarnya laba yang diperoleh menunjukkan tingkat resiko yang diterima pemegang saham juga kecil sehingga menarik perhatian investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan sektor properti. Hal tersebut akan meningkatkan harga saham dan return saham yang diperoleh juga akan
meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
christanty 2009 dan savitri 2012 yang menyatakan bahwa variabel Earning Per Share EPS berpengaruh signifikan terhadap return sahamdan bertolak
belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nathaniel 2008 dan Arista
Universitas Sumatera Utara
2012 yang menyatakan bahwa variabel Earning Per Share EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan return saham.
4.6.3 Pengaruh Price Earning Ratio terhadap return saham
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa Price Earning Ratio selama periode penelitian berpengaruh negatif dan tidak
signifikan secara parsial atau dengan kata lain H3 ditolak. Hal ini mengindikasikan apabila terjadi peningkatan Price Earning Ratio maka tidak
secara signifikan mampu meningkatkan return saham yang diperoleh. Artinya, jika Price Earning Ratio suatu perusahaan tinggi maka memungkinkan
pertumbuhan laba perusahaan yang semakin tinggi sehingga resiko yang diperoleh semakin kecil. Hal tersebut menyebabkan permintaan terhadap saham perusahaan
meningkat dan selanjutnya akan meningkatkan harga saham. Akan tetapi, apabila Price Earning Ratio terlau tinggi akan mengindikasikan harga saham yang
ditawarkan terlalu tinggi atau tidak rasional sehingga investor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut karena kemungkinan harga saham
tersebut sudah mencapai puncaknya sehingga besar kemungkinan harga saham di masa yang akan datang akan menurun. Akibatnya return saham yang diperoleh
akan menurun. Hasil peneltian tesebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Anisa 2015 menyatakan bahwa variabel Price Earning Ratio PER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pendapatan return saham dan menentang
penelitian Christanty 2009 dan Savitri 2012 yang menyatakan bahwa variabel PriceEarning Ratio PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
pendapatan return saham. Perbedaan dalam hasil penelitian disebabkan karena adanya perbedaan sampel dan periode waktu yang digunakan dalam penelitian.
4.6.4 Pengaruh Price to Book Value terhadap return saham
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa Price to Book Value selama periode penelitian berpengaruh positif dan signifikan
secara parsial atau dengan kata lain H4 diterima. Hal ini mengindikasikan apabila Price to Book Value mengalami peningkatan maka secara signifikan dapat
meningkatkan return saham yang diperoleh. Ini berarti, semakin tinggi rasio Price to Book Value perusahaan sektor properti maka semakin baik prospek perusahaan
tersebut. Jika prospek perusahaan baik maka semakin kecil resiko yang diterima pemegang saham sehingga akan meningkatkan harga saham dan return saham
yang diperoleh. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Nathaniel 2008 dan Arista 2012 yang menunjukkan bahwa variabel Price to Book Value PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan
return saham dan bertolak belakang dengan penelitian Anisa 2015 yang menunjukkan bahwa Variabel Price to Book Value PBV berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap pendapatan return saham.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN