Kesimpulan Aspek Usaha Bersama Berdasarkan Asas Kekeluargaan dalam Pembatalan UU No. 17 Tahun 2012 Terkait Putusan Mahkamah Konstitusi No. 28/PUU-XI/2013

122 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkoperasian adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan –kebutuhan anggotanya. Koperasi memiliki tujuan, berdasarkan bunyi Pasal 3 Undang-Undang Perkoperasian bahwa tujuan koperasi Indonesia antara lain untuk memajukan kesejahteraan anggotanya, untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, turut serta dalam membangun tatanan perekonomian Indonesia. Koperasi juga memiliki peran yang penting untuk Indonesia, Undang-Undang Perkoperasian Pasal 4 menguraikan peran koperasi Indonesia sebagai antara lain Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonommi dan sosialnya. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat, memperkokoh perekonomian rakyat sebagaai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nassional dengan koperasi sebagai sokogurunya, berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Universitas Sumatera Utara 2. Penerapan dari Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia sangat dirasakan oleh masyarakat sebagai subjek hukum, Pasal 33 ayat 1 pun telah terimplementasi, tersirat maupun tersurat didalam banyak Undang-undang di Indonesia dan juga terkhususnya dibidang Perkoperasian. Penerapan dari Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dibidang Perkoperasian antara lain Pasal 1 Undang-Undang Perkoperasian tidak hanya mengimplementasikan Pasal 33 ayat 1 Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 namun mencatutkan secara tersurat makna utama dari Pasal 33 tersebut yaitu asas kekeluargaan. Penerapan Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah memberikan pemahaman pengaturan perkoperasian dengan pengertiandefinisi koperasi telah memberikan pemahaman secara jelas. khususnya terkait dengan definisi koperasi sebagai subyek hukum yang berstatus badan hukum. Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah tersirat didalam pengelolaan koperasi. Hal ini tercermin didalam fungsi pengelolaan koperasi itu sendiri. Fungsi koperasi adalah untuk mempromosikan ekonomi anggota, artinya koperasi sebagai bagian integral dari usaha anggota bertugas meningkatkan kemajuan ekonomi anggotanya . 3. Perubahan Undang-Undang terkadang membawa perubahan paradigma koperasi. Undang-Undang yang mengatur koperasi adalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian. Undang-Undang tersebut membawa perubahan mendasar pada Koperasi karena menyebabkan koperasi sudah tidak lagi menganut prinsip asas kekeluargaan sebagaimana dimaksud Universitas Sumatera Utara dalam Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Atas dasar tersebutlah, Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan dari Gerakan Koperasi Jawa Timur untuk membatalkan Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian. Aspek usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan merupakan sebuah intisari dari Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, yang mengutamakan kepentingan bersama masyarakat, tanpa mengabaikan kepentingan individu orang-perorang. Aspek usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan adalah hasil pemikiran yang bertujuan untuk mengatasi ketimpangan struktural ekonomi. Aspek usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan memiliki pengaruh dan peran yang sangat besar dalam pembatalan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012, setelah beberapa kali diajukannya permohonan terhadap Mahkamah Konstitusi pada tahun 2013 akhirnya Mahkamah Konstitusi memutuskan untuk membatalkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 dikarenakan tidak sejalan dengan Pasal 33 ayat 1 Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dan menghasilkan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 28PUU-XI2013.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Implementasi Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/ VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga Terhadap Kelayakanan Fisik Jasaboga di Kota Sibolga tahun 2014

9 206 86

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122

Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi No.92/Puu-X/2012 Ke Dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2014 Tentang Mpr, Dpr, Dpd Dan Dprd

0 54 88

Implikasi Penghapusan Pilihan Forum Hukum Dalam Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah (Analisis Putusan No. 93/Puu-X/2012 Mahkamah Konstitusi)

0 6 168

Aspek Usaha Bersama Berdasarkan Asas Kekeluargaan dalam Pembatalan UU No. 17 Tahun 2012 Terkait Putusan Mahkamah Konstitusi No. 28 PUU-XI 2013

0 0 10

Aspek Usaha Bersama Berdasarkan Asas Kekeluargaan dalam Pembatalan UU No. 17 Tahun 2012 Terkait Putusan Mahkamah Konstitusi No. 28 PUU-XI 2013

0 0 1

Aspek Usaha Bersama Berdasarkan Asas Kekeluargaan dalam Pembatalan UU No. 17 Tahun 2012 Terkait Putusan Mahkamah Konstitusi No. 28 PUU-XI 2013

0 0 19

Aspek Usaha Bersama Berdasarkan Asas Kekeluargaan dalam Pembatalan UU No. 17 Tahun 2012 Terkait Putusan Mahkamah Konstitusi No. 28 PUU-XI 2013

0 0 37

Aspek Usaha Bersama Berdasarkan Asas Kekeluargaan dalam Pembatalan UU No. 17 Tahun 2012 Terkait Putusan Mahkamah Konstitusi No. 28 PUU-XI 2013

0 0 3