C. Penelitian Terdahulu Tabel 7 Penelitian Terdahulu
Penulis Judul
Model yang Digunakan
Tujuan Kesimpulan
Adi, Teguh Wuryanto
dan
Umar, Maruto
Basuki,SE., Msi
2011
Analisis Industri
Batik Tulis Di
Kelurahan Kalinyamat
Wetan Dan Kelurahan
Bandung Kota Tegal
Pendekatn Struktur -
Perilaku - Kinerja
Pangsa Pasar Market Share
Perilaku Pasar Market Conduct
Kinerja Pasar Market
Performance Analisis PCM
price
– cost – margin
Uji Statistik dan Uji
Ekonometrika Mengetahui
hubungan positif antara
pangsa pasar perusahaan
dengan nilai keutungan
PCM pada industri batik
di kota Tegal. Mengetahui
hubungan positif antara
CLR dengan nilai
keuntungan PCM pada
industri batik di kota Tegal.
Diduga terdapat
hubungan positif antara
nilai efisiensi internal dengan
nilai keutungan
PCM pada industri batik
di kota Tegal. Industri batik tulis
di kota Tegal termasuk ke dalam
tipe pasar persaingan
monopolistik dimana pasar ini
bersifat banyak penjual dan
pembeli, produk yang heterogen.
rata - rata pangsa pasar dari industri
batik tulis di kota Tegal sebesar 2,86
persen. Kinerja yang
dihasilkan oleh industri batik tulis
tergolong kecil. rata - rata nilai
PCM industri ini adalah sebesar 16,8
persen. Tingkat efisiensi yang hadir
pada industri ini tergolong cukup
rendah yaitu rata - rata sebesar 20
persen.
Wulandari, Fitri
2007 Struktur
dan Kinerja Industri
Kertas dan Pulp di
Indonesia sebelum
dan sesudah
Deskriptif Regresi tahun 1994
NT = ao + aMs + a2Bmi + a3EFli +
a4Bbtoti + el Tahun 2001 NT =
ao + aMS + a2Bmi Untuk lebih
meningkatkan efisiensi
industri kertas secara
keseluruhan. Nilai rasio
kosentrasi dari CR bahan baku, CR
nilai tambah dan CR output
semuanya meningkat baik
untuk CR4 maupun untuk CR8. Ini
Pascakrisis + a3EFli + a4Bbtoti + el
Dengan NT = Nilai tambah, MS =
Pangsa pasar, Bmi = biaya modal,
EFli = Efisiensi, Bbtot = Bahan
baku total berarti bahwa
krisis telah menyebabkan
peningkatan rasio konsentrasi industri
kertas dan pulp Regresi tahun 1994
dengan variabel independen biaya
bahan baku dan pangsa pasar dapat
menjelaskan secara signifikan terhadap
nilai tambah sedangkan variabel
biaya modal tidak signifikan. Hal ini
ditunjukkan dari nilai t-hitung yang
signifikan pada level 1 .
Sedangkan variabel biaya modal
mempunyai nilai t
– hitung tidak signifikan.
Variabel Concentration
Ratio output pangsa
Sitorus, Septiana Uly
A. S 2012
Analisis struktur,
perilaku, dan kinerja
Industri kakao di
Indonesia Analisis Price Cost
Margin PCM , analisis efisiensi
internal X – eff
Analisis hubungan struktur dan faktor
– faktor yang mempengaruhi
kinerja yaitu dengan uji R-
Squared R 2 , Uji F, Uji t, Uji
Multikolinearitas, Uji Autokolerasi,
Uji Heteroskedastisitas
, Uji Normalitas Mengetahui
struktur, perilaku, dan
kinerja industri kakao yang
ada di indonesia
Mengetahui hubungan
struktur, perilaku, dan
kinerja industri kakao serta
mengetahui faktor
– faktor apa saja yang
mempengaruhi kinerja Industri
Struktur pasar Industri kakao di
Indonesia bersifat oligopoli dengan
besaran rata
– rata kosentrasi sebesar
67,44 persen, dan rata
– rata hambatan mauk
pasar sebesar 45,12 persen
Kinerja Industri kakao dilihat dari
tingkat keuntungan PCM dan nilai
efisiensi internal X
– eff . Nilai rata – rata PCm periode
kakao di Indonesia
2000 – 2009 adalah
sebesar 21,29 persen dengan nilai
PCm terbesar terjadi pada tahun
2006 sebesar 2,06 sedangkan untuk
nilai rata
– rata pada X
– eff periode 2000
– 2009 adalah
sebesar 122,10 persen
Bambang Sumarno,
simon dan Mudrajad
Kuncoro 2003
Struktur, Kinerja,
dan Kluster Industri
Rokok Kretek
Indonesia Tahun 1996
- 1999 Rasio konsentrasi
dan Indeks Herfindahl
Hirshman IHH Analisis
Frequencies dengan
menggunakan SPSS versi 10
Menelusuri sejarah industri
rokok, dilanjutkan
dengan identifikasi
profil para “ pemain utama
“ dalam industri ini,
analisis struktur,
kinerja, dan kluster.
Industri rokok kretek di Indonesia
mempunyai struktur oligopoli.
Kinerja mengalami pertumbuhan
walaupun kondisi perekonomian
Indonesia mengalami krisis.
Tingkat konsentrasi
memiliki hubungan yang positif
terhadap kinerja. Hasil dari uji
kluser distribusi tenaga kerja dan
nilai tambah yang tidak normal dan
mempunyai kecondongan
positif.
Suryawati 2009
Analisis Struktur,
Perilaku dan Kinerja
Industri Tekstil dan
Pakaian Jadi di
Provinsi DIY
Analisis SCP Structure, Conduct,
Performance , SWOT, dan Panel
Data Tujuan dari
penelitian ini adalah
menganalisis struktur,
perilaku dan kinerja industri
tekstil dan pakaian jadi di
Provinsi DIY dan
merumuskan kekuatan dan
Struktur industri tekstil dan pakaian
jadi di Provinsi DIY menghasilkan
angka 81,88 persen berdasarkan
estimasi data panel menunjukkan
bahwa variabel pengeluaran untuk
bahan baku dan keluaran produksi
berpengaruh
kelemahan industri tekstil
dan pakaian jadi di Provinsi
DIY signifikan baik
terhadap PCM maupun
keuntungan Variabel lain yang
berpengaruh signifikan terhadap
PCm adalah jumlah Perusahaan.