4.3 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang didasarkan pada hasil jawaban yang  diperoleh  dari  responden,  dimana  responden  membuat  pernyataan  dan
penilaian  terhadap  kriteria-kriteria  yang  diajukan  oleh  penulis  yang  terangkum dalam daftar pertanyaan.  Kemudian data  yang diperoleh dari  jawaban responden
atas pertanyaan yang diajukan, selanjutnya dihitung presentasenya.
4.3.1  Analisis  Deskriptif  Sanksi  Administrasi  Perpajakan  Pada  KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dan Cimahi
Pada bagian ini akan diuraikan data tanggapan 32 petugas penagihan pajak mengenai  sanksi  administrasi  perpajakan  dan  penagihan  pajak  yang  terdaftar  di
KPP  wilayah  kota  Bandung  dan  Cimahi.  Untuk  mendapatkan  gambaran  atas tanggapan  responden  mengenai  sanksi  administrasi  perpajakan  di  Wilayah  Kota
Bandung  dan  Cimahi  secara  menyeluruh,  dilakukan  rekapitulasi  jumlah  skor tanggapan responden atas indikator dan hasilnya dirangkum pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Skor Jawaban Responden Mengenai Sanksi Administrasi
No Indikator
Skor Aktual
Skor Ideal
Kategori 1
Denda 223
320 69,47
Baik 2
Bunga 271
320 84,42
Sangat Baik 3
Kenaikan 264
320 81,65
Baik Total
758 960
78,95 Baik
Perhitungan: Skor Ideal = Jumlah pertanyaan  Nilai tertinggi  Jumlah Responden Sumber: Data primer yang telah diolah, 2011
Berdasarkan  persentase  total  skor  tanggapan  responden  maka  dapat disimpulkan  bahwa  pelaksanaan  sanksi  administrasi  dan  penagihan  pajak  pada
KPP di wilayah kota Bandung dan Cimahi kategori baik. Berikut  ini  diuraikan  hasil  tanggapan  responden  mengenai  pelaksanaan
Sanksi  Administrasi  Perpajakan  dan  Penagihan  Pajak  di  KPP  Pratama  wilayah Kota Bandung dan Cimahi berdasarkan indikator diatas :
1.  Sanksi Denda
Indikator  sanksi  denda  diukur  menggunakan  tanggapan  responden  pada pertanyaan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sanksi denda
No.
Butir Kuesioner Skor jawaban responden
Jumlah Sekor
1 2
3 4
5
1 Membayar sanksi denda
sesuai yang ditetapkan DJP
F 8
6 12
6 112
25 18,75
37,5 18,75
100
2 Besarnya hukuman sanksi
denda yang memberatkan
F 3
15 10
4 111
9,375 46,875
31,25 12,5
100
Total
F  0 11
21 22
10 223
Persentase Total Skor Tnggapan Responden = 223
Sumber: Data primer yang telah diolah,2011
Berdasarkan  jumlah  skor  jawaban  responden  pada  table  4.6  diatas, selanjutnya  ditetapkan  tingkat  kategori  persentase  skor  tanggapan  responden
terhadap skor ideal dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
skor tanggapan responden  = 223
x 100 2x5x32
skor tanggapan responden  = 223
x 100 320
skor tanggapan responden  = 69,47
Berdasarkan  persentase  total  skor  tanggapan  responden  sebesar  69,47, bila  merujuk  pada  tabel  4.6  termasuk  dalam  kategori  baik.  Hasil  tanggapan
responden  sebesar  37,5  wajib  pajak  membayar  denda  sesuai  dengan  yang ditetapkan DJP dan  namun 25 menyatakan bahwa wjib pajak membayar sanksi
denda kurang sesuai dengan ketetapan DJP. 46,9 responden berpendapat bahwa kurang  setuju  mengenai  besarnya  sanksi  denda  sebesar  1  juta  merupakan
hukuman yang memberatkan karena masih ada saja wajib pajak yang melakukan pelanggaran  dan  hanya  9,38  yang    beranggapan  bahwa  sangat  tidak  setuju
sanksi denda sebesar 1 juta merupakan hukuman yang memberatkan karena dalam sanksi  tidak  melihat  wajib  pajak  sanggup  atau  tidak.  Berdasarkan  tanggapan
responden tersebut dapat disimpulkan bahwa Sanksi administrasi perpajakan yang dikenakan  bagi  wajib  pajak  yang  tidak  memenuhi  ketentuan  perpajakan  kurang
memberatkan  sehingga  dengan  sanksi  yang  kurang  memberatkan  tersebut  masih ada wajib pajak yang  melakukan pelanggaran.
2.  Sanksi Bunga
Sanksi Bunga merupakan indikator dari Sanksi Administrasi Perpajakan. Untuk  mendapatkan  gambaran  tentang  Sanksi  Bunga  diukur  menggunakan
tanggapan responden dan hasilnya dirangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sanksi Bunga
No.
Butir Kuesioner Skor jawaban responden
Jumlah Sekor
1  2 3
4 5
3 Penyetoran setelah tanggal
jatuh tempo
F 8
13 11
131 0  0
25 40,625
34,375 100
4 Keterlambatan melaporkan
SPT Masa
F 20
12 140
0  0 62,5
37,5 100
Total
F  0  0 8
33 23
271
Persentase Total Skor Tnggapan Responden = 271
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2011
Persentase  skor  tanggapan  responden  terhadap    skor  ideal  mengunakan rumus sebagai berikut:
skor tanggapan responden  = 271
x 100 2x5x32
skor tanggapan responden  = 271
x 100 320
skor tanggapan responden  =  84,42
Persentase total skor tanggapan responden sebesar 864,42, bila merujuk pada table 4.7 termasuk dalam kategori Sangat Baik. Hasil tanggapan responden
berpendapat  bahwa  40,63  responden  setuju  jika  terjadi  keterlambatan  melapor akan  dikenakan  sanksi  denda  dan  hanya  25  responden  berpendapat  bahwa
kurang  setuju  diberikan  sanksi  bunga  karena  sudah  melakukan  pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo, faktor ketidak sengajaan atau kehilafan wajib pajak
sendiri  yang  menyebabkan  wajib  pajak  terkena  sanksi  administrasi.  Wajib  pajak tidak sengaja karena ketidak tahuannya akan ketentuan yang ditetapkan DJP.
62,5  respoden  berpendapat  bahwa  setuju  dengan  diberikannya  sanksi  bunga sebesar  2  jika  wajib  pajak  terlambat  dalam  melaporkan  SPT  masa  sedangkan
sisanya  yaitu  37,5  sangat  setuju.  .  Berdasarkan  tanggapan  responden  tersebut dapat  disimpulkan  bahwa  Sanksi  administrasi  yang  dikenakan  bagi  wajib  pajak
yang  melanggar  ketentuan  perpajakan  akan  membuat  wajib  pajak  jera  sehingga dengan  adanya  sanksi  administrasi  perpajakan  dapat  dijadikan  sarana  untuk
meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
3.  Sanksi Kenaikan
Sanksi  Kenaikan  merupakan  indikator  dari  Sanksi  Administrasi Perpajakan.  Untuk  mendapatkan  gambaran  tentang  Sanksi  Kenaikan  diukur
menggunakan tanggapan responden dan hasilnya dirangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sanksi Kenaikan
No.
Butir Kuesioner Skor jawaban responden
Jumlah Sekor
1 2
3 4
5
5 Penghentian penyidikan dapat
meloloskan WP
F 5
2 11
14 130
0  15,625 6,25
34,375 43,75
100
6 Membuat WP jera
F 9
10 13
132 28,125
31,25 40,625
100
Total
F  0 5
11 21
27 262
Persentase Total Skor Tnggapan Responden = 262
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2011
Persentase  skor  tanggapan  responden  terhadap    skor  ideal  mengunakan rumus sebagai berikut:
skor tanggapan responden  = 262
x 100 2x5x32
skor tanggapan responden  = 262
x 100 320
skor tanggapan responden  = 81,62
Persentase  total  skor  tanggapan  responden  sebesar  81,62,  bila  merujuk pada  table  4.8  termasuk  dalam  kategori    Baik.
Hasil  tanggapan  responden berpendapat  bahwa  37,5  sangat  mungkin  bahwa  tindakan  penghentian
penyidikan  meloloskan  wajib  pajak  dari  pembayaran  sanksi,  56,3  berpendapat mungkin  saja  tindakan  penghentian  penyidikan  meloloskan  wajib  pajak  sisanya
6,25  berpendapat  cukup  mungkin  meloloskan  wajib  pajak  dari  pembayaran sanksi.  Berdasarkan  tanggapan  responden  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa
apabila  sanksi  yang  dikenakan  dirasa  kurang  tegas  wajib  pajak  tidak  akan  jera
melakukan  pelanggaran  perpajakannya.  Sehingga    jika  sanksi  yang  diberikan memberatkan wajib pajak akan membuat wajib pajak jera.
4.3.2  Analisis Deskriptif Pelaksanaan Penagihan Pajak Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dan Cimahi
Penagihan  pajak  pada  Kantor  Pelayanan  Pajak  Pratama  di  Wilayah Bandung  dan  Cimahi  akan  terungkap  melalui  jawaban  responden  terhadap
pernyataan-pernyataan  yang  diajukan  pada  kuesioner.  Penagihan  pajak  diukur menggunakan  5  lima  indikator  dan  dioperasionalisasikan  menjadi  10  butir
pernyataan.    Berikut  tanggapan  responden  terhadap  setiap  butir  pernyataan  pada masing-masing indikator.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Skor Jawaban Responden Mengenai Penagihan Pajak
No Indikator
Skor Aktual
Skor Ideal
Kategori 1
Surat Teguran 255
320 79,44
Baik 2
Surat Paksa 240
320 74,77
Baik 3
Surat Perintah Melakukan Penyitaan
248 320
77,26 Baik
4 Pengumuman Lelang
273 320
85,05 Sangat Baik
5 Pelelangan
191 320
59,50 Cukup Baik
Total 1202
1600 75,125
Baik
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2011
Melalui  tabel  4.9  dapat  diketahui  persentase  skor  akumulasi  tanggapan responden  sebesar  75,125  termasuk  dalam  kategori    baik.  Artinya  penagihan
pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Bandung  pada umumnya sudah dilaksanakan dengan baik.
Pada  bagian  ini  akan  diuraikan  data  tanggapan  32  orang  petugas  seksi penagihan  pajak  pada  KPP  di  wilayah  Bandung  dan  Cimahi.  Analisis  kualitatif
metode  deskriptif  diakukan  mengacu  kepada  setiap  indikator  yang  ada  pada variabel penagihan pajak. Berikut diuraikan hasil tanggapan responden mengenai
penagihan  pajak pada KPP Pratama di Wilayah Bandung dan Cimahi berdasarkan tiap indikator.
1.  Surat Teguran
Surat  teguran  merupakan  indikator  penagihan  pajak  dapat  diukur menggunakan tanggapan responden pada pertanyaan yang dapat dilihat pada tabel
4.10 berikut ini :
Tabel 4.10 Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Indikator Surat Teguran
No. Butir Kuesioner
Skor jawaban responden Jumlah
Skor 1
2 3
4 5
1 Pemberian surat teguran
F 10
18 4
122 31,25  56,25
12,5 100
2 Penerbitan surat teguran
F 12
3 17
133 37,5
9,375 53,13
100 Total
F 22
21 21
255
Persentase Total Skor Tnggapan Responden = 255
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2011
Berdasarkan  jumlah  skor  jawaban  responden  pada  tabel  4.10  diatas, selanjutnya  ditetapkan  tingkat  kategori  persentase  skor  tanggapan  responden
terhadap  skor ideal mengunakan rumus sebagai berikut: skor tanggapan responden  =
255 x 100
2x5x32 skor tanggapan responden  =
255 x 100
320 skor tanggapan responden  =
79,69 Persentase total skor tanggapan responden atas  indikator sebesar 79,69,
bila  merujuk  pada  tabel  4.10  termasuk  dalam  kategori  baik.    Hasil  tanggapan responden atas indikator tersebut terbanyak 56,3 berpendapat bahwa pentingnya
pemberian  surat  teguran  pada  pelaksanaan  penagihan    dapat  mempercepat  dan mempermudah  dalam  proses  penagihan  pajak.  Apabila  dikaji  lebih  dalam  maka,
diperoleh  ukuran  mengenai  manfaat  pemberian  surat  teguran  pada  indikator  ini ditanggapi  oleh  31,3  responden  yang  berpendapat  bahwa  pemberian  surat
teguran  cukup  berguna  untuk  mempercepat  dan  mempermudah  pelaksanaan penagihan  pajak.  Sedangkan  12,5  responden  menganggap  bahwa  pemberian
surat teguran  sangat membantu dalam menggali potensi wajib pajak. Berdasarkan persentase  total  skor  tanggapan  responden  sebesar  53,1,  responden  yang
berpendapat bahwa masih banyak wajib pajak yang mengabaikan pemberian surat teguran yang diterbitkan 7 hari setelah jatuh tempo pelaksanaan penagihan pajak.
2.  Surat Paksa
Surat Paksa merupakan indikator dari penagihan pajak. Indikator surat paksa diukur  menggunakan  tanggapan  responden  pada  pertanyaan  yang  dapat  dilihat
pada table 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11 Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Indikator Surat Paksa
No. Butir Kuesioner
Skor jawaban responden Jumlah
Skor 1
2 3
4 5
3 Bentuk surat paksa
F 4
14 14
106 0  12,5
43,75 43,75
100 4
WP memenuhi ketentuan   F 26
6 134
81,25 18,75
100 Total
F  0 4
14 40
6 240
Persentase Total Skor Tnggapan Responden = 240
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2011
Berdasarkan  jumlah  skor  jawaban  responden  pada  tabel  4.11  diatas, selanjutnya  ditetapkan  tingkat  kategori  persentase  skor  tanggapan  responden
terhadap  skor ideal mengunakan rumus sebagai berikut: skor tanggapan responden  =
240 x 100
2x5x32 skor tanggapan responden  =
240 x 100
320 skor tanggapan responden  =
X Persentase total skor tanggapan responden atas  indikator sebesar 74,77,
bila  merujuk pada tabel 4.11 termasuk dalam kategori  baik. Hal  ini dapat dilihat dari  tanggapan  responden  sebesar  43,8  menanggapi  bahwa  surat  paksa  yang
diberikaan DJP efektif dalam melakukan penagihan  dilakukan oleh Jurusita Pajak karena  telah  sesuai  dengan  prosedur  yang  telah  ditetapkan.  Masih  banyaknya
wajib  pajak  yang  tidak  memenuhi  ketentuan  dalam  pemberian  surat  paksa. Berdasarkan tanggapan 81,3
responden bahwa masih banyak Wajib Pajak yang mengabaikan  surat  paksa  dan  responden  berpendapat  bahwa  pelaksanaan
pemberian  surat  paksa  yang  dilakukan  oleh  Jurusita  Pajak  dilaksanakan  sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
3.  Surat Perintah Melakukan Penyitaan
Indikator surat perintah melakukan penyitaan diukur menggunakan tanggapan responden pada pertanyaan yang dapat dilihat pada table 4.12 berikut ini:
Tabel 4.12 Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Indikator Surat Perintah
Melakukan Penyitaan
No. Butir Kuesioner
Skor jawaban responden Jumlah
Skor 1  2
3 4
5 5
Peranan surat perintah F
2 18
12 138
0  0 6,25
56,25 37,5
100 6
Tahapan melakukan penyitaan
F 18
14 110
0  0 56,25
43,75 100
Total F  0  0
20 32
12 248
Persentase Total Skor Tnggapan Responden = 248
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2011 Berdasarkan  jumlah  skor  jawaban  responden  pada  tabel  4.12  diatas,
selanjutnya  ditetapkan  tingkat  kategori  persentase  skor  tanggapan  responden terhadap  skor ideal mengunakan rumus sebagai berikut:
skor tanggapan responden  = 248
x 100 2x5x32
skor tanggapan responden  = 248
x 100 320
skor tanggapan responden  = 77,26
Persentase total skor tanggapan responden atas  indikator sebesar 77,26, bila  merujuk  pada  tabel  4.12  termasuk  dalam  kategori  baik.  Hasil  tanggapan
responden  mengenai  peran  surat  perintah  melakukan  penyitaan  dalam  penagihan pajak  responden  berpendapat  bahwa  penting  dilakukan  yaitu  sebesar  56,3,
kemudian  37,5  responden  menanggapi  surat  perintah  melakukan  penyitaan dalam  pelaksanaan  pajak  sangat  penting  dilakukan  dalam  tahapan  penagihan
pajak. Kemudian,  hasil  tanggapan  responden  mengenai  tahapan  melakukan
penyitaan 56,3  mengatakan  bahwa cukup sulit  dalam  menentukan  barang  yang akan  disita.
Berdasarkan  hasil  tanggapan  responden  tersebut  maka  kemungkinan Wajib  Pajak  tidak  mempunyai  barang-barang  yang  dapat  disita  karena  pailit,
bangkrut, kabur, meningal atau dll.
4.  Pengumuman Lelang
Indikator  pengumuman  lelang  diukur  menggunakan  tanggapan  responden pada pertanyaan yang dapat dilihat pada table 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13 Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Indikator Pengumuman Lelang
No.
Butir Kuesioner Skor jawaban responden
Jumlah Skor
1  2 3
4 5
7 Pelaksanaan pengumuman
lelang
F 9
8 15
134 0  0
28,125 25
46,875 100
8 Proses pelelangan
F 2
17 13
139 0  0
6,25 53,125
40,625 100
Total
F  0  0 11
25 28
273
Persentase Total Skor Tnggapan Responden = 273
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2011
Berdasarkan  jumlah  skor  jawaban  responden  pada  tabel  4.13  diatas, selanjutnya  ditetapkan  tingkat  kategori  persentase  skor  tanggapan  responden
terhadap  skor ideal mengunakan rumus sebagai berikut: skor tanggapan responden  =
273 x 100
2x5x32 skor tanggapan responden  =
273 x 100
320 skor tanggapan responden  =  85,05
Persentase total skor tanggapan responden atas  indikator sebesar 85,05, bila  merujuk  pada  tabel  4.13  termasuk  dalam  kategori  sangat  baik.  Hasil
tanggapan responden  mengenai  pengumuman  lelang  menunjukkan  bahwa 46,9 atau  paling  banyak  responden  berpendapat  bahwa  pelaksanaan  pengumuman
lelang  sudah  berjalan  dengan  sangat  baik.  Sedangkan  28,1  responden menyatakan  cukup  baik  sisanya  25  responden  menyatakan  sudah  berjalan
dengan baik. Proses pelelangan sudah berjalan efektif sesuai tanggapan responden
bahwa  53,1  responden  berpendapat  bahwa  proses  pelelangan  yang  dilakukan dalam penagihan pajak sudah berjalan dengan baik.
5.  Lelang
Lelang  merupakan  indikator  dari  penagihan  pajak.  Indikator  lelang  diukur menggunakan tanggapan responden pada pertanyaan yang dapat dilihat pada table
4.14 berikut ini: