Klasifikasi Anak Tunagrahita 1 Tunagrahita

II.1.2 Penyebab Ketunagrahitaan

Strauss membagi faktor penyebab ketunagrahitaan menjadi dua gugus yaitu endofen dan eksogen. Faktor endogen apabila letak penyebabnya pada sel keturunan dan eskogen adalah hal-hal yang di luar sel keturunan, misalnya infeksi, virus menyerang otak, benturan kepala yang keras, radiasi, dan lain-lain Moh. Amin, 1995: 62.[4] Berikut ini beberapa penyebab ketunafrahitaan yang sering ditemukan baik yang berasal dari faktor keturunan maupun faktor lingkungan[4]. 1. Faktor keturunan Penyebab kelainan yang berkaitan dengan daktor keturunan meliputi kelainan kromosom dan kelainan gene. 2. Gangguan metabolisme fan gizi Metabolisme dan gizi merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu terutama perkembangan sel-sel otak. Kegagalan metabolisme dan kegagalan pemenuhan kebutuhan gizi dapat mengakibatkan terjadinya gangguan fisik dan mental pada individu. 3. Infeksi dan keracunan Keadaan ini disebabkan oleh terjangkitnya penyakit-penyakit selama janin masih berada dalam kandungan. Penyakit yang dimaksud, antara lain rubella yang mengakibatkan ketunagrahitaan serta adanya kelainan pendengaran, penyakit jantung bawaan, berat badan sangat kurang ketika lahir. 4. Trauma dan zat radioaktif Terjadinya trauma terutama pada otak ketika bayi dilahirkan atau terkena radiasi zat radioaktif saat hamil dapat mengakibatkan ketunagrahitaan yang sulit sehingga memerlukan alat bantu. Ketidak tepatan penyinaran atau radiasi sinar X selama bayi dalam kandungan mengakibatkan cacat mental microsephaly. 5. Masalah pada kelahiran Masalah yang terjadi pada saat kelahiran, misalnya kelahiran yang disertai hypoxia yang dipastikan bayi akan menderita kerusakan otak, kejang, dan napas pendek. Kerusakan juga dapat disebabkan oleh trauma mekanis terutama pada kelahiran yang sulit. 6. Faktor lingkungan Latar belakang pendidikan orang tua sering juga dihubungkan dengan masalah-masalah perkembangan. Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan dini serta kurangnya pengetahuan dalam memberikan rangsangan positif dalam masa perkembangan anak menjadi salah saru penyebab rimbulnya gangguan. Mengenai hal ini, Triman Prasadio 1982: 26 mengemukakan bahwa kurangnya rangasang interlektual yang memadai mengakibatkan timbulnya hambatan dalam perkembangan inteligensia sehingga anak dapat berkembang menjadi anak retardasi mental.

II. 2 Bina Diri

Activity of Daily Living ADL kegiatan keseharian yang banyak dikenal dalam dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus dengan istilah bina diri. Program pendidikan bina diri secara prinsip dikembangkan untuk membantu anak tunagrahita agar dapat hidup lebih wajar dan mandiri, untuk membantu anak tunagrahita dapat hidup mandiri diperlukan program yang mampu membantu anak belajar dan bisa melakukan dengan wajar dan baik. Bina diri bersifat pribadi tetapi memiliki keterkaitan dengan human relationship. Pembelajaran bina diri bersifat pribadi ini dikarenakan keterampilan yang diajarkan menyangkut dengan kebutuhan individu yang harus dilakukan sediri tampa dibantu oleh orang lain bila kondisinya memungkinkan. Bina diri merupakan usaha membangun diri menjadi individu yang baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial dengan pendidikan keluarga, di sekolah, dan di masyarakat. Prinsip umum pelaksanaan bina diri yaitu [8]:

Dokumen yang terkait

APLIKASI GAME EDUKASI PENGENALAN ANGKA UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Aplikasi Game Edukasi Pengenalan Angka Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Berbasis Kinect.

0 2 16

APLIKASI GAME EDUKASI PENGENALAN ANGKA UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA BERBASIS KINECT Aplikasi Game Edukasi Pengenalan Angka Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Berbasis Kinect.

0 3 17

GAME EDUKASI OLAHRAGA UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) TUNAGRAHITA BERBASIS KINECT Game Edukasi Olahraga Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunagrahita Berbasis Kinect.

4 11 17

GAME EDUKASI OLAHRAGA UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) TUNAGRAHITA Game Edukasi Olahraga Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunagrahita Berbasis Kinect.

0 2 19

PEMANFAATAN KINECT UNTUK GAME EDUKASI PELATIHAN MERAWAT DIRI UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR BERKEBUTUHAN Pemanfaatan Kinect Untuk Game Edukasi Pelatihan Merawat Diri Untuk Anak Sekolah Dasar Berkebutuhan Khusus Tunagrahita.

0 2 16

PENDAHULUAN Pemanfaatan Kinect Untuk Game Edukasi Pelatihan Merawat Diri Untuk Anak Sekolah Dasar Berkebutuhan Khusus Tunagrahita.

0 6 5

PEMANFAATAN KINECT UNTUK GAME EDUKASI PELATIHAN MERAWAT DIRI UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR Pemanfaatan Kinect Untuk Game Edukasi Pelatihan Merawat Diri Untuk Anak Sekolah Dasar Berkebutuhan Khusus Tunagrahita.

0 6 15

PERANCANGAN GAME EDUKASI PENGENALAN HURUF ALFABET UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Perancangan Game Edukasi Pengenalan Huruf Alfabet Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita.

0 1 16

PENDAHULUAN Perancangan Game Edukasi Pengenalan Huruf Alfabet Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita.

0 2 5

PERANCANGAN GAME EDUKASI PENGENALAN HURUF ALFABET UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Perancangan Game Edukasi Pengenalan Huruf Alfabet Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita.

6 21 19