demikian bukan dapat membuat iklim pembelajaran menjadi statis, tapi dapat menjunjung kreatifitas siswa. Oleh sebab itu, guru perlu menggunakan variasi
interkasi dua arah, yaitu pola interaksi siswa-guru-siswa, bahkan pola interaksi yang multiarah.
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.5.1
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Ibrahim Rusman, 2014:208 pembelajaran kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk
menjalin kerjasama dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah. Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Slavin 2010:4 bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil
untuk saling membantu dalam mempelajari materi pelajaran. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan kumpulan dari metode-metode dimana dalam kegiatan pembelajaran siswa dibagi menjadi kelompok untuk saling bekerjasama dalam
suatu diskusi. 2.1.5.2
Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Rusman 2014:207 memaparkan karakteristik model pembelajaran
kooperatif sebagai berikut: a.
Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim
merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu tim harus mampu
membuat siswa untuk belajar. setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen kooperatif mempunyai tiga fungsi, yaitu: 1 pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah
pembelajaran yang sudah ditentukan; 2 sebagai organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan efektif; 3 sebagai kontrol menujukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui
bentuk tes maupun non tes. c.
Kemauan untuk bekerja sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok, oleh karena itu prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif agar mencapai hasil yang maksimal.
d. Keterampilan bekerja sama
Kemampuan kerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian siswa perlu didorong untuk
mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
2.1.5.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Arends Suprihatiningrum, 2013:197 menyatakan model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yaitu:
a. Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif memberikan keuntungan pada siswa kelompok atas maupun bawah yang bekerjasama menyelesaikan tugas akademik. Siswa
kelompok atas akan menjadi tutor, sedangkan kelompok bawah akan mendapatkan bantuan.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Pembelajaran kooperatif menyajikan peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi, untuk bekerja dan saling bergantung satu sama lain
atas tugas-tugas bersama. c.
Pengembangan keterampilan sosial Pembelajaran kooperatif mengajarkan pada siswa keterampilan kerja sama
dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan khusus dalam pembelajaran kooperatif, disebut keterampilan kooperatif dan berfungsi untuk melancarkan
hubungan kerja dan tugas. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
model pembelajaran kooperatif adalah untuk mencapai hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan pengembangan keterampilan sosial
dalam kegiatan pembelajaran. 2.1.5.4
Prosedur Pembelajaran Kooperatif Rusman 2014:211 prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya
terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai berikut:
a. Penjelasan materi, penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa
belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.
b. Belajar kelompok, guru memberikan penjalasan materi, siswa bekerja dalam
kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. c.
Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif dilakukan melalui tes atau kuis, dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan
penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompok.
d. Pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim
paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.
2.1.6 Siswa