Manfaat Pengukuran Kinerja Kinerja Pemerintah Daerah .1 Pengertian Kinerja

3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan”. Menurut Ihyaul Ulum MD 2004:281, Ada enam langkah dasar yang perlu diikuti pemerintah daerah dalam membangun sistem pengukuran kinerja adalah sebagai berikut: 1. Memperkirakan kesiapan organisasi “Keberhasilan dalam menerapkan sistem pengukuran kinerja tergantung pada tingkat kesiapan organisasi. Kesiapan berarti dimilikinya kombinasi yang tepat dari orang, manejerial dan perlengkapan pada tempatnya. 2. Merumuskan tujuan Tujuan pengambangan sistem pengukuran kinerja harus dirumuskan secara jelas. Apakah sasarannya untuk menyempurnakan pembuatan keputusan, perencanaan, manajemen, penyusunan anggaran. 3. Mengembangkan rencana kerja Mencakup pengelolaan proyek, kepegawaian, rencana kerja, anggaran, pelatihan, strategi dan kriteria pemantauan. 4. Merumuskan misi, tujuan sasaran Tujuan dan sasaran akan memperlihatkan arah dan dapat menciptakan antusiasme untuk adanya penyediaan pelayanan publik yang berkualitas tinggi. 5. Mengenali pengukuran Memperhitungkan sumber – sumber daya yang digunakan dalam pelayanan yang tersedia”. 6. Pemantauan dan evalusi Pemantauan yang cermat menyebabkan perbaikan sasaran, ukuran, target kinerja prosedur pengumpulan bentuk pelaporan dan rencana – rencana penyempurnaan dlam memberi respon terhadap suatu masalah yang ditentukan dengan kondisi yang berbeda –beda”. Pengukuran kinerja menunjukan hasil yang implementasi sebuah kegiatan, kebijakan tetapi pengukuran kinerja tidak menganalisis alasan hal ini dapat terjadi atau mengidentifikasikan perubahan yang perlu dilakukan terhadap tujuan dan kegiatan kebijakan, Mahmudi 2007 dalam Deddi Nordiawan, Ayuningtyas Hertianti 2007;158 mengatakan ada beberapa tujuan kinerja disektor publik diantara nya : 1. Mengetahui Tingkat Ketercapaian Tujuan Organisasi “Pengukuran kinerja pada organisasi sektor publik digunakan untuk mengetahui ketercapaian oraganisasi. Penilaian kinerja berfungsi sebagai tonggak milestone yang menunjukan tingakat ketercapaian tujuan dan juga menunjukan apakah organisasi berjalan sesuai arah penyimpangan dari yujuan yang telah ditetapan. 2. Menyediakan Sarana Pembelajaran Pegawai Pengukuran kinerja merupakan pendekatan sistematik dan terigtegrasi untuk memperbaiki kinerja organisasi dalam rangka mencapai tujuan strategik oraganisasi serta ewujudkan visi dan misinya. 3. Mengevaluasi Target Akhir Final Autcome Pengkuran kinerja dilakukan sebagai sarana pembelajaran untuk perbaikan kinerja dimasa mendatang. 4. Menentukan Standar Kinerja Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. 5. Memotifasi Pegawai Memberikan dasar sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian penghargaan reward dan hukuman punishment”. 2.1.3.6 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Menurut Mohamad Mahsun 2006:77, Indikator kinerja Pemerintah Daerah terdapat beberapa jenis yaitu : 1. Indikator Masukan Input, 2. Indikator Proses Process, 3. Indikator Keluaran Output, 4. Indikator Hasil Outcomes, 5. Indikator Manfaat Benefit, dan 6. Indikator Dampak Impact.” Penjelasan dari jenis-jenis indikator diatas adalah : 1. Indikator masukan Input, adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Misalnya : a. Jumlah dana yang dibutuhkan. b. Jumlah pegawai yang dibutuhkan. c. Jumlah infrastruktur yang ada. d. Jumlah waktu yang digunakan. 2. Indikator proses Process. Dalam indikator ini, organisasi instansi merumuskan ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, ketepatan, maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Rambu yang paling dominan dalam proses adalah tingkat efisiensi dan ekonomis pelaksanaan kegiatan organisasi instansi. Misalnya : a. Ketaatan pada peraturan perundangan. b.Rata-rata yang diperlukan untuk memproduksi atau menghasilkan layanan jasa 3. Indikator keluaran Output, adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik atau non-fisik. Indikator ini digunakan untuk mengukur keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Misalnya : a. Jumlah produk atau jasa yang dihasilkan. b. Ketepatan dalam memproduksi barang atau jasa. 4. Indikator hasil Outcomes, segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah efek langsung. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak. Dengan indikator ini, organisasiinstansi akan dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat banyak. Misalnya : a. Tingkat kualitas produk atau jasa yang dihasilkan. b. Produktivitas para karyawan atau pegawai. 5. Indikator manfaat Benefit, adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator manfaat menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil. Misalnya : a. Tingkat kepuasan masyarakat. b. Tingkat partisipasi masyarakat. 6. Indikator dampak Impact, pengaruh yang ditimbulkan baik positifmaupun negatif. Misalnya: a. Peningkatan kesejahteraan masyarakat. b. Peningkatan pendapatan masyarakat.

2.1.3.7 Pelaporan Kinerja Pemerintahan Daerah

Informasi tentang kinerja menjadi informasi penting yang dibutuhkan disetiap fase sektor publik dalam mencapai visi dan misnya. Dalam aspek perencanaan, informasi tentang kinerja memberi gambaran penting dan fudamental tentang kondisi saat ini yang menjadi basis perencanaan Deddi Nordiawan, Ayuningtyas Hertianti, 2007:158. Informasi tentang kinerja dalam bentuk pelaporan pertanggung jawaban menjadi informasi yang paling krusial untuk kepentingan evaluasi. Tanpa laporan kinerja dalam proses pertanggungjawaban, siklus penganggaran berbasis kinerja menjadi tidak lengkap. Anggaran kinerja merencanakan uang dan kinerja. Karena itu, penggunaan uang dan encapaian kinerja yang bersangkutan harus dipertanggungjawabkan pada akhir periode penganggaran. Proses audit pun seharusnya menjadi satu kesatuan antara audit dan laporan keuangan dan audit kinerja. Penjelasan di atas ditunjukan keberadaan informasi kinerja yang dibutuhkan pada berbagai fase pengolahan organisasi sektor publik seperti yang ditunjukan pada bagan berikut : Skema Pelaporan Kinerja Sumber: Deddi Nordiawan, Ayuningtyas Hertianti 2007 Akuntasi Sektor Publik Gambar 2.1 Perencanaan strategis Pelaksanaan peetanggungjawaban penganggaran Informasi kinerja

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini dapat disajikan daftar penelitian terdahulu dan teori yang sudah dijabarkan atau dikemukakan sehingga dapat membedakan keorisinalitasan penelitian ini : Tabel 2.1 Tabel Penelitian Sebelumnya No Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan 1. Abdul Rohman 2007 Vol 7, No 2, Agustus2007: 206 - 220 Pengaruh peran manajerial pegelola keuangan daerah dan fungsi pemeriksaan intern terhadap kinerja pemeintah daerah 1. Peran manajerial PKD, dan fungsi pemeriksaan berpengaruh terhadap kinerja pemda. 2. Ditinjau dari besarnya pengaruh langsung semua exogenous construct terhadap endogenous constuct yang relatif kecil karena beberapa faktor; a. Pada masa transisi dari pola administrasi keuanagn ke implementasi pengelolaan keuangan, pada masa ini hal-hal baru dalam pengelolaan keuangan daerah belum sepenuhnya dipahami oleh pelaksana pengelolaan keuangan pada pemda jawa tengah b.Masih adanya PKD di Jawa Tengah yang memiliki pengetahuan akuntansi yang belum memadai c. Hal-hal baru yang ada dalam pengelolaan keuangan daerah belum sepenuhnya dipahami oleh pelaksana pegelolaan keuangan pada pemda Jawa Tengah d.Fungsi pemerikasaan intern belum melaksanakan fungsinya secara optimal, karena adanya tumpang tindih pelaksanaan pemeriksaan intern yang dilakukan oleh beberapa lembaga pemeriksa 3. Pengaruh faktor lain terhadap kinerja pemda Variabel independen pengawasan intern. Variabel independen pengelolaan keuangan daerah Variabel dependen tentang kineja pemerintahan daerah Analisis implementasi sistem akuntansi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Study Kasus Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Di Pemerintah Kota Bandung)

3 29 3

Pengaruh Pengawasan Intern Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Survei Pada Dinas-Dinas Di Kota Bandung)

0 2 8

Pengaruh Pengawasan Intern dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Survei pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Bandung)

11 37 65

Pengaruh Pengawasan Intern dan Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Survei pada Dinas SKPD Pemerintah Kota Bandung)

1 23 44

Pengaruh Pengawasan Intern Dan Fungsi Pemeriksaan Intern Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Survey Pada Dinas Di Pemerintah Kota Bandung)

1 21 121

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

0 5 16

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH : Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung.

0 4 54

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH : Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung - repository UPI S PEA 1006670 Title

0 0 5

PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR (Survey pada DPPKAD Kabupaten Karanganyar)

0 2 11

PENGARUH PENGAWASAN INTERN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH ( Penelitian Pada Pemerintah Kabupaten Jepara)

0 0 19