4.4 Pola Asuh Permissif Tidak Peduli permissive indifferet parenting
Orang tua jenis ini tampaknya tidak peduli tentang anak-anak mereka, karena membiarkan anak-anak mereka melakukan apa yang
diinginkan. Namun, orang tua tersebut melakukannya karena ketidakpedulian. Hal tersebut seringkali terjadi karena orang tua
mengalami stres atau karena anak-anak yang tidak mereka inginkan.
Menurut Santrock 2003:186 pola asuh permisif tidak peduli adalah suatu pola dimana orang tua sangat tidak ikut campur dalam
kehidupan anak. Remaja yang orang tuanya menerapkan pola asuh ini biasanya tidak cakap secara sosial, mereka menunjukkan
pengendalian diri yang buruk dan tidak bisa menangani kebebasan dengan baik.
Berdasarkan pendapat tersebut, pola asuh permissif tidak peduli sering membuat anak cenderung menjadi pemberontak. Mereka
berpikir mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan, dan tidak ada orang yang akan mempedulikan apa yang akan ia lakukan.
Anak akan sedikit sekali memiliki penghargaan terhadap orang lain, lebih cenderung melakukan hal-hal yang dapat memuaskan
keinginannya saja.
Baumrind Leong, 2008: 325
melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja yang tumbuh dalam pola
asuh ini cenderung memiliki resiko untuk berperilaku negatif. Singkatnya, mereka sering memiliki masalah psikologis dan perilaku
seperti perilaku kekerasan, rendahnya kemampuan mengatasi frustasi, dan regulasi emosi yang rendah. Serta tumbuh dengan masalah
fungsi sosial dan pendidikan.
5. Aspek-aspek pola asuh orang tua
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua memiliki unsur-unsur penting yang dapat mempengaruhi pembentukkan pola asuh pada anak. Hurlock
2010: 85, mengemukakan bahwa dalam pola asuh orang tua memiliki aspek-aspek berikut ini:
a. Peraturan Tujuan adanya peraturan adalah untuk membekali anak dengan
pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Hal ini berfungsi untuk mendidik anak bersikap lebih bermoral. Karena
peraturan memiliki nilai pendidikan mana yang baik serta mana yang tidak, peraturan juga akan membantu mengekang perilaku yang tidak
diinginkan. Peraturan haruslah mudah dimengerti, diingat dan dapat diterima oleh anak sesuai dengan fungsi peraturan itu sendiri.
b. Hukuman Hukuman merupakan sanksi pelanggaran. Hukuman memiliki tiga
peran penting dalam perkembangan moral anak. Pertama, hukuman