Kadar Air Tanah SIMULASI PEMANENAN AIR HUJAN UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea Mays)

1. Fungsi pertumbuhan tanaman dengan regresi

Fungsi pertumbuhan tanaman dilakukan dengan cara menganalisis data tinggi tanaman diperoleh dari penelitian Muamar, 2012 menggunakan regresi polynomial. Data dari hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan simulasi pemanenan air hujan.

2. Validasi K

c Validasi koefisien tanaman K c ditaksir dengan menggunakan model persamaan yang dikembangkan oleh Allen dkk, 1998. Model tersebut dirumuskan dengan Persamaan 11 sebagai berikut : a - - min - 11 Keterangan : K c tab : Nilai K c berdasarkan tabel dari FAO U 2 : Nilai kecepatan angin rata-rata harian ms RH min : Nilai rata-rata kelembaban udara minimum h : Tinggi tanaman m menggunakan regresi linear dimana : hst. Hasil perhitungan K c model selanjutnya dihitung kesalahan relatif nya dengan menggunakan Persamaan 12. | | 12 Tingkat keandalan model tersebut, dinilai dari besarnya RMSE root means square error yang dirumuskan pada Persamaan 13. RMSE = √ ∑ - 13 K c tersebut selanjutnya digunakan untuk memprediksi ET c model. ET c model dihitung dengan menggunakan Persamaan 2. ET c model kemudian dibandingkan dengan ET c pengukuran Muamar, 2012. Kesalahan relatif pada perhitungan ET c model dihitung dengan menggunakan Persamaan 12. ET c pengukuran dan data ET c model selanjutnya diuji tingkat keandalannya menggunakan Persamaan 13 dan ditampilkan dengan kurva 45 .

3. Validasi model

Validasi model meliputi kadar air, evapotranspirasi harian dan kumulatif, limpasan dan perkolasi. Validasi model dilakukan dengan cara membandingkan data pengukuran Muamar, 2012 dan model. Validasi model selanjutnya ditampilkan dengan program vissim.

D. Deskripsi Sistem Pemanenan Air Hujan

Model pemanenan air terdiri dari 1ha lahan dan satu kolam dengan kedalaman 3m yang berfungsi untuk menampung air hujan. Model tersebut disajikan pada Gambar 2. Kadar air lahan akan meningkat ketika terjadi hujan dan di irigasi, dan sebaliknya kadar air lahan akan turun karena evapotranspirasi dan perkolasi. Ketika kadar air lebih dari kapasitas lapang, maka air akan mengalir sebagai perkolasi dan ketika lebih kecil dari kapasitas lapang maka penurunan air tanah terjadi karena proses evapotranspirasi.