Latar Belakang Pengukuran Kepuasan dan Motivasi Dalam P

ABSTRAK Twitter merupakan salah satu Social Networking Sites SNS yang kini banyak digunakan banyak orang. para pengguna twitter mempunyai berbagai motivasi dalam penggunaan twitter. berbagai motivasi yang kami temukan antara lain adalah motivasi personal needs, social needs, dan information seeking. dengan mengacu pada jurnal oleh Phillip R. Johnson Sung Un Yang yang berjudul Uses and Gratifications of Twitter: An Examination of User Motives and Satisfaction of Twitter Use. kami menganalisa fenomena penggunaan twitter pada kalangan mahasiswa S1 FISIP UI dengan menggunakan teori Uses and Gratification untuk mengetahui motivasi dan kepuasan mahasiswa dalam menggunakan twitter. Kata kunci: Uses and Gratfication Theory, Social Networking Sites, Twitter, Motivasi, Kepuasan BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehadiran media sosial atau social network sites SNS telah membuat karakteristik penyebaran informasi dalam menghubungkan antar individu menjadi lebih interaktif sehingga bersifat Web 2.0. Penggunaan media sosial melalui medium internet diprediksikan dalam penelitian Ruggiero 2000 bahwa penggunaan internet bersifat transformatif dan berperan dalam perubahan penggunaan media oleh pengguna dan perilaku sosial. Hal tersebut dapat dibenarkan dengan adanya motivasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui pemenuhan kebutuhan informasi oleh pengguna sosial media. Sehingga jelas dengan keberagaman motivasi dan ekspektasi dari penggunaan media sosial yang berbeda – beda, menyebabkan tujuan penggunaan media dan perilaku sosial pengguna yang juga turut beragam. Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran “user-generated content”. Sedangkan menurut Racke and Bonds-Racke, social network sites SNS adalah wadah virtual yang mengumpulkan seluruh pengguna dari sosial media menjadi sebuah populasi yang lebih spesifik dan membentuk banyak komunitas yang tidak dapat ditemukan diluar dari pengaturan secara online. Munculnya konsep ‘user-generated content’ ini menandakan bahwa adanya interaktivitas oleh pengguna secara aktif melalui penggunaan internet termasuk penggunaan situs jejaring sosial dalam mencari, mengakses dan memproduksi informasi sesuai motivasi, kebutuhan dan ekspektasi kepuasan atas penggunaan sosial media tersebut sesuai apa yang ia harapkan. Beberapa contoh dari social network sites yang saat ini digunakan secara luas oleh khalayak, seperti Facebook, Twitter, dsb. Beberapa data menunjukkan pengguaan sosial media menunjukkan angka yang signifikan melalui sumber Worldwide Social Network Users 2013: Forecast and Comparative Estimates Report, bahwa pengguna sosial media di dunia telah mencapai 3,2 miliar pengguna yang berarti 48 dari total populasi di dunia dengan rasio perbandingan 1 satu dari 4 empat orang di dunia merupakan pengguna sosial media. Fenomena penggunaan akun media sosial sebagai bentuk baru dalam melakukan kegiatan komunikasi di Indonesia, tercatat pengguna sosial media aktif sekitar 55 juta jiwa dengan penetrasi pengguna sosial media di Tanah Air sekitar 22,1 dari total populasi Indonesia sebanyak 248,64 juta jiwa. Keberadaan angka ini turut menyumbang 2,3 pengguna sosial media merupakan berasal dari Indonesia, dengan jumlah total akun sebanyak 19,5 juta. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia di peringkat kelima dalam jumlah akun, setelah sebelumnya diikuti oleh Inggris Raya yang berhasil berada di peringkat keempat dengan 23,8 juta akun, Jepang di peringkat ketiga dengan 29,9 juta akun, Brasil di peringkat kedua dengan 33,3 juta akun, dan Amerika Serikat di peringkat pertama dengan 107,7 juta akun. Melalui data tersebut, menunjukkan bahwa adanya motivasi tertentu dibalik penggunaan dan pemilihan pemenuhan kebutuhan komunikasi serta ekspektasi kepuasan melalui penggunaan akun sosial media. Kemunculan fenomena penggunaan situs sosial media menjadi salah satu bentuk media baru dalam memenuhi kebutuhan informasi sebagai alternatif dari pengguaan media konvensional, menimbulkan pertanyaan apakah penggunaan sosial media sebagai media baru dalam pemenuhan kebutuhan informasi sesuai motivasi dan ekspektasi kepuasan yang ia miliki dapat diukur melalui sudut pandang teori komunikasi Uses and Gratifications Theory. Pada awal sejarah penelitian komunikasi, pendekatan dikembangkan untuk mempelajari gratifikasi yang menarik khalayak dalam jenis media media konvensional dan jenis konten yang memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis mereka Cantril, 1942. Hal tersebut kemudian dibantah oleh Agustin J. Gallion Indiana University – Purdue University Fort Wayne; dalam jurnalnya yang berjudul ‘Applying the Uses and Gratifications Theory to SNS: A Reveiew of Related Literature’ melihat perkembangan dan pertumbuhan penggunaan social sites networking saat ini telah menarik perhatian sejumlah peneliti komunikasi dengan menggunakan Uses and Gratifications Theory untuk menjelaskan mengapa pengguna menemukan ketertarikan terhadap penggunaan dari bentuk media baru tersebut. Penggunaan Uses and Gratifications Theory dalam penggunaan situs sosial media, menurut Park et al 2009 dan La Rose and Eastin 2004 dapat diklasifikasikan kedalam faktor – faktor berikut; yaitu fungsi sosializing, entertainment, self-status seeking, dan information. Pada dasarnya teori ini berusaha untuk menemukan motif dan kepuasan yang sesuai dengan apa yang pengguna inginkan dalam menggunakan sosial media sesuai dengan 4 faktor yang mendukung penggunaan teori uses and gratifications dalam konteks penggunaan sosial media. Hasil penelitian yang sebelumnya membahas mengenai teori uses and gratifications dalam penggunaan sosial media dilakukan pada tahun 2009 oleh Phillip R. Johnson, Sung Un Yang dari Syracuse University, New York membuat penelitian berjudul Uses and Gratifications of Twitter: An Examination of User Motives and Satisficatication of Twitter Use. Mereka menyebarkan kuesionaer secara online, dengan 90 responden tinggal di Amerika Serikat, dan 10 lainnya tersebar di Kanada, Inggris Raya, dan Australia. Penelitian ini berusaha untuk mecari tahu mengenai perbandingan antara ekspektasi kepuasan pengguna twitter dengan kepuasan akhir yang mereka dapatkan. Di dalam motif sosial mereka, ekspektasi berjumlah 25,3 sementara kepuasan yang diperoleh adalah 28,8, sedangkan pada motif informasi ekspektasi adalah 16,2 dan kepuasan yang diraih adalah 17,3. Maka, kepuasan yang diperoleh dari penggunaan Twitter lebih tinggi daripada ekspektasi kepuasannya bagi para responden. Atas dasar penggunaan Uses and Gratifications Theory oleh peneliti komunikasi Phillip R. Johnson dan Sung Un Yang sebelumnya dalam melihat motivasi dan penggunaan sosial media oleh khalayak dalam penggunaan situs media sosial Twitter, mendorong kami untuk meneliti bagaimana apabila motivasi dan ekspektasi terhadap penggunaan sosial media Twitter diaplikasikan dalam konteks Indonesia; khususnya dalam lingkup kecil di kalangan mahasiswa FISIP UI saat ini. Dengan merujuk kepada 2 dua faktor kebutuhan penggunaan social networking sites SNS dalam pengaplikasian uses and gratifications theory, yaitu; kebutuhan sosialiasi dan kebutuhan informasi, dapat membantu kami dalam memetakan bagaimana gratifikasi dan kepuasaan penggunaan media sosial dengan berfokus pada sosial media Twitter berdasarkan motif sosial dan motif informasi yang dimiliki. Dengan menggunakan tiga variable utama, yaitu dua variable independent Gratifikasi yang diharapkan Gratification Sought dan Penggunaan Twitter Twitter Use , yang tidak saling mempengaruhi satu sama lain, namun keduanya mempunyai pengaruh terhadap variable dependent, Gratifikasi yang didapatkan Gratification Obtained.

1.2 Rumusan Masalah