AKHLAK KEPADA ALLAH SWT DAN RASULULLAH SAW
I. Pengertian Akhlak
dalam kehidupan sehari-hari, manusia tentu tidak bisa hidup sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan yang
lainnya. Tidak hanya kepada manusia lainnya, namun juga kepada seluruh makhluk hidup yang ada di bumi ini. Hal ini juga tak terkecuali kepada
sang pencipta yaitu Allah SWT.
Dalam berinteraksi, kita tentu harus memiliki batasan, yang baik dan yang salah sehingga hubungan kita dapat terjaga dengan baik. Batasan yang
tanpa disadari dimiliki masing-masing manusia ini adalah akhlak. Secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Akhlak adalah budi
pekerti atau kelakuan[1]. Jika dilihat secara sejarahnya di Indonesia, Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu [قلخ] jamaknya [قلخأ] yang jika
diartikan berarti perangai atau tabiat. Sementara itu, imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin mendefinisikan bahwa akhlak adalah sifat
yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan[2].
Dari pengertian-pengertian yang diberikan secara formal diatas, dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah segala sesuatu sifat yang telah
tertanam dalam diri yang dijadikan patokan dalam bertindak. Akhlak inilah yang perlu kita jaga baik-baik dalam berinteraksi dan berhubungan
dengan yang lainnya, termasuk kepada Allah SWT. Dalam berinteraksi dan berhubungan, seseorang harus mengetahui akhlak yang baik dan
menerapkannya dan menjauhkan diri dari akhlak yang tercela. Jika hal ini dapat dijalankan, tentu hubungan kita akan dapat terjaga dengan baik.
II. Latar Belakang Akhlak Kepada Allah SWT dan
Rasulullah SAW
Sebelum berakhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, kita tentu perlu mengetahui dasar dalam berakhlak. Sebagai seorang muslim, sudah pasti
kita memahami bahwa Allah SWT yang menciptakan seluruh dunia termasuk isinya. Berangkat dari keyakinan ini, kita juga mempercayai
bahwa Rasulullah SAW merupakan imam kita yang sudah seharusnya kita patuhi dan contoh perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari hal
diatas, kita dapat melihat bahwa sesungguhnya akhlak kita kepada Allah
SWT merupakan akhlak utama seorang muslim sebelum melangkah kepada akhlak-akhlak terhadap makhluk lainnya. Jika diibaratkan, ketika
seseorang berakhlak baik kepada Allah, maka akhlaknya terhadap lainnya pasti akan baik, namun ketika akhlak kepada Allah SWT tidak baik, maka
yang lainnya juga akan begitu. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang muslim untuk memiliki akhlak yang baik kepada Allah SWT.
Setidaknya, ada 4 asalan seorang muslim harus berakhlak kepada Allah SWT:
Pertama, karena Allah SWT –lah yang menciptakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari air yang dikeluarkan dari tulang punggung dan
tulang rusuk, hal ini sebagaimana di firmankan Allah SWT dalam surat At- Thariq ayat 5-7, sebagai berikut :
ررظ ظ ننييــلنافي
ن ظ اس
ي ننلن ر ا
م م مر
ق ي لرخ
ظ ۵
ق ي لرخ
ظ ن
ن مر ءءآمي
ق ء فرادي
۶ جظرظخنيي
ن ن مر
ن ر ينبي
ب ر لنص
ص لا ب
ر ئرآريتملاوي ۷
Artinya : “5. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?, 6. Dia diciptakan dari air mani yang terpancar, 7. Yang
terpancar dari tulang sulbi punggung dan tulang dada”.
Kedua, karena Allah SWT –lah yang telah member perlengkapan panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal fikiran dan hati sanubari,
disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah SWT dalam syrat An-Nahl ayat 78 :
هظللاوي م
ن ك ظ جيريـخأي
ن ن مر
ن ر ونط
ظ بظ م
ن ك ظ تراهيممأظ
ل ي
ن ي ونمظليعنتي
ائئينش ي
, ل
ي عيجيوي م
ظ ك ظ لي
عيمنس م لا
رياص ي بنلن
ي اوي ةيديئرفنلن
ي اوي ,
م ن ك
ظ لمعيـلي ن
ي ونرظك ظ ش
ن تي ۷۸
Artinya : “78. Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan DIa memberikan kamu
pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”.
Ketiga, karena Allah SWT –lah yang menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah SWT dalam surat Al-Jasiyah ayat 12-13 :
هظللا ي
ن ذرلما ريخمس
ي م
ظ ك ظ لي
ريحنبيلنا ي
ي ررج ن تيلر
ك ظ لنفظلنا
هرينفر هرررمنأ
ي بر اونغظتيبنتيلروي
ن ن مر
هرلرض ن في
م ن ك
ظ لمعيليوي ن
ي ونرظك ظ ش
ن تي ۱۲
ريخمس ي وي
م ن ك
ظ لي امي
ىفر ت
ر اوياميس م لا
اميوي ىفر
ض ر
رنلن ي ا
اعئينمرجي هظننمر
, ن
م إر ىفر
ك ي لراذي
تاييلر م
ء ونقيلر ن
ي ونرظك م فيتييي
۱۳
Artinya : “12. Allah -lah yang menundukkan laut untuk mu agar kapal- kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-NYa, dan agar kamu
bersyukur, 13. Dan Dia menundukan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya sebagai rahmat dari -Nya.
Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berfikir.
Keempat, Allah SWT –lah yang memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan daratan dan lautan. Firman Allah SWT dalam surat Al-Israa’
ayat 70 :
د ن قيليوي
انيمنرمكي ي
ن نربي ميديأ
م ن هظانيلنميح
ي وي ىفر
رربيلنا ررحنبيلناوي
م ن هظانيقنزيريوي
ن ي مر
ت ر ابييرط
م لا م
ن هظانيلنض م فيوي
ىليع ي
رءبنثركي ن
ن مممر انيقنليخي
ل ئ ينض
ر فنتي ٧٠
Artinya : “70. Dan sungguh, Kami telah muliakan anak-anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut dan Kami beri mereka rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di ats banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”.
Akhlak kepada Rasulullah SAW juga tentu harus kita pahami dengan baik. Beliau adalah tuntunan kita sebagai muslim didunia ini, bahkan beliau
diberi gelar kekasih Allah karena perilaku dan tindakan beliau yang selalu baik dan patut kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Dalam suatu
hadits, Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW. Aisyah menjawab, Akhlak Nabi SAW adalah Alquran. HR
Muslim.
Dari beberapa dasar diatas, sudah tentu kita harus bisa menerapkan akhlak yang baik kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
III. Akhlak Kepada Allah SWT