berupa rangkaian patahan step of fault lebih dominan mengontrol di Blok Timur Kamojang Kamah, 2003.
Gambar 5. Profil zona produktif reservoir area Kamojang
2.7. Manifestasi Panasbumi di Lapangan Kamojang
Manifestasi panas bumi di lapangan Kamojang terdiri dari pemunculan mata air panas, fumarol, lumpur panas dan tanah panas terdapat di Kawah Manuk,
Kawah Berecek, Kawah Kamojang dan Kawah Saat. Temperatur fumarol tertinggi adalah 141°C terdapat di Kawah Cibereum kira-kira 700 m sebelah
utara-timurlaut NNE dari daerah manifestasi yang di sebut sebelumnya. Hampir seluruh manifestasi di daerah ini mempunyai debit dan pH yang
rendah. Terdapat 5 sumur bor dengan kedalaman maksimum 128 meter dibor
pada zaman Belanda Stehn, 1929 dan salah satu diantara sumur itu adalah sumur KMJ-3 masih mengeluarkan uap dengan temperatur 140°C.
Di lapangan Kamojang telah terjadi aktivitas hidrotermal pada beberapa litologi seperti lava andesit, debu vulkanik, tuf dan lain-lain. Pengamatan
petrografi dari contoh inti dan serpihan beberapa sumur menunjukkan adanya proses-proses hidrotermal dengan munculnya mineral-mineral hidrotermal
secara melimpah. Mineral hidrotermal seperti illit, monmorillonit, kalsit, khlorit, pirit dan
kuarsa muncul dengan melimpah. Mineral-mineral anhidrit dan walrakit muncul dengan jumlah menengah. Sedang mineral-mineral leukoxen, serisit,
siderite, sphene, adularia, epidot dan pirhotit muncul dengan jumlah sedikit. Pemunculan melimpah dapat terlihat pada 150 meter sampai kedalaman suatu
sumur. Sedang yang pemunculannya menengah dan jarang pada kedalaman lebih dari 600 meter. Khusus untuk anhidrit muncul pada kedalaman relative
dangkal, maksimum 400 meter. Hadirnya mineral anhidrit menyatakan bahwa air di lapangan Kamojang kaya akan sulfat.
Mineral-mineral lain hasil proses hidrotermal seperti lempung, silika, kalsit dan pirit mempengaruhi batuan piroklastik terubah, lava andesit terubah serta
breksi berubah, dan menjadikannya sebagai batuan tudung yang baik. Kehadiran mineral hidrotermal seperti albit dan epidot pada beberapa lapisan
berpengaruh terhadap permeabilitas, sehingga membentuk zona berpori.
Satuan batuan yang mempengaruhinya adalah lava andesit terubah, tuf berubah dan breksi terubah yang bertindak sebagai batuan reservoir.
Dari paragenesa mineral-mineral hidrotermal, temperatur reservoir dapat dihitung, yang dapat mencapai 250
o
C, bahkan lebih besar. Browne dengan cara yang sama telah mengukur temperatur reservoir lapangan Kamojang,
hasilnya berkisar antara 230-300
o
C. Studi inklusi cairan pada contoh inti di lapangan Kamojang, mendapatkan
harga temperatur 210-268
o
C. Hasil pengukuran temperatur di lapangan menunjukkan harga maksimum 240
o
C, sehingga dapat disimpulkan bahwa lapangan Kamojang saat ini dalam proses pendinginan.
VI. KESIMPULAN 6.1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil pengolahan data dan sanalisis model adalah sebagai berikut:
1. Peta anomali Bouguer tinggi berada pada bagian Tengah sedangkan
Anomali Bouguer rendah berada mulai dari bagian Barat Laut menyebar hingga ke bagian Tenggara daerah penelitian.
2. Dari pemodelan inversi 3D menunjukkan bahwa ;
a Reservoar panas bumi terdapat pada bagian Utara dan Selatan daerah
penelitian yang memiliki densitas antara 2,5 – 2,7 grcm
3
berupa batuan piroklastik gunungapi pada kedalaman antara 700 m.
b Sumber panas heat source daerah prospek panas bumi berada pada
bagian Tengah daerah penelitian, dengan nilai densitas total 2.8 grcm
3
, berada pada kedalaman antara 4000 m DBMTS.
3. Pola struktur sesar yang dihasilkan dengan analisa SVD lebih kompleks
dibanding dengan pola sesar dari peta geologi daerah penelitian. 4.
Pola kemiringan sesar dapat ditentukan dengan melihat arah kemiringan dari kurva anomali gaya beratnya dan kurva SVD.