B. Keragaan Usahatani
1. Pola Tanam di Kecamatan Ketapang
Pada umumnya, petani jagung responden menanam jagung pada lahan sawah tadah hujan satu kali dalam setahun. Waktu penanaman jagung di
daerah penelitian tidak serempak. Sebagian besar petani jagung responden melakukan penanaman mulai bulan Oktober 2008 atau November 2008
saat memasuki musim hujan dan juga bulan Maret 2009 atau April 2009 ketika masih ada hujan turun. Pemanenan biasanya dilakukan pada bulan
Februarui hingga Maret 2009 dan juga bulan Juli hingga Agustus 2009. Pada bulan Agustus hingga Oktober 2009 tidak ada yang menanam jagung
lahan dibiarkan atau diberakan karena alasan takut gagal karena pada bulan-bulan itu diperkirakan sedang musim kemarau, maka petani takut
tanaman jagungnya kering dan tidak menghasilkan. Pola tanam yang dilakukan oleh petani jagung responden selama satu tahun, seperti
disajikan pada Gambar 4.
Jagung Jagung
Bera
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Gambar 4. Pola tanam jagung di Kecamatan Ketapang
Lampung Selatan, tahun 20082009
2. Budidaya Jagung di Kecamatan Ketapang
Proses usahatani jagung di Kecamatan Ketapang diawali dengan proses persiapan lahan. Petani jagung responden melakukan persiapan lahan
untuk usahatani jagung dengan menggunakan tenaga manusia, yang meliputi pembersihan lahan dari gulma atau sampah, pencangkulan untuk
membuat larikan. Pengolahan tanah dengan pencangkulan dilakukan karena kondisi lahan yang berada di lereng gunung dan tekstur tanah yang
berbatu, sehingga ada beberapa responden yang melakukannya dengan menyemprotkan herbisida untuk menghilangkan gulma baru setelah itu
dibuat larikan. Setelah itu, dilanjutkan dengan melakukan penanaman. Jarak tanam yang
sering digunakan oleh petani responden adalah 20 cm x 70 cm, 25 cm x 75 cm, atau 25 cm x 80 cm. Penanaman dilakukan di lahan larikan yang
sudah disiapkan sebelumnya. Jumlah benih rata-rata yang digunakan adalah 1 biji per lubang.
Kegiatan selanjutnya adalah pemupukan. Pemupukan sangat tergantung
pada kesuburan tanah dan varietas jagung yang ditanam. Sebagian besar petani melakukan pemupukan sebanyak dua tahap. Pemupukan pertama
menggunakan pupuk urea dan NPKPhonska atau pupuk urea dan SP- 36TSP. Pemupukan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 15
– 20 hari dengan dosis setengah pupuk urea dan NPKPhonska atau SP-36TSP.
Pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 40 – 60 hari
setelah tanam menggunakan pupuk urea dan NPKPhonska atau pupuk urea dan SP-36TSP dengan dosis sisanya. Beberapa petani ada yang
menambahkan pupuk KCL. Namun karena harga pupuk KCL tergolong mahal, hanya ada beberapa petani saja yang menggunakan pupuk tersebut.
Dalam kegiatan usahatani jagung, ada sebagian petani responden yang menggunakan pestisida untuk mengatasi gulma, hama, dan penyakit yang
menyerang tanaman. Untuk memberantas gulma, sebagian besar petani menggunakan herbisida jenis gramoxone. Untuk mengatasi serangan
hama seperti belalang, kutu, dan ulat, petani mengunakan insektisida jenis matador, sidametrin, furadan,
atau regent, sedangkan untuk hama tikus, petani menggunakan pospit berupa serbuk yang dicampur dengan gabah
dan disebarkan di sekitar lahan. Pada umumnya, petani jagung responden melakukan pemanenan saat
jagung berumur 105 – 115 hari setelah penanaman. Panen jagung
dilakukan secara manual, yaitu dengan cara menebas batang jagung, ada pula yang memotong atau memutar tongkol berikut kelobot jagung.
C. Produksi dan Penggunaan Sarana Produksi