xli
dibandingkan tahun 2010 dengan tahun 2011 terjadi kenaikan rasio sebesar 1,82 yang disebabkan oleh terjadinya kenaikan laba bersih sebelum pajak perusahaan.
C. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio
aktivitas ini melibatkan perbandingan antar tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat
keseimbangan yang layak antar penjualan dan berbagai unsure aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Aktiva yang rendah pada tingkat
penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. 1.
Total Assets Turn Over Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi
penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu Syamsuddin, 2009:19. Total assets turn over ini penting bagi
para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya
penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan. Rumus untuk menghitung Total Assets Turn Over dapat digunakan sebagai
berikut : Total Assets Turn Over = Penjualan
Total Aktiva
xlii
Tabel 3.8 Total Assets Turn Over
Komponen Laporan Keuangan 2010
2011
Penjualan 5.519.581.879.493
6.451.118.061.056 Total Aktiva
7.201.591.422.486 9.018.357.260.004
Total Assets Turn Over Tahun 2010 = 5.519.581.879.493 7.201.591.422.486
= 0,77 kali Total Assets Turn Over Tahun 2011 = 6.451.118.061.056
9.018.357.260.004 = 0,72 kali
Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka diketahui bahwa Total Assets Turnover perusahaan pada periode tahun 2010 menunjukkan keadaan 0,77 kali.
Artinya dana yang tertanam pada keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar 0,77 kali atau setiap Rp 1,00 aktiva selama satu tahun menghasilkan
revenue pendapatan sebesar Rp. 0,77. Pada tahun 2011 dana yang tertanam pada keseluruhan aktiva dalam satu
tahun perputarannya 0,72 kali atau setiap 1,00 aktiva selama satu tahun menghasilkan revenuependapatan sebesar Rp0,72. Bila dibandingkan dengan
tahun 2010, tahun 2011 mengalami penurunan 0,05 kali, sehingga turun pula tingkat efektivitas dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Maka dapat
disimpulkan bahwa Total Assets Tunover pada PT. Perkebunan Nusantara III periode tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan.
xliii
2. Working Capital Turn Over
Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya
penjualan dalam rupiah yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja Sawir, 2009:16.
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha.periode perputaran
modal kerja working capital turn over period dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai dimana saat
kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya turn over rate-nya. Berapa lama
periode perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.
Rumus untuk menghitung Working Capital Turn Over dapat digunakan sebagai berikut :
Working Capital Turn Over = Penjualan
Aktiva Lancar – Hutang Lancar
Tabel 3.9 Working Capital Turn Over
Komponen Laporan Keuangan 2010
2011
Penjualan 5.519.581.879.493 6.451.118.061.056
Aktiva Lancar 1.707.554.451.751 2.388.855.261.533
Hutang Lancar 1.378.144.413.619 2.082.890.151.582
Working Capital Turn Over Tahun 2010 = 5.519.581.879.493
1.707.554.451.751-1.378.144.413.619 = 16,76 kali
xliv
Working Capital Turn Over Tahun 2011 = 6.451.118.061.056
2.388.855.261.533-2.082.890.151.582 = 21,08 kali
Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka diketahui bahwa Working Capital Turnover perusahaan pada periode 2010 menunjukkan keadaan 16,76 kali.
Artinya dana yang tertanam pada modal kerja dalam satu tahun berputar 16,76 kali atau setiap Rp 1,00 modal kerja selama satu tahun menghasilkan revenue atau
pendapatan Rp 16,76 . Pada tahun 2011 dana yang tertanam pada modal kerja dalam satu tahun
perputarannya 21,08 kali atau setiap Rp 1,00 modal kerja selama setahun dapat menghasilkan revenue sebesar Rp 21,08. Bila dibandingkan dengan tahun 2010,
maka dana yang tertanam tahun 2011 mengalami kenaikan 4,31 kali sehingga efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya meningkat.
3. Fixed Assets Turn Over
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang
tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan
oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap Sawir, 2003 : 17. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan
menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat rendah, kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau
ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan
xlv
halhal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti
semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Rumus untuk menghitung Fixed Assets Turn Over dapat digunakan sebagai
berikut: Fixed Assets Turn Over = Penjualan
Aktiva Tetap
Tabel 3.10 Fixed Assets Turn Over
Komponen Laporan Keuangan 2010
2011
Penjualan 5.519.581.879.493
6.451.118.061.056 Aktiva Tetap
1.326.975.883.144 1.884.865.106.250
Fixed Assets Turn Over Tahun 2010 = 5.519.581.879.493 1.326.975.883.144
= 4,16 kali Fixed Assets Turn Over Tahun 2011 = 6.451.118.061.056
1.884.865.106.250 = 3,42 kali
Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka diketahui bahwa Fixed Assets Turnover perusahaan pada periode tahun 2010 menunjukkan keadaan 4,16 kali.
Artinya dana yang tertanam pada keseluruhan aktiva t e t a p dalam satu tahun berputar 4,16 kali atau setiap Rp 1,00 aktiva selama satu tahun menghasilkan
revenue pendapatan sebesar Rp 4,16. Pada tahun 2011 dana yang tertanam pada keseluruhan aktiva dalam satu
tahun perputarannya 3,42 kali atau setiap 1,00 aktiva selama satu tahun
xlvi
menghasilkan revenuependapatan sebesar Rp 3,42. Bila dibandingkan dengan tahun 2010, tahun 2011 mengalami penurunan 0,74 kali, sehingga turun
pula tingkat efektivitas dalam menghasilkan pendapatan. 4.
Inventory Turn Over Invrentory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam
inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock Riyanto, 2008:334. Rasio perputaran
persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang
memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.
Rumus untuk menghitung Inventory Turn Over dapat digunakan sebagai berikut:
Inventory Turn Over = Penjualan Persediaan
Tabel 3.11 Inventory Turn Over
Komponen Laporan Keuangan 2010
2011
Penjualan 5.519.581.879.493
6.451.118.061.056 Persediaan
121.949.485.706 187.093.118.445
Inventory Turn Over Tahun 2010 = 5.519.581.879.493 121.949.485.706
= 45,26 kali
xlvii
Inventory Turn Over Tahun 2011 = 6.451.118.061.056 187.093.118.445
= 34,48 kali Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka diketahui bahwa Inventory
Turnover perusahaan pada periode tahun 2010 menunjukkan keadaan 45,26 kali. Artinya dana yang tertanam pada persediaan dalam satu tahun berputar 45,26
kali atau setiap Rp 1,00 aktiva selama satu tahun menghasilkan revenue pendapatan sebesar Rp 45,26.
Pada tahun 2011 dana yang tertanam pada persediaan dalam satu tahun perputarannya 34,48 kali atau setiap 1,00 aktiva selama satu tahun menghasilkan
revenuependapatan sebesar Rp 34,48. Bila dibandingkan dengan tahun 2010, tahun 2011 mengalami penurunan 10,78 kali, sehingga turun pula tingkat
efektivitas dalam menghasilkan pendapatan.
D. Rasio Profitabilitas